Kehadiran Aleta langsung disambut hangat oleh Daniar, Danu dan Deni. Nakula Daris Danendra-si sulungnya Danendra.

Tadinya, yang ingin dijodohkan oleh Aleta adalah Nakula. Tapi, Nakula langsung menolaknya mentah-mentah dan ingin mengejar cintanya.

"Calon mantu Bunda, peluk Bunda dong!" sambut Daniar dengan antusias.

Aleta langsung memeluk Bunda, sesuai perintahnya tadi.

"Bunda kangen sama kamu," Daniar tersenyum hangat, kemudian melepaskan pelukannya.

"Leta juga kangen sama bunda," balas Aleta seraya tersenyum hangat.

"Eh ada bang Kula!" sapa Aleta sambil tersenyum tipis saat menyadari Nakula ada di sampingnya.

Aleta memang mengenali Nakula. Dulu, Nakula adalah kakak kelas dan tengil dan sangat menyebalkan baginya.

Nakula baru pulang dari London, laki-laki ini sudah dapat gelar sarjana kedua. Rencananya, Nakula ingin kuliah lagi. Agar mendapat sarjana tiga lalu wisuda. Kemudian, menetap di London dan menjadi Ceo di salah satu perusahaan Danendra yang memang berada di London itu.

"Dede gemes!"

Nakula berlari kecil mendekati Aleta lalu memeluk gadis itu dengan binar dimatanya.

Nakula merindukan Aleta, gadis itu juga sama. Setiap hari, Nakula selalu menjahili, mengusik, bahkan menganggu Aleta membuat gadis ini kesal. Namun, ketika laki-laki si sulungnya Danendra ini tidak ada, membuat Aleta merasa kesepian juga merindukan Nakula.

Aleta merasakan kasih sayang seorang kakak dari Nakula Daris Danendra.

"Kangen banget gue sama lo dede gemes, btw jangan panggil Kula dong. Kalo lo tetep panggil kula. Berasa jadi drakula gue," keluh Nakula ketika melepaskan pelukannya.

Aleta tersenyum lebar, hingga matanya membentuk seperti bulan sabit. "Bang Kula kan, panggilan spesial dari Leta buat abang."

Nakula melirik Aleta sinis, kesal rasanya jika Aleta terus memanggilnya dengan panggilan Kula.

"Udah-udah kalo ketemu kalian ribut mulu. Heran deh," ucap Daniar heran sambil menatap Aleta dan Nakula yang kini cengengesan.

"Ayo masuk," ajak Danuaksa tersenyum ramah.

***

Mereka sudah masuk di kediaman Danendra. Kediamannya lumayan besar dan luas.

"Aleta, bantuin bunda masak yuk," ajak Daniar menatap calon menantunya ini penuh harap.

"Ayok Bunda." Daniar dan Aleta berjalan beringian menuju dapur sambil bercerita.

Di sini, tersisa Danuaksa, Dewandaru dan Nakula.

"Ayah, kita ke kamar dulu." Kedua putra Danendra ini pamit bersamaan.

Melihat anggukan Aksa, baru mereka melangkahkan kakinya menuju kamar masing-masing.

***

Aleta, dan Daniar akhirnya selesai memasak, kini keduanya sedang menyiapkan makanannya ke ruang makan.

Di ruang makan sudah ada Danuaksa, Dewandaru, dan Nakula.

Daniar memasak banyak makanan. Tentunya itu makanan kesukaan Aleta, Dewandaru, dan Nakula.

"Banyak banget makanannya," gumam Nakula menatap seluruh makanan yang berada di meja makan itu.

Setelah semuanya sudah siap. Daniar dan Aleta ikut duduk. Daniar duduk di samping suaminya. Aleta duduk di sebelah Dewandaru, sedangkan Nakula hanya duduk sendirian.

RATSELHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin