34. Towards the end

1.1K 362 50
                                    

"Euna."


"Ayo, ini sudah hari kedua."


"Euna."


Ucapan Yangyang menembus indra-pendengaranku untuk kesekian kalinya. Ia terus memanggil namaku seperti meminta untuk membuka mata, bergegas bangkit dari ketidaksadaran ini. Begitu berhasil mengerjapkan mata, kutemukan ia dengan wajah cemasnya di tepi ranjang, sesekali mengusap pelipis wajahku dengan selembar handuk kecil.


"Liuyang."


Panggilanku membuatnya spontan terhenti dan meletakkan handuk. Yangyang menatap wajahku lalu menghela nafas. "Euna, syukurlah."

"Kenapa?"

"Sudah dua hari kau tidak kunjung terbangun. Kau terus memanggil nama Taro dan aku semakin cemas. Eung, setidaknya kau telah membuka matamu. Lain kali jangan seperti ini ya?"

"Aku, aku hanya lelah."

Yangyang mengangguk ringan. "Eum, begitu rupanya. Mungkin kau masih shock. Kau terus tidur dan benar-benar tak mendapat asupan sama sekali. Cha, bangunlah jika sudah kuat lalu minum air putih ini."

Aku menoleh dan menemukan segelas air di atas nakas. Aku tersenyum, mengangguk paham dengan permintaannya.







"Dia—"

Lelaki ini menggantungkan sebuah kata lagi, membuatku yang berusaha bangkit segera mempercepat pergerakan agar bisa mendengarnya dalam posisi yang baik. "Kenapa?"

"Dia belum pulang. Bagaimana ini?"

Bahuku terjatuh, melihatnya masih menyimpan harap agar Shotaro bisa kembali muncul.

"Apa dia benar-benar serius dengan perkataannya saat itu?"

Alisku terangkat. "Perkataan?"

"Aku tahu, aku tahu dia yang sebenarnya. Tepat sebelum hari kompetisimu, ia jujur tentang semuanya. Pesan terakhir yang Taro katakan adalah ia ingin aku terus melindungimu. Dia ingin kita tetap bersama, meski akan ada saatnya dia sudah tak lagi bersama kita."







Shotaro bohong. Dia memintaku untuk menjaga rahasia ini, namun dia sendiri yang memberitahukannya pada Yangyang. Dia meminta Yangyang menjagaku namun dia-lah yang meninggalkanku. Apa dia tak berpikir jika ini sangat menyakitiku? Dia bilang dia akan bertahan demi diriku, lantas bagaimana aku akan bertahan tanpa melihatnya sampai aku mati?







Yangyang meraih tanganku. "Kita bisa, Euna. Apapun yang akan terjadi, mari kita relakan."

"Kau yakin kau bisa, Liuyang?"

"Jika kau bisa, maka tak ada alasan lain aku untuk putus asa. Hanya kita yang tersisa, ayo terus bertahan agar Taro tak kecewa melihat kita disana."

Kupejamkan mataku, menyesak dalam kepedihan itu.

"Maka dari itu, aku akan berusaha menjagamu dan menyimpan pesan Taro. Jadi jangan khawatir. Masih ada aku. Kau juga punya orang lain yang selalu memikirkanmu."

"Hm?"


Ting— tong!


"Itu, dia datang lagi."

"Siapa?"

"Huang Renjun."

"Dia—"

Yangyang menghela nafas lalu menampakkan senyuman tipisnya. "Malam di saat kita pulang, kau tidur sejak saat itu. Dia juga datang, terus mencari dan menjengukmu. Pagi dan sore hari, dia selalu mencemaskanmu. Lihat, masih ada yang tulus."

[II] THE CLASS OF EVIL ✓Where stories live. Discover now