20. Cemburu

215 132 80
                                    

Happy reading<3


"Happiness is not detected here: Kebahagiaan tidak terdeteksi di sini."

****

Sesil keluar dari minimarket dengan seplastik sayuran segar dan beberapa mie instan. Ia hanya belanja sedikit. Semenjak Ayahnya dipenjara, ekonomi keluarga nya turun drastis. Kini Sesil dan Amanda hanya mengandalkan uang tabungan mereka.

Sesil berjalan menyusuri trotoar sepi yang agak becek. Karna semalam hujan.

"Huft."

Entah dirinya sudah berjalan berapa lama. Kakinya terasa sudah lelah.

"Hahaha bisa aja kamu!"

Gelak tawa itu membuat Sesil terhenti. Ia menoleh menatap ke arah kanan. Tepat disebelahnya, ada Arya dan Sela yang tengah memakan es krim didalam sebuah toko es krim.

"Arya?" gumam Sesil. Tak menunggu waktu lama lagi, Sesil masuk ke dalam toko tersebut. Menghampiri sang kekasih dan sahabatnya itu.

"Arya?! Kamu ngapain disini?" tanya Sesil membuat Sela dan Arya menoleh ke arahnya.

Sela berdiri menatap Sesil sinis. "Lo yang ngapain di sini?" tanya Sela benar-benar tampak tak suka.

"Aku tanya Arya, bukan kamu," balas Sesil membuat Sela memutarkan bola matanya malas.

Arya menarik nafasnya. "Kamu kan udah liat. Kok masih nanya?" Arya menatap Sesil malas.

"Oh gitu, ya," Sesil mengangguk-angguk sembari tertawa miris. "Kamu makan es krim bareng, Sela. Ketawa bareng. Kamu lupa aku siapa kamu? Aku pacar kamu, Arya!"

"Iya. Aku lupa," ujar Arya kemudian mengajak Sela pergi. Kedatangan Sesil seperti sedang mengganggu orang yang sedang pacaran.

Sesil tertawa, tanpa ia sadari air matanya mengalir.

***

Tanpa mengucapkan salam atau sebagainya, Sesil langsung masuk ke rumah dan meletakkan belanjaannya di meja dapur.

"Sesil?" lirih Amanda memanggil anaknya.

"Aku ke kamar dulu, Bu."

Amanda mengerinyitkan dahinya. Pasti sedang ada masalah. Tapi entahlah. Amanda segera memasak untuk suaminya dipenjara.

Kehidupannya menjadi menyedihkan karna seseorang yang telah memfitnah suaminya.

***

"Ayah gimana kabarnya? Cape, ya, tidur di lantai?"

"Sabar, ya, bentar lagi Ayah keluar kok."

"Nanti kalo udah keluar kita makan bareng ya."

"Iya sayang," balas Rando sembari memakan masakan istrinya. Rasanya lezat.

Amanda menatap suaminya iba. Pasti penjara menjadi mimpi buruknya.

Persetan dengan semuanya.

***

"Arya!"

Arya mengehentikan langkahnya.

"Mau ke sekolah? Bareng yok," ajak Sesil tersenyum lebar. Sementara Arya hanya menatapnya dingin. Jauh berbeda saat Arya menatap Sela.

"Ogah." Setelah mengatakan kalimat menyedihkan itu Arya melanjutkan jalannya. Dirinya tampak tak merasa bersalah sama sekali.

"Bangsat!"

Arya menghentikan langkahnya, lagi. Sesil menatap punggung Arya lalu berjalan sambil menyenggolnya keras.

"Masih kasar, ya," gumamnya lalu tersenyum.

RATSELWhere stories live. Discover now