48 - ZiAron

83.9K 8.6K 790
                                    

• Kembar

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

• Kembar

"Astaga Zia!"

Pekikan dari Aron membuat Zia terganggu dalam tidurnya.

"Bangun Ziaaa!"

Lagi, laki laki itu memekik histeris. Zia menggeliat kecil lalu membuka mata perlahan.

"Apa?" ucap Zia malas.

"Kemarin belum check up!" jawab laki laki itu dengan kehebohannya.

Zia semakin malas rasanya. Ia memilih memejamkan matanya kembali dan menggulingkan tubuh kesamping. Namun sayang, Aron sudah lebih dulu menahan tubuhnya untuk tetap menghadap dirinya yang sudah duduk sekarang.

"Aku udah check up kemarin." potong Zia sebelum Aron berhasil berkata.

Wajah Aron memerosot jatuh saat itu juga.

"Kok nggak ajak aku?"

"Kemarin jelas jelas ribut. Lupa?"

"Ya tapi,-

"Berisik Aron. Aku mau tidur lagi."

"Ziaaa," rengek Aron.

"Ayo check up lagi sayang. Aku kemarin belum lihat baby. Masak suami kamu nggak bisa lihat baby? Aaa nggak bisa! Aku harus lihat baby. Ayoo!" ronta Aron menarik narik tangan Zia.

"Ziaaa,"

"Zia gitu banget. Ayo bangun. Mandi. Kita ke rumah sakit lagi. Mau lihat anak aku. Zi,-

"YAALLAH ARON!"

Seketika laki laki itu terdiam. Mendengar bentakan dari Zia membuatnya seperti bocah yang sudah tak mempunyai keberanian apapun.

Zia bangkit dengan wajah sayu. Rambut yang acak acakan dan tatapan tajam menatap lelaki yang sudah menunduk dihadapannya.

"Kan udah aku bilang, aku udah check up kandungan Aron." ucap Zia berusaha sabar.

Aron mendongak. "Tapi aku belum lihat baby, Zia. Mau lihat baby juga. Dulu pernah bilang kan. Kalau check up harus ajak aku. Sama aku. Ini malah sendiri," yang diakhiri dengan tundukan lagi.

"Jangan marah. Nggak boleh marah marah." cicitnya lagi dengan tangan yang dimainkan di selimut sana.

Zia hanya diam. Hingga kini tangannya beralih pada nakas samping tempat tidur. Membukanya dan mengambil amplop cokelat disana. Tidak sampai situ, kini ia menyodorkan amplop itu pada Aron.

Aron kembali mendongak saat itu juga. Wajahnya yang tertekuk perlahan membentuk lengkungan indah. Sangat hafal dengan benda itu. Segera ia mengambil dan membukanya.

"Masih mau ngomel?"

Aron menggeleng melihat hasil usg Zia kemarin. Namun sedetik kemudian mengangguk.

ZiAron [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें