23 Buang emosi

20 5 5
                                    

Rumah Naura sekarang sudah berdiri lagi yha walaupun beda dengan yang dulu. Memiliki 10 kamar dan tingkat tiga. Harta keluarga aerin semuanya dipakai untuk membangun rumah.

Naura sudah boleh pulang dari rumah sakit. Dan bisa bersekolah kembali. Sekarang semuanya sedang sarapan pagi. Naura masih perang Dingin dengan kakanya.

Mama pun sampai terheran-heran anaknya kenapa padahalkan kakanya udah minta maaf. Walaupun mama nga tau pasti tentang kisah cinta anak anaknya yang suram

Seperti hatiku suram dangkal debuan udah kaku udah anti sama yang namanya cinta 😔💔

Canda syg wkwk

"Aku pergi"

"Niko juga pamit mah pah"

Niko langsung lari ngambil bekal adiknya yang tertinggal di meja. Papa mama mengikuti dibelakang

"Dek!" Niko meraih pergelangan tangan Naura tapi langsung di tepis

"Apasih?!"

"Bekal kamu ketinggalan"

Saat niko ingin memasukkan bekalnya kedalam tas Naura tapi lagi lagi tangannya ditepis.

Naura merampas kasar bekal itu lalu memasukannya kedalam tas itu sendiri

"Mau kaka anter?"

"Gak!"

"Terus kamu mau naik apa?"

"Taxi" Jawab Naura singkat dan padat lalu pergi

Niko di puk puk papa

"Jangan nyerah deketin terus adeknya!"

"Dia marah sama niko pa"

"Mah gimana caranya biar niko dimaafin sama Naura? Kasian juga papa"

"Gini aja"

Mereka bertiga langsung berdiskusi seperti teletubbies.

Naura memasuki ruang kelasnya. Moodnya sedang tidak bagus akhir-akhir ini. Identitas korban saat kejadian kebakaran laboratorium sudah terungkap itu adalah mantan pacarnya.

"Pagi"

"Kenapa lo?"

Naura mengacungkan bahunya

Ada tangan yang gatal ingin menampol tapi ditahan. Naura butuh sendiri.

Naura semakin jengkel kita dosen memanggil namanya untuk mengerjakan soal di papan tulis. Untung Naura pinter jadi ga malu maluin.

Pelajaran pertama selesai. Naura membuka tasnya lalu mengambil bekal yang tadi diberikan kakanya dan pergi ke ruang musik

Sahabatnya sudah menawarkan untuk makan bersama di kantin Tapi Naura menolak dengan alasan ia ada urusan di ruang musik.

"Dia masih marah?"

"Padahal gue udah lupa kejadiannya"

"Dia butuh sendiri buat ngerenungin permasalahan idup nya"

"Dah yok ke kantin"

Mereka berempat memasuki kantin dan memesan makanan. Sekarang meja dan bangku mereka menyatu dengan bangkunya para senior.

"Naura kemana? Dia nga masuk?"

"Dia masuk, lagi di ruang musik"

"Masih marah?"

"Ntahlah gue juga bingung"

"Tadi aja mukanya datar banget kayak talenan"

"Nanti gue mau ajakin dia nonton" Ucap Arul yang mendapatkan tatapan sinis semua orang

ℂ𝕀ℕ𝕋𝔸 𝕀𝕋𝕌 ℝ𝕌𝕄𝕀𝕋 Where stories live. Discover now