71 Feeling

4 2 0
                                    

Pukul 15.00 sore.

Naura terbangun dari tidurnya karna ada telpon masuk. Dengan mata yang masih terpejam ia berjalan ke meja belajarnya.

Tanpa melihat siapa yang menelpon, Naura langsung mengangkatnya .

"Hallo?" Ucap Naura khas seperti orang baru bangun tidur.

"Hallo selamat sore, kami dari pihak rumah sakit dikota solo, kami ingin memberitahu jika pasien bernama nenek vialeana berada dirumah sakit akibat jatuh dari kamar mandi"

"WHAT?!"

Naura membuka matanya lebar lebar. Ini bukan mimpi kan? Astagaa...

"Dari informasi yang kami dapat Anda adalah cucu dari pasien, bisa datang cepat kesini? Nonya vialeana sedang kritis"

"Ya ya ya, saya kesana sekarang"

Pip.

Sambungan telpon terputus. Naura berlari larian menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya. Ia berfikir sejenak, handphonenya belum diisi kouta, mobilnya masih di bengkel. Dia gapunya uang cash, mau minta anterin Vino tapi orangnya belum pulang.

Masa mau jalan kaki lagi?

Naura kembali merebahkan tubuhnya dikasur untuk berfikir dua kali. Mau naik ojek? Tapi Gamau panas panasan. Naik taksi? Kan harus dipesan.

Tapi....

Kan ada mobil Arul! Buru buru saja Naura berlarian ke luar kamar untuk mencari kunci mobil. Setelah dua puluh menit mencari akhirnya Naura menemukan kunci mobil di bawah bantal.

Langsung saja ia mengambil hoodie berwarna mint dan sepatu berwarna putih sebagai stylenya.

"Na? Mau kemana?" Tanya Vino yang baru pulang dari kampus.

"Mauu pergi sebentar bye!"

Vino yang penasaran akhirnya mengikuti kemana Naura pergi. Was was gitu ya, tadi pas diperjalanan pulang dia liat mobil Naura lagi di derek. Ditambah tadi Yugi masuk kelas sambil marah marah.

Bisa Vino simpulkan bahwa Naura tadi pulang jalan kaki. Mengenaskan sekali. Yugi memang benar benar.

Huftt...

"Solo? Ngapain tu anak kesini?"

Naura memarkirkan mobilnya tepat didepan rumah sakit. Sementara Vino memarkirkan mobilnya di luar rumah sakit agar tidak ketahuan.

Walaupun nanti pasti akan ketahuan sih.

Vino mengikuti kemana Naura pergi. Ternyata Naura ke rumah sakit untuk menjenguk neneknya.

"Kenapa gak langsung di oprasi aja sih! Kalau gini sama aja dokter bunuh nenek saya secara perlahan! Kalau soal biaya mah tenang aja nanti juga saya bayar!"

Naura marah marah tepat didepan muka dokternya. Astagaa jarak dari kota depok ke Solo adalah dua jam! Dan bisa bisanya dokter tidak berbuat apa apa padahal ia tau jika tulang sum sum pasiennya rusak!.

Masih beruntung pasien masih bisa bertahan selama dua jam.

Langsung saja banker rawat didorong ke ruang ICU. Beruntungnya disini masih ada stok sum sum tulang belakang sehingga Naura hanya perlu membayar administrasinya.

Naura juga berusaha untuk menelpon mama papanya tapi nihil panggilannya selalu ditolak bahkan ia mengirimkan pesan pribadi saja hanya dilihat.

Sibuk banget kayaknya.

ℂ𝕀ℕ𝕋𝔸 𝕀𝕋𝕌 ℝ𝕌𝕄𝕀𝕋 Where stories live. Discover now