Prolog

1K 276 323
                                    

Seorang gadis cantik terlihat sedang di rundung oleh beberapa siswa dan siswi, gadis itu bernama Aleta Naura Wijaya. Siswa yang ikut merundung Aleta kini dengan bancinya menendang tubuh Aleta membuat tubuh gadis itu terhuyung ke belakang.

Bugh!

Lalu, siswi yang ber name-tag Thania Varasya Cecilia, menuangkan segelas jus jeruk dari atas kepala Aleta dengan tatapan penuh kebencian.

BYUR!

Aleta terdiam dengan tangan yang terkepal erat, ingin sekali membalas semua perbuatan mereka tapi kepalanya saat ini berdenyut sangat nyeri, pandangannya seakan berputar.

Vertigonya kambuh.

Thania tertawa remeh. "Anak penyakitan kayak lo gak boleh belajar dengan tenang di sini, Aleta."

"Lo itu cuma orang yang penyakitan, beban dan... kehadiran lo itu kesialan bagi orang-orang, kenapa si lo gak mati aja?"

Pertanyaan dari mulut Thania terlontar begitu saja lalu tertawa remeh.

Lalu ada Cesya-salah satu teman Thania menarik rambut surai Aleta kelewat kencang membuat kepala Aleta mendongak ke atas.

"Halo anak manja!" sapanya riang.

"Lo itu terlalu sempurna, sampai gue mau buat lo menderita di sini," ujar Thania begitu antusias.

Murid-murid yang melihat kejadian itu hanya bisa terdiam, ingin sekali membantu Aleta tapi mereka takut dengan ancaman yang Thania berikan.

"Lo sempurna, tapi penyakitan," Thania tertawa sinis, ia menyiram tubuh Aleta menggunakan air bekas pel.

Thania-perempuan seenaknya, suka semena-mena, senang sekali mengancam dan bertindak sok paling berkuasa di sekolah Gold Diamond. Karena ayah dari Thania salah satu donatur besar di sekolah ini.

Plak!

Aleta termenung, pandangannya jatuh pada pergelangan lengan Thania-gadis yang dijuluki sebagai Queen of bullying. Sampai pipi Aleta tertolak akibat tamparan Thania.

"Saking sempurnanya lo, kami di sini ngira kalo lo pasti selalu hidup bahagia," lontar Cesya sambil berkacak pinggang.

Tak hanya itu, Sandra dan Syifa yang termasuk teman temannya Thania sudah menggoreskan kaca pada pergelangan tangan Aleta membuat darah terus keluar dari pergelangan tangannya.

"Shh,"

Sebagian murid ada yang tertawa sambil menatap Aleta dengan hina, sementara ada sebagian yang lain menatap Aleta dengan rasa iba.

"Lo mau tahu gak, kenapa gue selalu bully lo?" Thania menyeringai, tangannya menarik dagu Aleta kencang.

Mendengar pertanyaan Thania, membuat Alisha mendongak. Ia sedikit penasaran apa alasan Thania selalu mem-bully nya seperti ini, bahkan dari kelas sepuluh sampai sekarang.

"Karena lo terlalu sempurna... lo cantik, pinter, di sukain banyak orang, jadi murid kebanggaan guru-guru, selalu jadi anak kesayangan," menyelinapkan salah satu helai rambut pada daun telinga Aleta, gadis berwatak jahat-Thania itu melanjutkan ucapannya.

"Karena kesempurnaan lo selalu buat gue iri, dan rasanya, gue mau tiap hari aja buat lo menderita di sini!" marah Thania. Matanya mendelik sinis.

"Kekurangan lo itu cuma satu... penyakitan!" cecar Thania, lalu mendengus geli.

"Woi, lo apa in temen gue, hah?" Berlari dari lapangan menuju kantin-Aluna segera saja menghampiri Thania kemudian memberinya tamparan.

Plak!

RATSELWhere stories live. Discover now