14 Su jufe, debe morir

233 144 66
                                    

Happy reading<3


"Cukup kamu egois sama diri kamu sendiri. Mulai sekarang lakukan hal apapun yang membuatmu bahagia, dan lupakan yang membuatmu sedih." -Sela Amara Aghitama.

****

"Sela." Aleta memanggil Sela saat Sela sudah berada di kelas.

"Apaan?" tanya Sela malas lalu berjalan mendekati Aleta dan Sesil.

"Lo ngapain si? Pake peluk-peluk Arya kayak gitu?" tanya Aleta tak habis pikir dengan Sela yang memeluk Arya, padahal Arya itu pacarnya Sesil.

"Kabar baik, Ta! Arya gak pernah lupa sama gue, dia pacaran sama Sesil karena gabut doang."

"Apa maksud lo?"

"Lo bahagia Arya balik lagi ke lo sedangkan lo aja punya pacar, Sel." Aleta berucap pelan.

"Gue bakal putusin Alvaro dan balik sama Arya lagi! Ide yang bagus bukan?" Sela tertawa.

"Lo yang gila! Urat malu lo putus ya deketin pacar sahabatnya? Yang lo sakitin bukan cuma gue tapi juga Alvaro, Sel. Walau lo sempet backstreet dan seolah-olah jomblo tapi nyatanya lo udah jalan 3 tahun sama dia," sahut Sesil.

"Lo kenapa, si? Ribet banget jadi cewek, yang jalanin gue padahal." Balasan Sela semakin pedas.

"Lo juga buka mata, Leta. Ayah dia pembunuh, gak pantes kita temenin!"

Seluruh atensi menatap mereka bertiga terkejut.

"Dan gue gak bakal biarin Aleta temenan sama lo," sarkas Sela.

Sesil menggeleng, "Nggak, itu semua gak bener. Percaya sama gue kan, Ta? Lo jangan pernah ninggalin gue, lo jangan jauhin gue Aleta."

"I beg you, Aleta, believe me. My father is not a murderer, my father did not kill your father," lirih Sesil.

(Aku mohon, Aleta, percayalah padaku. Ayahku bukan pembunuh, ayahku tidak membunuh ayahmu.)

"Kita jauhan ya Sil?" Mendongak tak percaya, Sesil memegang lengan Aleta yang langsung ditolak mentah.

Sekarang, persahabatan mereka yang sudah terjalin lebih dari empat tahun lamanya telah hancur.

Bukan tanpa alasan Aleta mengambil keputusan untuk menjauhi Sesil, ia tahu keputusannya salah. Namun Aleta juga butuh Sela karena masih banyak yang harus dicari tau dan tentunya banyak yang janggal pada Sela. Dirinya. Sea Lingga.

***

Untung saja seharian ini jam kosong, beberapa guru rapat dan keluar karena ada urusan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan.

"Berhenti sekarang, kamu sudah tau semuanya."

Pesan yang berhasil Aleta pikirkan saat ini. Ia tidak bisa percaya, semua bukti mengarah pada Sam bukan Rando. Walau bukti yang terkumpul baru sedikit.

Om Nando: Aleta, tolong jangan percaya. Ada satu orang yang akan menjadi saksi kuat dan membantu kita untuk mengumpulkan bukti, tolong tetap temani Sesil dititik terendahnya.

"Dari dulu sampai sekarang masih aja tetep cengeng," ejek Feri yang mengikuti Aleta.

"Lo ngapain ngikutin gue?!" sinis Aleta.

Feri mendekap Aleta tiba-tiba, sementara gadis itu diam tidak memberontak atau membalas. Berbeda dengan kemarin yang masih menjauhi dan bertindak kasar pada Feri.

"Jangan gampang kehasut kalo kamu sendiri belum tahu yang sebenarnya, Aleta." Feri tersenyum tulus, seraya menatap Aleta hangat.

Aleta menunduk sambil memainkan jari-jarinya. Feri benar.

RATSELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang