21 Semua karna cinta

9 4 0
                                    

"AWAS! DIBAWAH TANAH!!"

JDERRRR

Ledakan itu membuat tanah halaman rumah menjadi longsor. Niko kembali berfikir. Jika ledakan dibawah tanah hitung mundur berarti si peneror nya sudah sampai dirumah

sial dia terkecok

"DI DALAM RUMAH!"

"KABARIN YANG DI ATAS!"

Naura langsung terbang menuju lantai dua dan memberitahu jika penjahatnya sudah sampai

Dan Rizka memberitahu jangan menginjak lantai di dekat teras. Karna jika menginjak rumah ini akan rubuh

Penjahat lebih licik dari arwah

"Siap?! Kita turun ke bawah"

"Jangan turun semua! Ini bisa jadi jebakan!"

"Berarti gue lo dan lo turun kebawah yang lain tunggu disini"

"Hati hati bisa aja mereka nembak lewat bawah"

"Iya juga ya"

"Kalo nga kalian bertiga liat ke bawah tanah"

"Dan yang lainnya suru awasin siapa tau ada yang mencar"

"Ada berapa sih?!"

"Ada tiga orang"

"Bukannya dua ya?!"

"Tiga yang satunya buat kekecokan dan yang duanya nyerang"

"Kalau rumah ini roboh gimana?"

"Gue tuntut emak bapaknya"

"Cakep"

"Kita peress sampe abis nau!"

"Pasti"

"Amanin barang barang berharga"

"Nga ada barang barang berharga disini, barang barang kita udah ada di Apaterment, disini isinya cuma baju dan.."

"Dokumen penting papa!"

"Mampus!"

"Cepet oy cepet!"

"Kalian tunggu disini dan gue turun kebawah"

"Inget! Jangan sampai terkecok"

Ketiga tubuh itu bergerak turun kebawah. Memegang senjata api dengan posisi saling menempel. Menggunakan mata batin untuk melihat aba aba dari pengawas.

Menuruni anak tangga dengan hati hati. Disini sunyi bahkan sangat sunyi tidak ada suara sama sekali. Justru kesunyian ini yang membuat roh didalam tubuh keluarga Naura menjadi sedikit agresif dengan suara

Mereka sampai diujung tangga berjalan menuju tempat yang kokoh. Menentukannya dengan bunyi kosong dan padat nya tanah dibawah rumah ini

Tiba-tiba...

PRANGG

DOR

DOR

DOR

Mereka bertiga reflek menekan pistol ke arah dapur

"Di bawah gue ada orang"

"Kita jalan dan robohin kramik ubinnya"

"Nanti tiangnya roboh, tubuh ini bisa mati"

"Kalau gitu, kita pancing dia untuk keluar"

"Bagaimana caranya?"

ℂ𝕀ℕ𝕋𝔸 𝕀𝕋𝕌 ℝ𝕌𝕄𝕀𝕋 Where stories live. Discover now