Oh god! Mimpi apa Zia semalam sampai mendapatkan uang sebanyak ini?

"AAAKKKK YAAMPUN!"

"BANYAK BANGET SUMPAH!"

"GILA GILA!" teriak Zia sudah tak tertahan lagi. Hal itu kini mengusik tidur dari Aron.

Mendengar teriakan dan hentak hentakan dari kasur membuat tidurnya terganggu. Perlahan Aron membalikkan badannya dan melihat seorang gadis yang sedang duduk itu.

"Bisa diem gak lo?!" ketusnya membuat Zia menoleh dengan wajah yang masih sumringah.

Zia mengangguk. Lalu kembali menoleh pada ponselnya. Sekarang Aron malah terlihat kepo melihat wajah Zia yang seperti baru mendapatkan undian emas itu.

"Apaan nih!" Aron merebut ponsel Zia. Matanya membulat besar saat melihat uang yang ayah kirimkan untuk Zia.

"100 juta?" Aron jelas cengo sekarang. Selama ini ayahnya saja tidak pernah memberi uang saku hingga sebegitu banyaknya. Paling mentok 25 juta. Lah ini? Zia yang notabennya orang baru di keluarganya langsung mendapatkan uang saku segini banyak. Oh tentu iri dengki.

"Gak bisa gue biarin. Harus bagi dua."

"Eh enggak boleh!" Zia berusaha merebut ponselnya yang berada pada genggaman Aron.

Aron tetap tidak tinggal diam. Ia berusaha mengutak atik ponsel Zia. Berusaha mentransfer uang itu pada rekeningnya walau sedikit kesusahan karena Zia merecoki.

"Aron gak boleh. Ayah udah bilang tadi sama gue,"

"Gak gak gak. Bodoamat."

"Aron!"

Cup

Mata keduanya membulat lebar saat itu juga. Tersungkur bersamaan dengan bibir keduanya yang sama sama menempel kini.

Disaat Aron yang terfokus pada kekagetannya, kini Zia malah diam diam meraih ponselnya itu pada genggaman Aron. Senyum diam Zia terbit saat ia berhasil mengambil ponsel itu.

Namun sialnya kini ia malah tidak bisa berkutik. Aron mulai melumat bibirnya. Bahkan kini memindahkan posisinya yang tadi diatas laki laki itu berubah menjadi Aron yang diatasnya.

"Ar," panggil Zia menyadarkan Aron.

Anggap saja Aron tuli. Laki laki itu malah semakin memperdalam ciumannya. Padahal tadi ia kaget melihat Zia yang beraninya menciumnya lebih dulu. Tapi sekarang ia terlena dengan bibir itu.

"Hhh," lenguh Zia terengah saat Aron melepas tautan bibir mereka.

Mata mereka bertemu untuk sekarang. Cukup lama saling tatap hingga tamparan pelan mendarat tepat diwajah Aron. Zia segera bangkit dan langsung berlari ke kamar mandi.

"Akh gila gue!" Aron mengacak acak rambutnya frustasi. Bodoh. Kenapa bisa ia melalukan hal seperti itu? Bisa di cap mesum jika seperti ini.

••••••

Bunda Arina

Sayang
Kamu udah lihat di depan rumah?

Ini ada orang turunin mobil nda
Mobil siapa ya?

Bunda beliin kamu mobil
Suka nggak? 😘

Aron dan Zia sama sama membulatkan mata lebar saat membaca pesan dari Arina itu. Lalu mengarahkan pandangannya pada mobil yang baru saja di turunkan di pekarangan rumah.

Sayanggg
Kok cuma di baca?
Nggak suka ya?
Apa bunda ganti yang lain aja?
Zia sayanggg?

ZiAron [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora