8. Cecilia Company

Start from the beginning
                                    

"Ya, anda benar. Saya juga butuh bantuan perusahaan lain untuk menyelamatkan perusahaan saya. Omong-omong, di sebelahmu ini siapa?" Sam mengerti kemudian bertanya kembali, wajahnya tidak menaruh curiga.

"Ah ini adik saya, dia mau ke toilet." Nando mengode Aleta agar segera pergi melalui kontak mata.

Aleta mengangguk cepat sambil memegang perut tanpa mengeluarkan suara.

"Oh, kamu bisa ke toilet nanti tanyakan saja pada yang diluar ruangan ya?" Aleta terus mengangguk.

***

Rasa cemas, gelisah dan takut ketauan menghantuinya. Aleta berlari cepat menuruni tangga lalu terlihat Jo yang sedang berlari juga diikuti oleh Aleta.

Gadis itu yakin, Johan atau Jo-asisten pribadi Sam mengetahui sesuatu termasuk tahu dimana ruangan bawah tanah perusahaan ini.

"Kenapa kamu selalu ceroboh, Thania!"

Thania menangis, membuat Jo muak. "Inget-inget lagi dimana terakhir kali kamu pakai."

Aleta mengendap masuk tanpa ketahuan, mencari kunci cadangan ruangan ini. Keberuntungan ruangan ini pun minim cahaya membuat gadis ini leluasa untuk menjalankan rencana.

Aleta sembunyi dibawah kolong meja saat langkah kaki terdengar.

"Cari lagi, saya bantu cari juga." Jo dan Thania akhirnya keluar, mengunci ruangan ini.

"Huh." Aleta keluar dari persembunyiannya saat suara Jon dan Thania tidak terdengar.

"Untung gue dapet kunci cadangannya, lagian Thania bodoh banget. Dia juga bawa kunci lain malah ditinggalin dipintu lagi," gerutu Aleta.

Aleta berjalan mondar-mandir, dengan bantuan cahaya dari ponselnya agar ruangan tidak terlalu gelap.

"Foto keluarga gue kenapa ada di sini?"

"Pisau tembakan dan minyak?"

****

Malam tiba, di kediaman Wijaya sedang ramai. Karena kedatangan Dewadaru dan orangtuanya, mereka hendak membahas konsep pertunangan Daru dan Aleta-gadis ini baru saja pulang setelah di antar oleh Nando. Keberuntungan selalu bersamanya saat ini, ketika Aleta keluar perusahaan Sam sudah sepi hanya tersisa beberapa orang yang tentunya langsung pulang.

Setelah kerja sama disepakati, Sam buru-buru ke rumahnya tetapi masih ada Jon yang menunggu Nando mencari Aleta. Dengan sengaja Nando membuat Jon tertidur agar Aleta bisa keluar dari ruangan itu dan membawa barang mencurigakan dengan jas yang ia pakai. Sehingga tidak ada jejak telapak tangannya Aleta maupun Nando di barang-barang tadi.

"Mami, Aleta-nya mana, ya?" tanya Daru dengan kaus berwarna hitam, dan celana jeansnya.

"Aleta ada di kamar, udah tidur kali. Kamu coba liat deh," suruh Helena. "Kamar Aleta ada di lantai dua," tambahnya membuat Daru menggangguk pelan.

"Oke mi, Daru ke sana," pamit Daru.

****

"Aleta!" Daru berteriak kencang saat kakinya sudah sampai di depan kamar Aleta

Tapi tak ada jawaban, laki-laki dengan balutan hodie hitam itu membuka pintu kamar Aleta yang memang tidak terkunci.

Pemandangannya terkunci ketika melihat banyak alat tajam berupa pisau kecil, silet, beberapa pecahan beling berada di dalam kamar Aleta.

"Naura gak mungkin ngelakuin ini, kan?" monolog Daru khawatir.

"Lagi tidur rupanya," gumam Daru ketika pemandangannya memandang Aleta tertidur di kasurnya dengan posisi tengkurap.

RATSELWhere stories live. Discover now