11. Insiden

247 170 141
                                    

Happy reading <3


"Tetap semangat, semua orang punya masalah berat masing-masing, jangan merasa sebagai manusia paling tertekan."

***

Hari pertunangan Dewadaru dan Aleta akhirnya tiba. Yang dihadiri sedikit teman mereka berdua lalu ditambah dari kliennya Danu dan klien nya Gustira serta teman-temannya Daniar, Helena serta Nando menyempatkan hadir. Acara pertunangan ini berlangsung di depan restaurant yang sudah di backing oleh Helena dan Daniar.

Sela, Arya, Sesil, Cakra, Ginjar dan Alvaro juga turut diundang. Namun, Ginjar mau pun Alvaro tidak bisa datang menghadiri acara pertunangan ini.

Nakula berjalan mendekati Adiknya dan Aleta dengan gagah, juga penuh wibawa.

"Selamat ya, Dek. Enggak nyangka lo udah tunangan aja," ujar Nakula memberikan selamat saraya tersenyum haru.

"Thanks, Kak, lo juga cepetan nyusul." Aleta tersenyum tipis.

Setelah kepergian Nakula, entah kenapa perasaan Daru tiba-tiba berkecamuk.

"Gimana?" Daru bertanya pada tunangannya sambil menyungingkan senyum manisnya.

Aleta mengangkat sebelah alisnya, tak mengerti apa maksud Daru. "Maksud lo? Gak jelas banget!"

"Lo udah ada rasa buat gue?" tanya Daru, menjelaskan.

Aleta menggeleng pelan sambil meremas gaun mahal yang ia kenakan. "Belum."

"Masih belum bisa lupain Feri?" Daru bertanya lagi dan di jawab gelengan kepala dari Aleta.

"Maafin gue,"

"Bukan salah lo, Aleta. Gue gak bisa maksa lo buat bales perasaan gue kok, tapi gue yakin, suatu saat nanti, gue pasti bisa bikin lo buat suka balik sama gue!" ujar Daru, riang. Membuat Aleta tersenyum tipis.

Aleta dan Daru tidak menyadari ada seorang perempuan bertopeng yang sedang mempersiapkan sebuah tembakan dari jarak yang lumayan jauh, harapan orang itu agar peluru tembakannya mengenai punggung Aleta, lalu Aleta masuk rumah sakit dan keadaanya kritis. Kemudian perempuan itu bisa dengan mudah membunuh Aleta.

"Aleta, gue minta maaf. Gue terpaksa ngelakuin ini," gumamnya lirih.

Setelah itu, perempuan dengan masker yang tertempel diwajahnya ini menyeletukkan peluru tembakannya sambil mengarahkan ke punggung Aleta.

Namun Daru memeluk Aleta cepat dan menukar posisi. Hingga peluru itu menancap di punggung Dewandaru sempurna.

****

DOR!

"DARU?"

Semua orang yang berada di acara pertunangan itu. Terpekik histeris melihat banyaknya darah yang keluar dari punggungnya Daru.

Daru jatuh ke pelukan Aleta. "Tahan Ru, jangan merem."

Nakula melihat semuanya, laki-laki ini langsung menelepon mobil ambulance.

Saat ambulance sampai, Daru langsung dibawa oleh beberapa perawat menggunakan tanduk. Di dalam ambulance, Aleta memegang lengan Daru erat, sedangkan orang tua Aleta juga Daru mereka segera menyusul memakai mobil pribadinya.

Semua tamu akan pulang.

"Semoga Daru cepat sadar, alhamdulillah acara pertunangannya sudah selesai. Oh iya kamu juga harus cari tau siapa pelakunya."

Nakula mengangguk. "Aamiin, iya, Bu alhamdulillah. Pasti, saya akan mencari tahunya."

Salah satu kliennya Daniar tersenyum. "Baiklah jika begitu, saya pamit. Permisi," pamitnya dan langsung pergi setelah melihat anggukan dan senyuman tipis dari Nakula.

RATSELWhere stories live. Discover now