17. Bully?

208 134 55
                                    

17. Bully?

****

Jangan lupa vote sama komen yaa<3

Happy reading guys<3

"Hidup memang banyak masalah, kalo banyak saweran itu nama nya dangdutan."

***

Aleta dan Feri berada di UKS. Feri dengan setia menunggu Aleta sadar dari pingsannya, darah dari hidung Aleta pun sudah tidak keluar lagi.

Gebrakan pintu dari luar UKS mengagetkan Feri, cowok itu segera merubah posisinya dari duduk menjadi berdiri.

Aleta mendengar suara keributan, dia membuka matanya secara perlahan Aleta terkejut melihat Daru yang terus-menerus memukul Feri.

"Daru, berenti! Jangan pukulin Feri, please," mohon Aleta dengan suara yang lemah.

"Lo ngapain gendong Aleta? Aleta itu tunangan gue!" Daru terus memberi pukulan pada seluruh tubuh Feri.

Bugh!

Dengan sekali balasan, Feri meninju rahang Daru membuat laki-laki itu tersungkur. "Kalo gue gak bawa Aleta ke Uks, kondisi dia bakal lebih parah dari ini!"

Wajah Daru memerah, tangannya mengepal begitu erat hendak membalas perbuatan Feri yang berani meninju rahangnya dengan keras.

Aleta berjalan cepat setelah sadar dari lamunannya, ia melindungi Feri dari pukulan yang diberikan oleh Daru.

BUGH!

"Aleta?!" teriak Daru khawatir, karena pukulannya terkena pipi Aleta.

Daru memegang lengan Aleta, namun dengan cepat gadis itu menyentaknya. "Lo apa-apa'an si Daru? Ini UKS! Jangan buat keributan di sini!" Bentakan dari Aleta mampu membuat Daru terdiam.

Aleta membawa tubuh Feri ke atas kasur yang berada di UKS, wajah Feri penuh dengan darah.

Pandangan Aleta beralih menatap Daru. "Lo mending balik ke kelas, di kelas lo ada ulangan harian kan? Biar gue di sini sama Feri." Aleta menghusir Daru membuat laki-laki itu sontak membulatkan matanya sempurna.

"Lo ngusir gue?" Daru menatap Aleta tak percaya.

"Lo pergi dari sini, gue mau obatin luka Feri,"

Daru pergi dari sana dengan perasaan yang amat kesal.

Aleta mulai mengobati wajah Feri yang penuh dengan luka lebam. "Sakit, gak?"

Pertanyaan dari Aleta di jawab gelengan dari Feri. "Kalo gini, aku mau luka aja deh, biar bisa diobatin sama kamu terus!" ujar Feri riang.

Aleta refleks menjitak kepala Feri gemas, membuat Feri meringis pelan.

"Aku lagi sakit lho, malah kamu jitak kayak tadi. Jadi tambah sakit, ih!" kesal Feri, bibirnya ia kerucutkan.

"Gak usah sokab!" sinis Aleta, jauh di dalam batinnya, Aleta berteriak gemas. "Aaaaaa gemes banget sih kamu Feri! Gak berubah, ya!"

"Udah selesai, ayok ke kelas, kelas kita juga ada ulangan kalo lo lupa," ajak Aleta.

"Gandeng," rengek Feri.

"Jalan sendiri atau gue tinggal?" ancam Aleta.

"Kemarin pake aku-kamu, kok sekarang pake lo-gue lagi?" gerutu Feri dengan bibir yang dimajukan sedikit.

"Suka-suka gue, lah!" balas Aleta sinis.

"Yaudah, jalan ber-iringan aja, gimana?" tawar Feri.

Sebelum menjawa pertanyaan Feri, gadis dengan sweter hitam itu lebih dulu meninggalkannya.

RATSELWhere stories live. Discover now