18 - ZiAron

97.7K 10.2K 383
                                    

• Istri Durhaka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Istri Durhaka

"ZIAJING!"

"ISTRI DURHAKA LO!"

"ARGH GUE BUNUH JUGA LO ZIAAA!"

Zia tertawa renyah hingga membuat perutnya sakit. Ia bergegas berlari memasuki rumah daripada kena semprot seorang lelaki yang baru saja guling guling diaspal karena sumpahnya.

Dengan ringisan kecil dan kaki sedikit pincang, Aron masuk kedalam rumah setelah memarkirkan motornya asal di depan rumah. Berwajah masam dengan dendam di ubun ubun pada istrinya itu. Ia benar benar jatuh karena sumpah Zia.

Zia duduk santai di sofa. Sedikit melirik Aron yang masih berjalan pelan penuh kesusahan dengan tawa yang ia tahan. Tidak tahu juga kenapa ucapannya ini sangat manjur. Ah mungkin sekarang jika Aron membuatnya kesal, ia akan menyumpahi laki laki itu lagi.

Aron duduk di sofa berbeda dari Zia. Melirik gadis itu yang kemudian membuang pandangan kembali. Sungguh. Jika Zia bukan istrinya sudah bisa di pastikan gadis itu akan hancur sekarang juga karenanya.

"Sakit ya?" Zia bersuara dengan kini yang sudah tidak meledek.

"Gak."

Zia mengangguk angguk. "Yaudah." Zia pun berdiri dan melenggang.

Aron memelotot saat itu juga. Ini maksudnya apa ini? Sudah membuatnya celaka dan sekarang akan meninggalkannya sendiri seperti ini?

Aron menahan tangan Zia menghentikan langkah gadis itu. "Lo tuh bisa gak buat gue emosi gak sih Zia?!" geram Aron.

Zia mengerutkan kening. "Emosi apa? Bikin lo nyungsep tadi? Ya salah siapa ninggalin gue. Gue juga gak tau kalo sumpah gue manjur."

"Seenggaknya lo peka sama keadaan gue. Obatin atau apalah. Ini malah di tinggal pergi gitu aja?" Frustasi Aron kesal menghempas tubuhnya kasar ke sofa.

"Dih, marah lo?" tanya Zia yang baru pertama kali melihat wajah Aron yang cemberut seperti ini.

"Ya lo mikir ajalah Zia. Gue luka ini. Di obatin. Ini malah di tinggal gitu aja. Ah anjing banget lo!" cerca Aron benar benar kesal. Entahlah ia juga tidak tahu kenapa sekesal ini.

"Kasar banget sih omongannya," Zia geleng geleng kepala.

"Biarin Zia anjing!"

Zia tertawa dan untuk kali pertamanya Aron melihat Zia tertawa di hadapannya.

"Padahal ini gue mau ambil kotak p3k. Lo aja yang udah nuduh macem macem mau ninggalin." ucap Zia yang melanjutkan langkahnya mencari p3k di nakas samping tv sana.

Aron terdiam. Membuang pandangan kesamping dengan sesekali meruntuki dirinya sendiri. Kenapa juga ia harus seperti tadi? Seperti berharap sekali Zia mengobatinya. Padahal lukanya juga sudah tidak terlalu sakit sekarang.

ZiAron [END]Where stories live. Discover now