29 - ZiAron

Depuis le début
                                    

Lagi lagi Gisa tersenyum. "Nggak semudah itu lo bisa keluarin gue dari kampus ini Aron."

Zia terhenyak. Ia kaget. Aron berusaha mengeluarkan Gisa? Sejak kapan? Ia tidak pernah tahu tentang ini.

"Tapi tenang," lanjut Gisa. "Gue udah di kasih surat peringatan dari kampus." sambil menunjukkan amplop putih ditangannya.

Aron mengepal kuat tangannya. Melihat itu, Zia mendekat. Menggenggam tangan Aron yang membuat sang empu menatapnya. Yang ditatap kini malah membuang pandang ke depan.

"Oh sampai lupa ada lo juga ya ternyata," Gisa tersenyum miring.

"Lo tau nggak, kalau Aron mau keluarin gue dari kampus gara gara cuma siram lo itu?" Gisa bertanya dan Zia diam tak menjawab.

"Udah tau sih pasti. Malahan kayaknya lo deh yang nyuruh Aron keluarin gue."

"Zia nggak pernah nyuruh gue buat keluarin lo." atensi semua menyorot pada Aron kini. "Itu semua murni dari niatan gue yang mau keluarin lo dari kampus ini."

Sekarang Zia paham. Walaupun dirinya tidak bisa membalas perbuatan Gisa karena Aron menahannya waktu itu. Tapi Aron sudah berusaha untuk membalas Gisa dengan cara mengeluarkan gadis itu dari kampus. Meskipun tidak berhasil, tapi bukan masalah besar. Zia juga sudah tidak mempermasalahkan itu semua sebenarnya.

"Minggir." tegas Aron memerintah Gisa untuk tidak menghalangi jalannya.

Gisa menghela nafas pelan. "Oke, masalah itu udah selesai. Sekarang gue tanya masalah lain kalo gitu,"

Apalagi? Batin Aron serasa ingin membunuh Gisa sekarang juga.

"Ini siapa?"

Deg.

Pandangan Zia terpaku saat melihat foto dirinya yang sedang berpelukan dengan Gibran saat di bandara tadi. Dan ya, orang yang melihat semua dibandara tadi adalah Gisa.

"Gue nggak sengaja lihat lo berdua di bandara tadi sih, sama orang ini. Mana ada acara peluk pelukan, nangis juga lagi. Siapa?" tanya Gisa pada keduanya.

"Pacar lo?" ceplos Gisa langsung menutup mulutnya.

Aron kini malah tersenyum sebentar. "Kalau pacarnya Zia kenapa gue juga ada disitu?"

Gisa menurunkan ponselnya. Ia terdiam namun mengangkat alisnya kemudian. "Siapa tau kan ngakunya saudara atau apa ternyata selingkuhan."

"Jaga mulut lo." tegas Aron.

Gisa mengangguk angguk. "Siapa zi? Gue tanya baik baik loh ini," sambil menatap Zia kini.

"Saudara Zia. Kenapa?" Aron yang menjawab.

"Bener?" Gisa masih fokus pada Zia.

"Bacod." satu kata itu keluar dari mulut Zia.

"Nggak usah ngurus hidup orang. Tata dulu hidup lo biar nggak jadi benalu di rumah tangga orang." lanjut Zia yang kemudian langsung menarik Aron pergi.

Aron menurut saja. Senyuman tipis kini tercetak jelas diwajahnya menatap gadis itu.

Gisa berputar. Satu seringai muncul dari bibirnya.

"Asik juga kayaknya kalau gue selidiki."

••••••

"Mau tanya, boleh?"

Aron melirik. "Apa?"

"Lo bener mau ngeluarin Gisa dari kampus?"

"Kenapa nggak?"

ZiAron [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant