The Osaki

1.1K 331 76
                                    

[3 bulan usai Gerhana]







"Apa kau ingin membersihkan kamarnya lagi?"

"Tentu."

"Tapi kan tidak kotor."

"Aku tidur disini tadi malam."

"Ah, begitu rupanya."

Osaki Yangyang —atau akrabnya disapa Liuyang mengusapkan handuk kecil pada kepalanya yang basah. "Terlalu rajin atau merindukannya?"

Tangan Grace yang tadinya berniat memutar knop pintu kamar milik Shotaro mendadak terhenti, merasakan sengatan yang datang secara tiba-tiba. Ia tersenyum kecut, lantas tersenyum seraya membuka pintu. "Jika bisa keduanya kenapa tidak?"

"Uh baiklah. Tapi Eun," Yangyang berjalan menuju ambang pintu dan singgah disana. "Aku akan membawa bajuku ke penatu, lusa aku akan memakainya untuk mengikuti seleksi final line-up."

"Oh serius?"

"Hehehe."

"Astaga kau sampai di titik itu? Jika kau berhasil debut maka aku akan menutup diri dari dunia!"

"Gila."

"Kau tak berpikir jika kau akan memiliki penggemar yang fanatik?"

Yangyang memutar bola matanya malas, membuat Grace tiba-tiba teringat pada seseorang yang lekat dengan rolling-eyesnya. Lee Haechan.

"Baiklah, aku akan pergi."

"Keringkan rambutmu dengan benar."

"Udara di luar panas dan itu cukup untuk membantu rambutku kering."

"Nevermind."

Yangyang tak berkutik lagi setelahnya, memilih beralih keluar dari rumah kecil itu guna beranjak menuju penatu. Tinggallah Grace seorang diri. Setelah beberapa waktu ia habiskan untuk melakukan healing pada kesehatan mentalnya, Grace berhasil melewati semuanya setidaknya pun berhasil berdamai dengan diri sendiri. Setelah badai akan ada pelangi, setiap ombak besar yang terjadi akan segera mereda. Itu cukup untuk membuat dirinya bertahan.

Secara tak sengaja Grace menemukan buku bacaan yang berjudul The Deadly Throne, terletak di atas ranjang Shotaro. Gadis itu sering menghabiskan waktunya di dalam kamar sang saudara yang tak kunjung kembali, mengulurkan kerinduannya meski hanya sebatas menghuni kamar kosong. Masih banyak benda yang tersisa disini.


"Aku merindukanmu dan akan selalu begitu."


Buku bacaan yang tadi ditemukan lalu ia geser menuju pinggir ranjang. Sayang, secara mendadak Grace merasakan sakit perut yang tidak main-main. Langkahnya segera bergegas menuju kamar kecil, membiarkan pintu kamar terbuka karena tak sanggup menahan sakitnya.







10 menit berlalu membuat kondisi dalam rumah Osaki terasa sangat sunyi.







5 menit kemudian, Grace akhirnya keluar dari bilik kamar kecil sambil mengusap perutnya. "Aku tidak seharusnya memakan makanan sepedas itu." Gumamnya.

Ia lalu kembali ke dalam kamar Shotaro dan berniat untuk merapikan ranjang.


Namun ada yang salah sepertinya.


Buku The Deadly Throne berpindah ke bawah ranjang. Apa karena terjatuh?


"Tapi rasanya tak akan ada peluang bukunya terjatuh tadi. Liuyang apa kau sudah pulang?"


Tak ada jawaban.


Grace mengendikkan bahunya dan mengabaikan perkara tentang buku. Ia kembali meletakkannya namun kini di atas nakas, lalu merapikan ranjang. Ini sudah menjadi kesehariannya, masih menganggap Shotaro ada dan melakukan pekerjaan layaknya lelaki itu akan pulang nanti malam.







Waktu demi waktu berlalu, Grace sibuk dengan kesendiriannya. Sesekali ia merapikan barang yang keluar dari tempatnya, merasakan itu semua memang biasa saja.


Tapi tunggu.


"Sejak kapan laci ini terbuka?"


Dengan cepat Grace membuka laci itu sepenuhnya, menemukan secarik kertas di atas sebuah buku tabungan. Grace tertegun. Benda ini tak ada sebelumnya.


"Aku pulang!"


"..."


"Euna, kau masih ada di dalam?" Seru Yangyang seraya berjalan mencari kehadiran saudarinya itu. "Tadi aku bertemu bibi Son, dia berkata—"

Yangyang terdiam melihat Grace yang mematung di atas kursi.

"Kau baik-baik saja Eun?"

"Ini—"

Reflek Yangyang meneruskan langkahnya menuju Grace, ikut menatap ke arah kertas yang dibaca gadis itu. Yangyang menyadari jika kertas dan buku tabungan yang ada di tangan Grace berasal dari laci yang masih terbuka.

"Bukannya laci ini telah dikosongkan?"

Grace mendongak. "Aku yakin laci ini kosong, namun surat ini—"

Yangyang membaca sepenggal kalimat yang tertulis di atas kertas putih tersebut.


Ini adalah milik kalian, gunakan sebaik mungkin.
Dariku yang akan selalu merindukan kalian.


"Ini adalah tulisannya."

[II] THE CLASS OF EVIL ✓Where stories live. Discover now