62 Tajir melintir

6 3 3
                                    

"Iyaa hallo vin, kenapa?" Tanya Naura mengangkat telepon dari vino. Dia udah sampai di London. Sekarang lagi rebahan di asramanya dulu.

"Sepatu kamu ketinggalan di rumah kake aku, mau dianterin ke rumah nenek kamu atau langsung ke apartemen?"

"Ke rumah nenek aja gapapa"

"Ohw, Oke, udah sampe di London?"

"Udah, titip Arul ya vinn"

"Sipp, yaudah hati hati buat nanti ke Singapura bye"

"Bye"

Pip.

Sambungan telepon terputus. Naura mematikan handphonenya kemudian berjalan menelusuri lemari hingga ke laci laci untuk mengemaskan barang barangnya.

"Ngomong apa tadi?" Tanya anya sambil berlalu membawa sekaleng cola kemudian duduk sila diatas kasur.

Naura menoleh "Oh itu tadi vino nanya katanya sepatu gua mau dianterin kerumah nenek gua apa ke apartemen"

"Sepatu?"

"Iyaa, kemarin gua abis main kerumah kakeknya vino, karna gua dikasih sendal makanya gua lupa sama sepatu"

Anya ber-oh ria.

Abis jalan jalan berdua ternyata.

"Kenapa emang?" Tanya Naura lagi.

"Nanya aja, mang ngapa si sombong amat" Ucap Anya melemparkan kaleng cola yang sudah habis tepat mengenai kepala Naura.

Naura memberhentikan aktivitasnya "Lu mentang mentang jadi maknae songongnya kelewatan ya!"

"Apa? Maknae? Umur kita aja cuma beda seminggu"

"Heh! Seminggu itu juga hari ya! Gua lahir sebelum lu brojol otomatis gua lebih tua dari lu! Tapi sifat gua tu kaya maknae yang sopan sedangkan lu sifatnya kek oasuw! Setidaknya lu hormatin gua sebagai eonnie lu sed-"

"Bacot"

Puk

Oke. Perang bantal dimulai sekarang.

"Anzeng!" Ucap Naura langsung mengambil bantal dibawah kemudian langsung menyerang Anya tanpa ampun.

Dibaikin malah ngelunjak.

"Akh! Bangsat anzeng!"

Keduanya saling menghajar tanpa henti. Sekarang bukan bermain bantal lagi tapi adu jambak hingga guling guling untuk mempertahankan kemenangan.

Anya yang juga ta kalah licik dari Naura. Langsung saja ia memencet jari manis Naura yang teriris kemarin.

Naura yang kesakitan melepas jambakannya tapi tidak dengan Anya yang masih setia menjambaknya hingga rasanya kulit rambut Naura ingin terlepas.

Karna kesal dan tidak mungkin untuk menjambak rambut Anya kembali. Langsung saja ia membenturkan kepalanya dengan kepala Anya keras keras.

Sehingga keduanya sama-sama meringis kesakitan. Tapi setidaknya acara menjambak yang penuh drama itu berakhir.

Ting ting ting ting ting "hello im Yoongi"

Naura dan anya sama sama panik. Mereka berdua bekerjasama untuk mengusir perlahan orang aneh itu.

Anya tidak mau diikuti dan selalu ditempeli terus menerus olehnya. Sebab ia tidak terlalu bisa bahasa Inggris.

"Ya? Ada apa?" Tanya Naura membuka pintu. Tangan yang satunya sibuk komat kamit nyuruh anya ngumpet di lemari.

ℂ𝕀ℕ𝕋𝔸 𝕀𝕋𝕌 ℝ𝕌𝕄𝕀𝕋 Where stories live. Discover now