31. Mari berpisah

1.1K 390 88
                                    

Langkah mereka yang sempat terdesak membuat Grace sedikit bergeser karena merasa sesak. Gelap menjadi pemicu utamanya tak mengamati jalan, hingga secara tak sengaja—

gadis ini keluar jalur dan tergelincir di tepi lantai.

"Eun!"

"Noona!"







Nafas Grace tersentak sesaat, benar-benar merasakan hampa saat menyadari dirinya telah terjatuh dari ketinggian. Renjun yang menerobos kawanannya begitu terlambat meraih tangannya yang sempat terulur, menghantam batinnya dalam sekejap.

Suara tembakan Jaemin masih berlanjut, menghabiskan kemunculan para monster vampir dan menyisakan kesunyian. Mereka shock, begitu mematung menyaksikan hal tragis yang berlangsung di depan mata mereka. Bersama tangannya yang terguncang, Jisung mencoba melihat kondisi di bawah sana dengan sorotan lampu senter miliknya. Matanya berair karena begitu ketakutan, hingga tak menunggu waktu lama, mata itu menjadi bulat dengan sempurna.







"Noona—"


"Di, dia—"


Ucapnya dengan jeda.


"Hyung."


Mendengar ucapan mengganjal dari lelaki termuda itu, Mark segera ikut menyoroti posisi jatuhnya Osaki Grace Eun. Kini tubuhnya membeku untuk kesekian kali, menjumpai Grace yang menggantung dengan bantuan mahkluk bersayap hitam tepat dua lantai di bawahnya.


"Haechan?"


Grace —yang masih bersama debaran jantung tak normal menatap sosok Lee Haechan yang sangat berbeda. Kulitnya terlalu pucat, gigi taringnya muncul bersama pupil mata yang mengerikan itu. Tetapi di sisi lain, ialah yang menolong Grace dari maut tak terduga.

Satu tangan Haechan mencengkram dinding dengan kuku tajam, satu tangannya lagi menahan tangan Grace. Tanpa kata-kata, ia beranjak menarik gadis Osaki ini.


Entah untuk benar-benar diselamatkan, atau akan dijadikan umpan.


Perlahan Haechan mendongak, menaiki gedung secara perlahan hingga mencapai keberadaan teman-temannya dengan bantuan sayap itu. Dengan berhati-hati ia meletakkan Grace, disusul dengan kakinya yang menapak di tempat yang cukup berjarak dari manusia-manusia tersebut. Mulanya ia hanya menatap dalam diam, dan beberapa detik berselang, terdengar suara bising entah berasal dari mana. Telinga mereka seolah ditusuk bunyi nyaring itu, dan secara tak sengaja, Grace menjadi satu-satunya yang merasakan keanehan dengan sekelebat memori yang hinggap di kepalanya.











"Grace kau baik-baik saja?"

"Ya—" matanya mengedar, menemukan lampu panggung yang nyaris terjatuh di atasnya. Ini, ini adalah hari kompetisi saat masih bersekolah di Aussie, beberapa tahun yang lalu.

"Astaga, kau hampir saja terluka saat tampil. Kita akan menundanya, ayo ke belakang panggung!"

Keramaian mendominasi posisinya yang kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi. Grace segera dibawa turun untuk menjauhi panggung dan menenangkan keterkejutannya atas kejadian yang mengancamnya tadi.

Sayup-sayup ia mendengar, "acara tahunan sekolah akan ditunda sementara waktu. Maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan."

"Yang benar saja, bagaimana bisa hal ini terjadi? Osaki nyaris terluka! Kita bisa saja kehilangan anak emas sekolah!"

"Bagaimana dengan Minhyung Lee?"

"Dia bisa menunggu."

"Tapi—"

[II] THE CLASS OF EVIL ✓Where stories live. Discover now