21. Blackbox car

1.2K 434 48
                                    

"Euna."

Aku menoleh, menemukan Shotaro yang datang dari arah dapur dengan sepiring potongan buah apel di tangannya. Ia tersenyum, membuat rinduku padanya menipis usai beberapa hari belakangan kami jarang bertemu.

"Ini, kau pasti sudah jarang makan buah karena sibuk mempersiapkan kompetisi."

"Ah, kau benar."

"Liuyang?"

"Sebentar!" Teriak Yangyang dari dalam kamarnya. "Aku baru selesai mandi!"

"Eo— setelah itu kemarilah, kita makan buah."

"Terimakasih, Taro." Ujarku sekali lagi dan meraih sepotong buah.

"Bagaimana? Apa latihanmu berjalan dengan baik? Yangyang bilang, lagumu ikut terpilih, senang mendengarnya."

"Ah, aku saja masih tak menyangka."

Shotaro terkekeh. "Bagaiamana dengan temanmu?"

Kunyahanku melambat, mengingat kacaunya kondisi internal dalam kelas. Kuusahakan untuk menutupnya merapat, karena Shotaro pun tak akan tahu bagiamana hal-hal itu terjadi.

"Kau melarangku menyembunyikan sesuatu, lantas kenapa dirimu yang berlagak mencurigakan?"

"Hanya masalah kecil, tidak begitu penting." Bohongku.

"Euna, jangan sampai kau benar-benar sendiri dalam menghadapinya. Kalau kau memang berat mengaitkannya dengan kami, kuharap kau punya teman yang baik, yang selalu membantumu."

Selagi mencerna ucapannya, aku membatin, mengingat seseorang yang begitu dekat saat mengharapkan bantuan.

"Apa iya?"

"Ah, tentang itu—"

"Dia punya pacar." Sergah Yangyang yang baru saja muncul seraya mengusap rambut basahnya dengan selembar handuk cokelat.

"Sembarangan!"

"Kau tahu? Aku sering mendapati orang yang sama mengantarnya pulang, yuck!"

"Itu hanya temanku, Liuyang."

"Bukannya dia juga memberimu cokelat waktu itu? Kau sempat membagikannya pada kami. Siapa namanya? Juni? Injun?"

"Liuyang!"

Shotaro tertawa lebar hingga matanya benar-benar tak terlihat. Aku bingung, kenapa ia mempercayai Yangyang akan hal ini? Sumpah, aku sangat ingin menjadikan Yangyang sebagai potongan buah!

Aku pun tak mengerti, mengapa mereka malah menjadikanku sebagai topik pembahasan untuk kali ini. Yang kuakui ini sangat menyebalkan dan tidak adil. Mereka terus menggodaku, beralasan karena Renjun adalah lelaki tampan. Itu memang benar, tapi— errr! Imajinasi mereka terlampau jauh!


Ting!


"Hey, kau dengar itu?"


Tong!


"Uh, aku rasa ada seseorang di luar sana."

"Ya, bel rumah berbunyi."

"Biar aku yang membukanya." Kata Shotaro sambil bangkit dari atas karpet yang membuatku dan Yangyang terdiam menunggunya. Aku melirik jendela, menemukan senja telah hadir bersama kawanan jingganya yang indah.

"Apa pacarmu lagi?"

Spontan aku berdesis kesal menanggapi ucapan Yangyang.

"Bercanda, kenapa kau menanggapinya dengan serius?"

"Kau melakukan fitnah."

"Heol, gadis pemarah."


"Euna—"


[II] THE CLASS OF EVIL ✓Where stories live. Discover now