22. Sandra ketakutan

184 121 77
                                    

22. Sandra ketakutan.

Happy reading><

"Tuhan kita aja beda, gimana kita bisa sama? Dan pada akhirnya, kita hanya ditaqdirkan untuk menjadi teman cerita tanpa bisa bersama" --Aghisma Feri Alamsyah.

****

Aleta berlari agar cepat sampai ke kelas nya. Sampai di kelas dia menghela napas lega karena guru yang mengajar belum sampai padahal bel masuk sekolah sudah berbunyi.

Aleta duduk dibangkunya, gadis cantik itu duduk di sebelah Sesil. "Leta, gue turut berduka cita, ya. Atas kematian Oma lo," ucap Sesil menatap Aleta yang pucat dengan prihatin. "Maaf juga gak bisa dateng buat ngelayat,"

Aleta hanya tersenyum tipis tanpa membalas ucapan Sesil, entahlah sampai sekarang dia masih belum bisa mengiklaskan kepergian Oma nya yang mendadak itu.

Bu Sani, guru yang mengajar kelas XI IPA 2 datang dengan keringat di dahinya, iaa segera meminta maaf atas keterlambatannya itu. "Maaf anak-anak, Ibu telat."

"Sebelum kita mulai pelajaran di pagi hari ini. Ibu ingin membagikan hasil ulangan harian matematika kalian," ujar bu Sani menatap hangat murid-murid kelas XI IPA 2.

Bu Sani membagikan hasil ulangan harian kepada siswa dan siswi kelas XI IPA 2, setelah membagikan dia kembali ke tempat semula.

"Nilai tertinggi jatuh kepada, Feri Aghisma Alamsyah. Murid baru di kelas ini," ujar bu Sani sambil tersenyum lebar.

"Sementara kamu, Aleta. Nilai kamu menurun menjadi nilai tertinggi kedua di ulangan harian ini," ujar bu Sani lagi.

Aleta menatap hasil ulangannya dengan tangan yang bergetar.

"Tapi Ibu tetap bangga sama kamu, Leta. Sama kalian semua karena nilai ulangan kalian tidak ada yang di bawah KKM."

"Baik, pelajaran hari ini kita mulai, buka buku paketnya halaman 62," suruh bu Sani.

"Ibu sudah menjelaskan minggu kemarin, kalian tinggal mengerjakan soal-soalnya dari nomer satu sampai sepuluh,"

"Jika sudah selesai. Kumpulkan di Km, lalu KM bawa ke meja ibu, di ruang guru. Permisi," ucap bu Sani lalu melenggang pergi keluar dari kelas XI IPA 2.

Seluruh murid-murid XI IPA 2 mengerjakan apa yang disuruh bu Sani.

Tanpa menyelesaikan banyak waktu, Aleta berdiri dari bangkunya membawa buku tugas yang di dalam buku itu terdapat soal, jawaban, dan cara-cara mengerjakannya ke tempat Jodi.

Jodi, si KM kelas XI IPA 2, masih ingat Jodi? Dia teman sebangkunya Feri.

Aleta hanya memberi buku itu kepada Jodi lalu kembali ketempatnya, belum sempat Aleta berjalan menuju tempat duduknya tangan dia di tarik oleh Feri. "Tunggu, aku mau ngomong sama kamu," ujar Feri.

"Sebentar aja, please," mohon Feri.

"Aku mau ngomong sama kamu. Tapi enggak di sini," kata Feri setelah mengatakan itu dia menarik Aleta keluar dari kelasnya, tenang tugas-tugas yang diberikan oleh bu Sani sudah di kerjakan semua oleh Feri.

***

"Maafin karena gak jadi jalan waktu hari itu," Aleta menatap Feri tak enak.

"Aku ngerti... Aleta, turut berduka cita atas kematian oma kamu," ujar Feri pada Aleta yang kini netranya berkaca-kaca.

"Kita jalan-jalan abis pulang sekolah, ya?" ajak Feri lembut, ia ingin menghibur Aleta.

Sebelum mengiyakan ajakan Feri, gadis dengan hodie berwarna hitam yang ia kenakan itu tersenyum tipis. "Iya,"

RATSELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang