74 Paris

21 2 0
                                    

Kota bogor, tempat lahirnya alif dan meninggalnya kake Naura kini di basahi hujan, seakan akan alam semesta juga ikut bersedih atas meninggalnya mereka.

Peti mati sudah di kubur didalam tanah sambil menyaksikan kedua orang yang masih menangis diatas sana.

Tapi disaat hujan semakin deras tiba-tiba datang segerombolan orang yang bisa ditebak itu adalah keluarga Naura.

Mereka datang disaat nenek tidak ada sedangkan saat nenek masih hidup orang tuanya tidak mau menjenguk. Apa salah jika Naura marah?

Naura berdiri dari duduknya sambil menyaksikan papanya yang sedang menangis sambil memegang salib nisan mamanya dibawah sana.

Hanya sandiwara.
Jika papanya benar benar sedih atas kehilangan orang tuanya kenapa tidak dari kemarin dia datang kerumah sakit dan meninggalkan pekerjaannya sejenak.

Pantaskah jika Naura memarahi papanya dan membencinya karna hal ini? Tapi anak macam apa yang membenci orang tuanya? Orang yang sudah membesarkan dirinya dari kecil sampai dewasa dan sekarang Naura mau membencinya? Huft... Tapi untuk kali ini, sungguh Naura sangat muak dengan sikap papanya yang arogan.

Naura menatap kakanya yang sedang memayungi tunangannya. Naura kecewa dengan kakanya. Dulu semenjak belum mempunyai pasangan kakanya selalu datang kerumah neneknya, tapi kenapa semenjak mempunyai pasangan hati kakanya berubah 360°?

"Nyesel pa?" Tanya Naura.

Papa bangkit dari duduknya. "Kenapa kamu ga bawa nenek kamu ke rumah sakit yang fasilitasnya lengkap?, uang kamu ga cukup atau emang sengaja? Kalau kamu bawa nenek kamu berobat ke luar negeri pasti nyawanya selamat"

"Papa mau nyalahin aku atas kematian nenek?, emang kata papa orang abis di operasi tulang sum sum bisa dibawa naik pesawat? Papa aja ga peduli sama nenek, selalu aja mentingin bisnis, penyakit nenek aja papa nggak tau kan?
Kalau soal umur itu udah ditangan Tuhan pah... Kenapa tadi pas aku video call papa tolak? Padahal nenek mau banget ngeliat anaknya yang udah SUKSES, seandainya aja papa ga nolak panggilan aku waktu itu dan mau kerumah sakit pasti nyawa nenek masih terselamatkan"

"...."

"Jangan salahin aku kalau papa atau mama sakit aku ga ada sama kalian disaat terakhir, aku sibuk tidur soalnya"

"NAURA!!"

"Apa? Papa gak terima aku ngomong gitu? Papa aja sibuk sama kerjaan kenapa aku ga boleh sibuk sama keseharian"

Plakk

Dramatis skali bunda :(

Naura memegang pipinya yang panas. Ternyata benar, papa datang hanya untuk memberi luka kemudian pergi begitu saja. Tanpa Naura sadar sifat papanya masih mengalir di dalam dirinya. Tapi Setidaknya Naura hanya berani bercakap, tidak berani menyatakan.

"Jaga omongan kamu Naura!" Bentak papa.

Baru saja ingin menjawab Yugi sudah menyeretnya pergi karna takut Naura kenapa napa untuk kedepannya. Lagian juga...

Mereka harus ke Paris sekarang.
Ngabarin kabar duka buat kedua orang tua alif.

Sesampainya di bandara Naura dan Yugi langsung berangkat karna mereka sudah ditunggu pesawat dan penumpang yang ingin ke Paris juga. Mereka akan melakukan perjalanan panjang hari ini.

Saking telatnya mereka sampai lupa untuk membawa pakaian ganti. Hanya berbekal kartu atm dan tekad, Naura berharap setelah kejadian di pemakaman tadi kartu atmnya tidak diblokir.

Delapan jam menempuh perjalanan akhirnya mereka tiba di pemberhentian utama. Setelahnya mereka akan melanjutkan delapan jam kembali untuk sampai di Paris.

ℂ𝕀ℕ𝕋𝔸 𝕀𝕋𝕌 ℝ𝕌𝕄𝕀𝕋 Место, где живут истории. Откройте их для себя