42. Celaka

173 81 142
                                    

Promosiin dan rekomendasiin cerita ini terus yaaa!

Happy reading<3

"Hidup ini ada pasang surutnya, ada sedih ada senangnya. Buat kamu yang sedih bersedih atau terluka, percayalah kamu akan bahagia. Entah itu di dunia, ataupun di alam sana."

***

Pagi harinya, Aleta melajukan mobilnya dengan sangat cepat, ia mengerutkan keningnya saat menginjak rem mobil. Sepertinya rem mobil Aleta blong.

"Ini rem-nya kenapa?" tanya Aleta kesal sambil terus menyetir dan menginjak rem-nya.

"Kenapa mobilnya nggak bisa berenti," cemas Aleta.

"Tuhan, apa ini saatnya?"

Saking sibuknya Aleta menginjak-nginjak rem mobil, ia sampai tak sadar bahwa ada mobil dari arah belakangnya.

Mobil itu melaju dengan sangat cepat, Alena. Mobil yang dikendarai oleh Alena sangat kencang, ia berniat mendorong mobil Aleta ke dalam jurang atau setidaknya menabrak pohon memakai mobilnya itu.

"Gue ngelakuin ini supaya lo nggak ngehancurin acara pernikahannya Thania sama Daru besok," ujar Alena lalu tertawa begitu saja. Tawanya terdengar menyeramkan.

"Bahkan, gue juga yang udah lepasin rem yang ada di mobil lo itu, Aleta." gumam Alena, ia menyiptakan seringai di bibirnya.

Alena terus melajukan mobilnya dengan kencang, kemudian dengan cepat ia menabrakan mobil Aleta dari belakang. Sehingga mobil Aleta menabrak pohon besar yang ada di depannya itu.

BRAK!

Setelah menabrak mobil Aleta, ia langsung membalikkan mobilnya ke jalan yang cukup sepi. Lalu melajukan mobilnya dengan cepat di susul dengan tawa yang menyeramkan, ia tak peduli dengan Aleta. Gadis itu malah berharap bahwa Aleta mati ditempat.

***

Nakula yang melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri terperengah dan terkejut, ia langsung menaikkan kecepatan motornya agar bisa menolong Aleta.

Nakula langsung menggedor-gedor kaca mobil Aleta yang ternodai dengan darah. "Aleta, buka kacanya!"

Nakula tak menyerah, ia langsung mengambil batu yang cukup besar lalu menggedor-gedor kaca mobil Aleta dengan batu.

Berhasil.

Nakula segera membawa Aleta ketempat yang lebih aman, karena mobilnya akan segera meledak.

Nakula telat, mobil itu akan meledak.

DUAR!

Punggung Nakula sedikit terkena ledakan dari mobil itu, sementara Aleta tak sadarkan diri. Hidung, tangan, tubuh bahkan kepala Aleta mengeluarkan darah yang cukup banyak. Dan sampai sekarang, darah itu tak henti-hentinya keluar.

Nakula membawa Aleta ketempat yamg lebih aman, wajah dan lengan Nakula terkena darahnya Aleta.

"TOLONG!" teriak Nakula, ia berharap masih ada orang baik yang menolong dirinya dan Aleta.

"TOLONG!" Nakula merasakan bahwa punggungnya berdenyut nyeri.

Nakula tak menyadari bahwa ada sosok manusia berwatak jahat yang sedang memperhatikannya, di tangan orang itu ada tembakan yang sudah di isi peluru. "Gue nggak bisa ngelakuin ini," keluhnya.

"Tapi gue harus bisa." Ia langsung menembak, sasarannya adalah Aleta.

Nakula yang melihat ada suara tembakan, langsung saja menurunkan Aleta dari gendongannya dengan cepat. Sehingga tembakan itu terkena perut Nakula.

RATSELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang