12. Malaikat atau Iblis?

Mulai dari awal
                                    

Guru bk pasti akan memanggilnya setelah kejadian itu yang cukup membuat heboh.

Ayyara mendengkus, "gue kangen kehidupan gue yang bermalas-malasan." Ucapnya lesu.

"Kila!" Panggil seseorang sambil menarik tangannya membuatnya mau tak mau berbalik menatap seseorang itu.

Ayyara menghela nafas lagi saat melihat wajah orang itu, "kenapa?"

"Bisa kita bicara sebentar?" Ucap orang itu cemas.

Entah kenapa saat melihat wajah orang itu mood Ayyara langsung turun seketika. padahal mood Ayyara sedari tadi sudah buruk dan ketika melihat wajah orang ini menjadi dua kali lipat buruknya.

"Yaudah ngomong aja,"

"Ga disini, tapi di taman. gimana?" Lagi-lagi Ayyara menghela nafas, mau tak mau ia mengangguk, mengikuti kemauan orang itu.

Orang itu kemudian tersenyum tipis tetapi sorot matanya masih sendu, ia kemudian menuntun Ayyara untuk mengikuti langkah kakinya.

Sesampainya di taman mereka berdua duduk, keheningan melanda mereka berdua.

Ayyara menatap orang itu dengan tatapan lelah, "mau ngomong apa, Kein?"

Arkein yang sedari tadi menatap siswa-siswi yang berlalu lalang seketika menoleh ke arah Ayyara sendu. Rasa bersalahnya tiada hilang sejak kejadian itu. "Gue mau minta maaf lagi sama lo, Kil. Gue ga tau lagi harus gimana ngehadepin rasa bersalah gue ke lo. Yang udah bikin lo masuk ke dalam hubungan toxic gue." Arkein bangkit dari duduknya lalu ia membungkuk di hadapan Ayyara.

"Gue sangat-sangat minta maaf sama lo, lo bisa pukul gue sepuasnya. Lo bisa manfaatin gue sepuas lo." Arkein hendak sujud dengan cepat ditahan oleh Ayyara.

"Lo apa-apaan sih?! Lo gila, ya?!"

"Iya gue gila, Kil." Arkein tersenyum tipis penuh dengan luka membuat Ayyara merasa bersalah.

Ayyara mendudukkan Arkein, "Gue udah maafin lo!"

Lagipula benar apa kata Kian. Ini semua bukan sepenuhnya salah Arkein jadi dirinya tak perlu menyalahi dia.

"Menurut gue, kejadian itu bukan sepenuhnya salah dia. Yang pasti yang salah itu ceweknya. Tapi menurut gue juga pasti ada yang salah sama masa lalu ceweknya yang bikin dia kayak gitu."

Ayyara ikut duduk disampingnya, "gue juga minta maaf karna udah egois,"

"Lo engg–––"

"Yes I'm, gue waktu itu banyak pikiran. Jadi nyalahin lo.. Sorry,"

"Ga! Gue yang salah, gue yang harusnya minta maaf!" Ayyara terkejut saat Arkein sedikit mengeraskan suaranya.

Ayyara mengusap lengan Arkein guna menenangkannya. "Iya, iya, terserah lo."

Arkein menatap Ayyara dengan mata membulat, karena tangannya diusap olehnya. Ia kemudian tersenyum tipis, "thanks" Lalu refleks memeluk Ayyara.

Ayyara mematung, mencerna semua kejadian hari ini. Apa maksudnya tiba-tiba memeluknya?

Ayyara mengusap punggung Arkein dengan kaku, "a-are you okay?"

Arkein yang tadi nya sedang menikmati pelukan itu tiba-tiba melepaskannya, "eh sorry-sorry! Maaf udah lancang sama lo,"

Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang