72 Janji dihari esok

5 2 1
                                    

"Kenapa kamu gak bilang sama aku hikss..."

"Raa..."

"Kita oprasi yah... Kamu harus sembuh!" Ucap Naura menghapus air mata di pipinya lalu menatap alif serius.

Ia tidak menyangka jika selama ini alif menderita kangker otak. Tiga bulan tanpa ada yang merawat dan memperjuangkan penyakitnya sendiri itu hal yang sangat menyiksa bukan?.

"Nggak raa... Percu-"

"Nggak! Gak ada yang percuma kalau kita mau mencoba! Hikss kamu jahat! Kenapa kamu gak ngasih tau aku kalau kamu punya pe- akh!..."

Naura menjatuhkan kepalanya di banker rawat. Untuk melanjutkan kata katanya saja sangat susah apalagi menerima kenyataan pahit jika umur sahabatnya hanya tinggal satu minggu.

Kesalahan terbesarnya adalah ketika sudah mengucapkan janji tapi orang itu akan pergi.

"Jangan nangis" Ucap alif sambil mengusap sayang rambut Naura.

"Gimana aku gak nangis liat sahabat aku ngebohongin aku soal penyakitnya! Kamu pikir ini lucu gitu!? Hah?"

Naura menatap alif dengan mata yang berkaca kaca dan rahang yang mengeras menahan emosi. Alif yang juga sama terlukanya langsung memeluk Naura.

Mereka berdua sama sama terluka dengan masalah ini. Naura yang terluka karna mengetahui fakta jika umur sahabatnya tak akan lama lagi dan juga sebaliknya. Alif terluka karna mengetahui jika umurnya tak akan lama lagi.

Tapi ia sedikit bersyukur dihari hari terakhirnya ia bisa bersama dengan Naura.

Orang yang dia cintai dari kecil.

Ia juga seakan tidak percaya jika ia akan meninggalkan berjuta-juta kenangan dalam waktu singkat.

Lima belas menit berlalu. Tangisan Naura mulai sedikit mereda walaupun masih terhisak. Alif melepaskan pelukannya lalu mengecup pipi Naura singkat.

"Jangan kasih tau siapa siapa oke, kita jalanin ini semua berdua, aku janji sama kamu walaupun aku udah gak ada aku bakal selalu ada disisi kamu, kamu juga harus janji sama aku kamu bakal lupain aku sama janji kita dulu, kamu harus bisa nerima keadaan dan bahagia sama orang yang kamu cintai. Janji?"

Alif mengacungkan jari kelingkingnya

"Kamu juga harus janji bakal tinggal di ruang musik aku"

"Uhm..."

Mereka berdua sama sama tersenyum melihat panyutan tangan mereka sebagai janji dimasa yang akan datang.

"Kalau kamu kangen sama aku, kamu peluk boneka pokemon yang aku kasih sama kamu dulu"

"Itu pisang"

"Tapi mukanya pokemon"

"Bentuknya tetap pisang"

"Oke, aku namain diaa um... Puppy?"

"Apasih, puppy itu bagusnya buat anjing"

"Terus apa?" Tanya alif.

"Nopal"

"Nopal? Ko pake nama aku?"

"Kan boneka itu yang bakal jadi penghubung antara aku sama kamu, makanya aku kasih nama nopal"

"Ooh.. Oke Oke"

Disaat mereka sedang bercanda melupakan sejenak tentang masalah mereka tiba-tiba satu perawat datang dengan napas yang terngah-ngah, dia memberitahu jika pasien diruang rawat 04 tengah mengalami kejang kejang.

Naura yang mendengar itu langsung syok dan bergegas untuk ke ruang neneknya. Astaga... Pikirannya sudah membayangkan hal yang tidak tidak.

Ditinggal oleh kedua orang yang dicintai?

ℂ𝕀ℕ𝕋𝔸 𝕀𝕋𝕌 ℝ𝕌𝕄𝕀𝕋 Where stories live. Discover now