29. Kedatangan Alena

166 97 104
                                    

Promosiin dan rekomendasiin cerita ini terus, ya? <3

Happy reading ><

****

"Kamu terlalu sibuk membuat orang lain tersenyum. Tapi kamu sendiri juga lupa bahwa diri mu juga butuh itu."
   
 ***

Bel pulang berbunyi seluruh murid GOLD DIAMOND berhamburan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Aleta dan Feri baru saja keluar dari kelas nya.

"Aleta?" panggil Feri seraya berjalan berdampingan dengan Aleta.

"Apa?"

"Aku boleh gak minta satu permintaan dari kamu?" tanya Feri, sambil menatap Aleta penuh harap.

"Anggep aja, ini permintaan terakhir aku," ucap Feri.

Aleta menghentikan langkah nya dan menatap Feri terkejut. "Permintaan terakhir?"

Feri mengangguk cepat. "Iya," jawab Feri.

"Mama mau pindah ke London. Dan mau enggak mau, aku harus ikut ibu," tutur Feri.

"Kapan pindahnya?" tanya Aleta.

"Sebelum ujian kenaikan kelas," jawab Feri.

Aleta membelakkan matanya. Ujian kenaikan kelas itu seminggu lagi!

"Cepet banget!" Aleta melotot tak sempurna.

Feri menggenggam sebelah tangan Aleta. "Tugas ku menjaga kamu itu udah selesai, karena kamu bukan milik ku lagi."

"Tapi kan––"

"Mau tidak, sayang?"

Aleta perlahan mengangguk, ia mengerti dan menuruti permintaan terakhir dari Feri. "Apa permintaannya?"

"Mengulang masa malu selama seminggu. Aku mau kita berdua ke pantai kayak dulu, terus ke taman main ayunan, ngabisin waktu berdua. Gimana?"

Aleta tersenyum tipis. "Oke."

Feri tersenyum manis. "Nanti sore aku jemput, ya?" ucap Feri yang langsung diangguki oleh Aleta penuh antusias.

"Woi, Aleta. Lo pulang sama gue!" teriak Daru yang tiba-tiba sudah berada di samping Aleta.

Daru melepaskan genggaman Aleta dan Feri secara paksa dengan tatapan elangnya. "Pulang sama gue!" paksa Daru.

"Tapi––"

"Pulang sama Daru. Nanti sore aku jemput," potong Feri cepat.

Daru langsung menarik tangan Alera dengan paksa meninggalkan Feri sendirian di sana.

Feri membuka sebuah kertas dari dalam tasnya, ia menatap nanar kertas tersebut.

Nama: Aghisma Feri Alamsyah.

Umur: 17 Tahun.

Divonis kanker hati, stadium akhir.

Feri terkekeh lirih saat membaca kertas tersebut, ia tahu, umurnya pasti tidak akan lama lagi.

***

Selama di perjalanan tak ada yang membuka suara sama sekali. Daru yang sibuk menyetir mobilnya, dan Aleta yang sibuk dengan ponselnya. 

"Udah nyampe," kata Daru saat mobil yang di laju nya sampai di depan kediaman Wijaya.

Aleta langsung keluar setelah mendengar perkataan Daru.

RATSELWhere stories live. Discover now