42 Untuk kedua kalinya

6 2 0
                                    

"Inget! Jangan lupa makan! Kalau butuh apa apa telepon aku! Kalau gaada temen nanti aku suru kak niko kesini" Ingatnya sekali lagi. Padahal dari tadi udah diulang ulang

"Iyaa"

"Yaudah kalau gitu aku berangkat"

"Nanti kamu naik apa?"

"Taxi, yaudah bye"

"Nau!"

"Hem?" Naura nongol dari balik pintu. Dia harus sekolah sekarang.

"Hati-hati ya" Naura tersenyum lalu pergi. Sebenarnya ia ingin sekali merawat arul sampai sembuh. Tapi kan yang sakit arul kenapa harus dia yang putus sekolah? .

'Nanti minta dibeliin mobil akh'-naura

-

"Si arul belum sembuh?"

"Belum, masih sakit dia, kayaknya besok juga udah boleh pulang"

"Ohh..."

"Yug..."

"Apa?"

"Makasih ya buat kemarin" Setelah mengatakan itu Naura langsung pergi ke kelas.

Iyaa kemarin Yugi mengajaknya untuk bermain di time zone untuk menghilangkan rasa sakit dihatinya.

Yugi mengajak Naura untuk menghilangkan rasa cemburunya. Sedangkan dia juga sedang runtuh.

Tak terasa setetes air mata mengalir membasahi pipinya. Entahlah arti air mata itu apa  

"Yug ngapa lu?" Yugi mengusap air matanya

"Akh ini kelilipan kenapa?"

"Ooh.. Ada anak yang lagi dibully di kelas disainer"

"Eh masa?!" Langsung lari dong dia. Bego si hanif orang lagi berantem bukannya dipisahin dulu malah nyari Yugi.

Disisi lain Naura tengah menatap kedepan dengan tatapan kosong. Tapi di hatinya ia sedang berkecambuk dengan perasaan campur dendam.

Anya datang.

Niatnya mau lompat dari belakang kaya anak hits gitu. Sialnya Naura berdiri sehingga membuat bangku serta Anya terjatuh.

Ditempat umum coba!?

"Duhh" Anya memegang pinggangnya yang sakit. Naura malah ngakak.

"Sini"

"Kenapa berdiri sih!?"

"Gua mau ngambil bola basket"

"Dih"

"Kenapa?"

"Tadi gua liat lu bengong, kenapa?"

"Gapapa, eh ke ruang musik lu yoo udah lama gua ga kesono" Tanpa diizinin Naura langsung lari buat jalan duluan. Anya yang paham jika ia ingin berbicara di tempat yang sepi lantas mengejarnya.

"Na!"

"Hm?"

"Sini gua punya permainan!" Anya mengambil tangan kedua tangan Naura lalu membalikan tubuhnya sehingga ber tempelan dengan punggungnya. Naura yang paham juga menikmatinya ia jalan mundur dan Anya jalan maju.

Aneh emang.

"Kalau gua jalan kaki kanan lu jalan kaki kiri biar ga tabrakan ngerti!?"

"Kiri dulu baru kanan"

"Okelah... Siap ya!"

"Pelan pelaaaaaaaaaaaaaaaa jangan lari begoo!!" Naura menyelengkat kaki Anya agar berhenti berlari. Cuma Naura yang berani sama Anya. Makanya Anya suka deket dia

ℂ𝕀ℕ𝕋𝔸 𝕀𝕋𝕌 ℝ𝕌𝕄𝕀𝕋 Where stories live. Discover now