41 - ZiAron

96K 10K 1.5K
                                    

• Mau itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Mau itu

Aron dan Zia kini berjalan berdua menyusuri koridor kampus. Sebenarnya hari ini Aron tidak ada jadwal. Tapi demi memastikan Zia baik baik saja sampai kelas, ia memilih turun dan mengantarkan istrinya.

Keduanya terhenti di depan kelas Zia. Melepas tangan yang tadi saling bertautan dan Aron memindah posisi didepan Zia.

"Baik baik disini," ucap Aron lembut. 

"Gue pulang. Baik baik ya?" lanjut Aron tersenyum.

"Di ulang ulang terus kata katanya perasaan." cibik Zia.

Aron menghela nafas pelan.

"Kenapa? Pulang aja. Gapapa kok." sungguh Zia meyakinkan Aron.

Aron menarik tubuh Zia dalam pelukannya. Menghirup dalam dalam aroma tubuh Zia. Matanya terpejam penuh. Jujur saja. Hati Aron sangat tidak ikhlas meninggalkan Zia untuk sekarang.

"Kenapa?" tanya Zia menyerngit. Tidak ingin menolak, hanya merasa aneh.

"Nggak mau pulang. Mau deket deket sama Zia terus pengennya," akunya lirih.

Zia tersenyum sejenak. "Cuma sebentar. Nanti juga deket lagi. Nggak usah manja,"

Aron menghela nafas kembali. Ia mengangguk. Melepas pelukan dengan wajah cenderung merengut.

"Aku pulang." Zia mengangguk walaupun sedikit mengerut aneh.

"Hati hati. Lihat jalan, awas aja sampai nyungsep lagi."

Bibir Aron berkedut. "Iya. Aku pulang ya? Nanti janji jemput kamu. Baik baik juga oke? Sayang Zia." gemasnya kembali mengecup pelan kening Zia.

"Udah sana. Lama banget nggak pulang pulang,"

Aron mengangguk. "Dadah!"

Zia terkekeh pelan. Ia membalas lambaian tangan dari Aron. Sesaat, hidupnya benar benar berubah drastis karena sikap Aron.

"Ada ada aja," Zia geleng geleng melihat Aron yang masih senantiasa membalik balik tubuh menatapnya. Hingga kini laki laki itu lenyap.

Ia membalikkan tubuh, bergegas masuk kedalam kelas. Yang akhirnya tidak jadi saat tangan seseorang memberhentikan pergerakannya.

Zia menoleh kesamping dan melihat sosok Gisa disana. Langsung melepas tangannya dari gadis itu kemudian.

"Lo hamil?"

Suara itu memberhentikan langkah Zia. Sebenarnya tidak ingin menanggapi gadis itu. Tapi sepertinya sedikit perlu.

"Iya."

"Kenapa?" lanjutnya.

"Nggak kenapa napa sih. Siapa tau lo nipu Aron kan?" sahutnya angkuh.

Zia memainkan kepalanya sedikit. Menunggu Gisa berkata lagi.

ZiAron [END]Where stories live. Discover now