28. Keributan

167 97 84
                                    

Promosiin dan rekomendasiin terus cerita ini, yaaa? <3

Happy reading><

****

Kalo bisa baca cerita ini, sambil dengerin musik yang di atas huhu.

"Aku ingin menjadi tempat favorit mu untuk pergi, ketika kamu mengalami hari yang yang baik atau hari yang buruk sekali pun" -Aghisma Feri Alamsyah

**

Gadis dengan hodie berwarna hitam itu kembali ke sekolahnya setelah beberapa hari ia di rumah sakit. Dengan telinga yang disumpal memakai earphone, Aleta masuk ke dalam kelasnya, sesekali ia bersenandung kecil.

Netranya membulat, senyumannya mengembang ketika mendengar lantunan lagu keluar dari bibir Feri. Gadis itu melepaskan earphone nya dan segera menghampiri Feri.

"T'lah kucoba t'rus bertaha
Tentang cinta yang kurasa
Ku mencinta, kau tak cinta...
Tak sanggup ku terus bertahan
Sadar ku tak berhak untuk terus memaksamu...
Memaksamu mencintaiku sepenuh hati
Aku kan berusaha untuk melupakanmu
Tapi terimalah permintaan terakhirku." Feri melantunkan lagu yang berjudul permintaan terakhir.

Dengan rasa sesak, kaki jenjangnya tetap menghampiri Feri.

"Genggam tanganku, sayang
Dekat denganku, peluk diriku
Berdiri tegak di depan aku
Cium keningku tuk yang terakhir
Ku kan menghilang jauh darimu
Tak terlihat sehelai rambut pun
Tapi di mana nanti kau terluka
Cari aku, ku ada untukmu, ho-oh."

"Ku tak membencimu
Kuharap kau pun begitu, ha-ah
Tak ingin kau jauh
Tapi takdir menginginkan kita tuk berpisah." Aleta ikut melantunkan lagu itu bersama Feri. Suara yang di di nyanyikan Aleta sangat indah.

Seluruh siswa dan siswi menatap Aleta kagum, udah pinter, cantik, suaranya bagus lagi pikir mereka.

Feri menatap Aleta terkejut, tapi ia tetap lanjut menyanyikan lagu itu.

"Genggam tanganku, sayang
Dekat denganku, peluk diriku." Aleta menyanyikannya dengan penuh perasaan, suara yang dikeluarkan Aleta mulai masuk nada tinggi.

"Berdiri tegak di depan aku
Cium keningku tuk yang terakhir
Ku kan menghilang jauh darimu
Tak terlihat sehelai rambut pun
Tapi di mana nanti kau terluka
Cari aku, ku ada untukmu
Ho-oh," sambung Feri sambil menatap Aleta hangat.

"(Dekat denganku, peluk diriku) Oh-oh
(Berdiri tegak di depan aku)
(Cium keningku 'tuk) yang terakhir
Ku 'kan menghilang jauh darimu
Tak terlihat sehelai rambut pun
Tapi di mana nanti kau terluka
Cari aku, ku ada untukmu
Tapi di mana nanti kau terluka
Cari aku, ku ada untukmu." Aleta dan Feri melantunkan lagu itu bersama, perpaduan antara suara dengan nada tinggi yang dikeluarkan Aleta, dan nada lembut yang dikeluarkan Feri.

Siswa dan siswi di kelas XI IPA 2 bersorak heboh setelah Aleta dan Feri selesai bernyanyi, guru yang sedari tadi sudah berada di sana menatap kagum ke arah Aleta dan Feri, mereka sangat serasi, memiliki banyak persamaan, sama-sama pintar, sama-sama cantik dan tampan, juga sama-sama memiliki suara yang indah.

Feri menatap Aleta sambil tersenyum tulus, ia seperti berbicara memakai bahasa isyarat dengan Aleta.

"Aleta, Feri, suara kalian sangat indah jika menyanyikan sebuah lagu," puji guru itu dengan senyum lebar terukir dibibirnya.

Siswa dan siswi terlonjak kaget saat mendengar pujian dari guru, termasuk Aleta dan Feri.

Jam pelajaran di mulai, mereka menyimak guru yang sedang menjelaskan.

RATSELWhere stories live. Discover now