34 - ZiAron

97.3K 10.3K 585
                                    

"ARON BERHENTI GAK LO!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"ARON BERHENTI GAK LO!"

"ARON BEGO!"

"GILA!"

"SETANNNN!"

Aron tertawa melihat wajah Zia yang begitu kesal karena kelakuannya. Ia mengusap pelan rambut Zia agar membuat gadis itu sedikit menenang.

"Dari tadi nggak pernah serius. Nih liat, berantakan semuanya," omel gadis itu masih dengan wajah merengut.

"Iya iya. Ini serius, sini."

"Bisa sendiri." ketus Zia yang langsung merebut foundation pada tangan Aron. Kericuhan seperti ini terjadi karena kemauan Aron yang ingin membantu Zia menutupi bekas kemerahan di leher. Memaksa dan Zia menurut saja. Tapi naasnya Aron malah bermain main dengan foundation itu di leher Zia.

"Marah banget sih. Sini sini, gue aja," Aron menahan tangan Zia yang akan pergi itu.

"Nggak bercanda lagi Ziaaa," Zia memutar matanya malas.

Tangan Aron pun kini mengambil kembali foundation dan spon yang di pegang Zia. Yang kemudian mulai meratakannya menutupi leher Zia.

"Ini sakit nggak?" tanya Aron polos.

"Nggak,"

Oke, kalau begitu ia akan lebih banyak membuat tanda lain kali. Aron tersenyum jahil dengan tangan Aron yang masih senantiasa meratakan foundation di leher istrinya. Namun senyuman itu luntur saat mengingat sesuatu.

"Yang kemarin nggak bisa di cancel?"

Zia melirik. Alisnya tertaut. "Apa?"

"Yang itu, yang peraturan seminggu 2 kali doang," jelas Aron memberhentikan kegiatannya. Memang konyol. Aron juga dongkol. Kemarin malam Zia membuat peraturan baru hanya boleh 2 kali seminggu. Tapi tidak apalah. Yang terpenting tidak 1 kali seminggu.

"Nggak." santai Zia sembari melihat lehernya pada kaca yang ia pegang.

Aron menunduk menyembunyikan bibirnya yang sedikit maju. Kembali mendongak lalu menghela nafas.

"Kenapa nggak mau punya anak cepet?" pelan Aron tidak ingin membuat kericuhan apapun.

"Takut nggak keurus. Kita masih sama sama kuliah," jawab Zia.

"Gue ambil 4 semester bisa. Lo pun kalo mau putus kuliah nggak masalah juga. Ayah bunda juga dulu pernah bilang lo nggak kuliah pun hidup lo pasti terjamin." jelas Aron.

Zia menatap Aron penuh kini. "Tetep nggak bisa Aron. Jangan dibiasain juga maksa maksa istri."

"Hm," jawab Aron yang kemudian memutar posisi duduknya menghadap kedepan penuh.

"Marah lagi?"

"Kesel. Kenapa cuma 2 kali coba?"

Bibir Zia berkedut. Anehnya ia gemas sendiri dengan tingkah Aron yang sepertinya merajuk ini.

ZiAron [END]Where stories live. Discover now