01 - ZiAron

351K 18.6K 554
                                    

Selamat datang-!!!

Selamat datang-!!!

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Awal

Cuaca malam ini tak kunjung bersahabat. Hujan tak henti hentinya membasahi bumi. Disusul aroma tanah yang membumbung tinggi ke udara, bahkan angin pun ikut mengibas kencang hingga menusuk ke indera penciuman. Sinar rembulan pun kini tak turut menghiasai langit.

Percikan air hujan terus membasahi tiap inci tangan seorang gadis yang kini berdiri tegak diatas balkon kamar rumahnya. Menatap hamparan jalan dengan redup. Tak sadar, satu tetes air mata membasahi wajahnya.

Matanya memejam. Merasakan sakit dihatinya yang semakin menjadi.

"Tuhan kenapa begini?" paraunya menatap teduh ke atas. Menghela nafas pelan dan kembali menatap kebawah.

Gadis yang masih memakai balutan gaun bewarna putih dengan rias wajah nan cantik itu perlahan melangkah keluar dari balkon kamar. Belum sempat ingin melangkahkan kaki untuk masuk kembali ke kamar, kini ia sudah di kejutkan oleh sosok yang tiba tiba muncul.

"Turun. Makan malam."

Zia mengangguk. "Gue mand,-" belum sempat Zia meneruskan perkataannya, lelaki yang mengajaknya bicara tadi sudah melenggang pergi.

Menggidik bahu acuh, Zia pun kini langsung menuju kamar mandi. Membersihkan diri dan baru turun untuk makan malam.

Beberapa menit berlalu, kini seorang gadis cantik dengan kaos kebesaran dan hotpant hitam yang tak terlihat turun dari atas tangga sana. Tangannya sibuk di belakang yang sedang menguncir rambutnya acak.

Zia duduk di depan Aron. Seorang yang baru saja menjadi suaminya pagi tadi.

Takdirnya begitu. Menikah dengan seorang yang belum ia kenal baik. Tidak pernah membayangkan juga hidupnya akan menjadi seperti ini. Menikah di usia yang masih terbilang cukup muda. 20 tahun yang bahkan kini ia masih duduk di bangku kuliah.

Hening. Satu kata yang menggambarkan keadaan sekarang. Saling diam dan bungkam dengan mulut yang sama sama menikmati makanan masing masing.

Hingga kini makanan sama sama habis pun mereka tetap membisu. Zia memberanikan diri menatap Aron. Laki laki tampan. Sangat tampan yang memiliki rahang tegas dan mata yang sangat indah. Biru gelap. Zia akui suaminya tampan.

Zia sedikit gelagapan saat mata biru gelap itu bertemu dengan mata cokelat terangnya. Aron menatapnya.

Memilih memutuskan kontak mata dan bangkit. Bergegas mengambil piring sisa keduanya dan ingin langsung ke dapur.

"Duduk. Gue mau ngomong." ucap Aron yang membuat kaki Zia yang akan melangkah terhenti.

Zia mengangguk. Ia pun duduk kembali.

ZiAron [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat