18. Kematian Nayla yang mengejutkan

205 132 53
                                    

18. Kematian Nayla yang mengejutkan

****

Part 18 nya nih<3💗

Happy reading<3

"Tidak masalah jika terus tersungkur. Berdo'a lah dan bersyukur, karena Tuhan tidak pernah tidur."

****

Aleta dan Sela sudah berada di kantin, mereka sedang menyantap makanan yang mereka berdua pesan tadi.

"Sesil mana, ya?" tanya Aleta kepada Sela saat dia sudah memasukkan sesendok nasi goreng yang ia pesan tadi.

Sela berdecak sinis. "Ck, ngapain nanya Sesil si?!"

Aleta menatap, Sela dengan pandangan aneh. "Gue khawatir sama Sesil, dia tadi bilangnya mau nyusul."

"Udah lah ngapain si pake ngekhawatirin Sesil? Palingan juga dia di-buly sama Thania squad," cetus Sela.

"Di-buly?" tanya Aleta kaget.

"Iya dia di-buly. Lo pasti belom liat mading sekolah hari ini, ya?"

Aleta menggeleng, ia hari ini memang belum sempat melihat ada apa di mading sekolah.

Sela langsung menarik tangan Aleta, kemudian membawanya ke mading sekolah.

Aleta membelakan matanya saat sampai di mading sekolah dan melihat foto serta tulisan yang berada di mading sekolah itu, setelah itu Aleta merobek semua foto serta tulisan yang terpampang di dinding mading sekolah dengan cepat.

"Siapa yang nyebarin ini?" tanya Aleta kepada Sela saat ia sudah merobek semua foto dan tulisan yang menempel di dinding mading sekolah.

"Paling Thania sama temen-temennya," jawab Sela ketus.

Setelah mendengar jawaban dari Sela, Aleta lantas pergi dan ingin mencari dimana keberadaan Sesil. Sedangkan Sela dia masa bodo dengan Sesil, lalu kembali ke kantin untuk menghabiskan makanan yang tadi ia pesan.

Tidak sampai lima menit Sela sudah duduk di bangku kantin, kemudian Dewadaru dan Cakra datang menghampiri Sela.

"Sel, Aleta mana?" tanya Daru, setelah itu ia duduk di sebelah bangku Sela.

"Enggak tau. Nyari Sesil kali," jawab Sela enteng.

"Sel, lo yang nyebarin foto sama tulisan itu di dinding mading sekolah, kan?" tanya Cakra sambil menautkan kedua alisnya dan menatap Sela tajam.

"Gue enggak nyebarin. Gue cuma ngasih tau ke Thania kalo bokapnya Sesil itu pembunuh. Bokapnya itu udah bunuh Ayahnya Aleta." jawab Sela sembari memasukan bakso ke dalam mulutnya.

Dewandaru berdiri dari duduknya, napasnya memburu. Wajahnha terlihat khawatir.

"Gue cari Aleta dulu," kata Daru bergegas kemudian berlari keluar kantin mencari dimana keberadaan Aleta.

Cakra yang mendengar jawaban dari Sela sontak menggebrak kan meja yang di atasnya ada makanan Sela dan Aleta.

"Cakra, lo apa-apaan si?! Makanan gue masih banyak, jadi jatoh, bego!" hardik Sela, lantaran kesal karena makanan yang tadi dia pesan jatuh begitu saja mengenai tanah karena gebrakan dari Cakra.

"Lo yang apa-apaan! Lo ngasih tau Thania kalo bokapnya Sesil itu pembunuh. Lo tau? Thania langsung nyebarin di mading sekolah!" murka Cakra seraya menuding wajah Sela.

"Terus?" tanya Sela malas.

"Sesil di-buly abis-abisan di sekolah ini cuma karena tuduhan dari Om Sam kalo Bokapnya dia itu yang udah ngebunuh Ayahnya Aleta." tandas Cakra.

RATSELWhere stories live. Discover now