***

Bel istirahat berbunyi, guru yang mengajar kelas XI IPA 2 juga sudah keluar 5 menit yang lalu.

Feri berjalan menghampiri Aleta, kemudian ia membawa Aleta ke dalam dekapannya membuat Aleta terkejut.

Siswa dan siswi yang masih berada sontak membelakkan matanya, sementara Sesil hanya tersenyum tipis menatap Aleta dan Feri yang mungkin sedang bahagia.

Aleta menguraikan pelukannya, matanya itu masih mengeluarkan air mata. Mengingat banyak sekali perbedaan antara dirinya, dan Feri itu membuat hatinya kembali sesak.

"Sekarang udah istirahat, kita ke kantin aja ya? Ngisi perut. Aku laper," ajak Feri pada Aleta dengan senyum manisnya.

Aleta mengangguk sambil tersenyum tipis, kemudian membalas genggaman dari Feri.

Sementara siswa dan siswi yang masih berada di dalam kelas memekik heboh.

"KENAPA MEREKA HARUS UWUUW DI DEPAN GUE YANG JOMBLO, BANGSAT!"

"AAAAA, FERII SOSWET BANGET SI SAMA, ALETA!"

"GUE IRI SAMA KALIAN, GUE BILANG!"

Dan masih banyak teriakan-teriakan dari dalam kelas XI IPA 2.

***

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Terdengar suara keributan di kantin, Aleta mengerutkan keningnya saat kedua netranya menangkap pemandangan Arya yang terus memukuli Cakra.

Sesil dengan tangisnya juga ada di sana, ia berusaha memisahkan mereka yang bertengkar, namun tubuhnya malah terdorong oleh Arya membuat Sesil terjatuh.

"Murahan," hina Arya sambil menatap Sesil dingin.

"Ngapain lo sama Cakra ke hotel?" Arya mencengkeram dagu Sesil.

Cakra sudah tersungkur, ia mempertahankan kesadarannya.

"Gue pacar lo bukan Cakra, tapi, kenapa lo malah lebih deket sama Cakra. Bahkan lo sama Cakra nginep di hotel!"

"Gue sama Cakra gak pernah nginep di hotel, lo salah Arya..." sanggah Sesil.

"Tapi jelas-jelas Sela bilang ke gue, katanya dia ngeliat lo sama Cakra lagi di hotel, anjing!" umpat Arya, tangannya hendak menampar Sesil membuat Sesil reflek menutup kedua matanya.

"Lo bakal di anggap cowok banci di sini kalo nampar perempuan," sinis Aleta sambil mengambil pergelangan tangan Arya yang hendak menampar Sesil.

"Kalo ada masalah, selesaikan baik-baik. Jangan pake kekerasan kayak gini," saran Aleta dengan wajah datarnya.

"Lo gak usah ikut campur, bitch!"

Feri yang berada di samping Aleta langsung memberi bogeman pada wajah Arya. Emosinya memuncak ketika Arya terang-terangan mengatai Aleta di depan mata Feri sendiri.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Arya, Feri, udah!" Aleta berusaha memisahkan kedua insan yang sedang saling memberikan bogeman itu.

"Masalah lo sama Sesil, tapi kenapa lo malah ngatain Aleta kayak gitu?" Pertanyaan Feri begitu penuh dengan penekanan.

RATSELWhere stories live. Discover now