51 - ZiAron

79.6K 8.3K 701
                                    

• Bintang Malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Bintang Malam

Zia mengutak atik ponselnya. Mengirim ribuan pesan pada Aron yang tak kunjung pulang hingga sore seperti ini. Padahal ucapnya laki laki itu pagi tadi akan pulang pukul 3 siang.

"Paling lagi kemana gitu zi, sabar." ucap Sasa yang berada di lesehan bawah sana.

"Iya. Zia sabar aja ya? Kak Aron pasti pulang kok." disusul Dea yang juga berada di rumah Zia.

Keduanya memang sangat sering kemari. Sekedar menemani Zia juga karena lebih asik jika berkumpul bersama. Tapi jika bertabrakan dengan jadwal kampus, Zia akan ditemani oleh sang mertua. Aron yang mengatur semuanya. Memastikan agar Zia tidak sendiri.

"Udah mau maghrib belum pulang. Kemana sih?" gerutu Zia sedikit cemas. Menghubungi sang suami juga tidak terhubung sejak tadi.

"Zia tenang. Nanti dedek bayinya ikut panik gimana?" polos Dea sambil menyentuh pelan perut Zia gemas.

"Aron nggak bisa di hubungin daritadi masak," balas Zia lesu.

"Nyetir paling." sahut Sasa sembari memakan camilan.

Zia berdehem panjang dan pasrah menunggu saja. Ia menghempas pelan tubuhnya pada sofa dengan pandangan yang masih senantiasa menatap kearah pintu besar sana.

"Hihi perut Zia lucu ya Sasa?" gumam Dea yang sejak tadi sudah asik sendiri dengan perut Zia. Gemas sepertinya.

"Kembar. Ada dedek bayi dua disini," lanjutnya lagi memencet mencet dengan jari telunjuknya.

"Aunty Dea jadi nggak sabar lihat kalian nanti."

Yang mendengarnya kini hanya tersenyum melihat celotehan itu.

Hingga kini suara pintu terbuka dan semua langsung menoleh kesana.

Melihat kedatangan seorang yang di nanti, Zia bangkit dan berlari kecil menghampirinya.

"Jangan lari, Zia."

Aron mengusap pelan kepala Zia yang sudah sampai didepannya itu.

"Kamu kemana aja? Hp kenapa nggak aktif? Kenapa baru pulang juga? Dari mana?" cerca gadis itu sedang mengomel.

Aron malah tersenyum geli mendengar omelan itu. Mengecup pelan bibir Zia yang membuat kedua sahabat Zia langsung memutar tubuh dengan gumaman istighfar.

Zia mencubit pelan perut Aron. "Ada temen aku Aron." tajamnya.

"Kamunya gemesin banget sih kalau lagi ngomel," diakhiri dengan cubitan gemas di hidung.

Wajah Zia semakin cemberut dibuatnya. Aron terkekeh dan mengacak acak rambut istrinya.

"Tadi pagi aku lihat vitamin kamu habis, jadi tadi ke rumah sakit dulu. Hp aku juga mati. Maaf ya nggak bisa ngabarin?" jelas Aron lembut.

ZiAron [END]Where stories live. Discover now