• Ketiganya yang Bertemu
Gibran
Sayang?
Nanti malem ada waktu senggang?Gak ada
Nggak bisa ketemu dong hari ini
Aku ke rumah kamu gimana?Eum
Gimana yaaahh?Ini bukan Zia ya?
Read.Aron langsung melempar ponsel milik Zia kebawah sana. Sedikit panik tapi bukan masalah besar. Tapi kenapa Gibran bisa langsung tahu yang membalas itu bukan kekasihnya?
"Hp gue kenapa dibawah?" todong Zia pada Aron saat melihat ponselnya berada dibawah karpet sana.
"Mati gue." batinnya. Aron lupa belum menghapus pesan yang ia kirim tadi.
"Gak tau jatuh sendiri." Zia mendelik malas. Ia pun kembali melanjutkan langkahnya mendekat setelah selesai mandi barusan.
"Lo ada kuliah pagi?" tanya Aron berusaha mengalihkan topik.
"Minggu kalo lo lupa."
"Oh lupa,"
Aron membulatkan mata saat melihat Zia akan mengambil ponsel itu. Secepat kilat ia menarik tangan Zia dan berakhir dengan Zia yang terhuyung dalam pangkuannya.
"Apa sih lo?!"
Aron mendekap Zia. Menyembunyikan kepalanya pada leher gadis itu dengan mata mendelik melihat kakinya menyembunyikan ponsel itu dibawah karpet. Pastinya penuh perjuangan.
"Lepas Aron. Lo ngapain sih?"
"Mau peluk gak boleh emang? Tinggal nurut apa susahnya sih."
"Lo belum mandi. Bau!"
"Enak aja!"
Kini keduanya saling bertatapan. Mata elang Aron menyorot lurus pada mata sipit Zia itu. Padahal ingin mengomeli tadi, tapi sekarang ia malah terbius dengan wajah damai Zia. Zia itu cantik. Benar benar cantik. Ia akui sekarang.
"Terpesona lo?" Aron mengangguk.
"Baru tau kalo punya istri mukanya gak main main."
Zia mencibik bibir geli yang kemudian membuang pandangan. Anehnya kini Aron ikut tersenyum melihat wajah Zia yang sudah merah padam itu.
YOU ARE READING
ZiAron [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. TERIMAKASIH] _________________________________________________ (16+) Hanya kisah kedua pasang remaja yang harus menikah karena suatu keadaan. Seorang lelaki yang mempertanggung jawabkan perbuat...