AREGA [End]

By kastarasa

75.4K 6.1K 1.9K

‼️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA‼️ Happy Reading 🧡 "Gue suka lo...." "....mulai hari ini lo pacar gue," "Hahaha... More

prolog
01| Di hukum
02| Belajar Bareng?
03| Belajar
04| Suara Emas Alysa
05| Timezone
06| Jadian
07| Hujan.
08| Balapan
09|Jadi Kapan Putus?
10| Karena Pantai Itu Tenang
11| Main Basket Bareng
13| Baikan
14| Kembali ke sekolah
15| Telat
16|Makan Bakso
17| Siapa Dia?
18| Zidan lagi?
19| Dihukum pak Amir
20| Hari pertandingan
21| Rehan Bertengkar
22| Debat calon ketua osis
23| Tragedi Memalukan
24| Hangout
25| Celaka
26| Tawaran Pak Amir
27| Kak Dimas Pembawa Petaka
28| Hari Pertandingan Alysa
29| Adik kelas Centil
30| Rumah Nadila
31| Asep Koma
32| Hadiah kecil
33| Hari Ulang Tahun Diga
34| Devigos
35| Putus?
36| Gavin Bucin Mode On
37| Ketua Basket
38| Balas Dendam
39| Dia sakit apa?
40| Rencana Gavin
41| Tradisi Sekolah
42| Dunia repot
43| Upacara Terakhir.
44| Tuduhan Palsu
45| Serangan Ralax
46|Menguatkan diri
47| Siapa?
48| CCTV
49| Alasan putus
50| Curiga
51| Misteri
52| Hari kelulusan
53| Terungkap
54| Kembali Pulang
55| The end
Extra part: Selamat jalan
Surat Kecil dari Arega
INFO!!!!!
COMING SOON?????

12| Diga Kenapa?

1.3K 118 35
By kastarasa

Budayakan vote dan coment setelah membaca.

Alysa menuruni tangga dengan tergesa. Seragam putih abu-abu dengan kemeja yang dikeluarkan dan rambut di atas bahunya yang di gerai tidak beraturan. Alysa tidak perlu penampilannya, berniat duduk di kelas saja itu sudah syukur.

Bunda menggeleng-gelengkan kepala saat melihat Alysa yang turun tangga dengan tergesa, padahal sejak tadi dirinya sudah mengetuk kamar gadis itu berulang kali."Kebiasan deh kamu, makanya kalo di bangunin pagi tu lansung bangun jangan pake 5 menit lagi,"

"Iyaa bun iyaa,"

"Itu sarapan cepetan,"

Alysa memasukkan roti ke mulutnya, sorot mata Alysa menyapu seisi rumah, tapi tidak menemukan Ayah ataupun kakaknya di sekitar rumag."Iya bun, ayah sama kak Nadia udah berangkat?"

"Udah dong, liat tuh udah jam berapa," Ucap bunda menunjuk jam yang sudah di pastikan dirinya akan terlambat.

"Mampus gue,yaudah deh bun sasa sekolah dulu ya takut telat," Ucap Alysa yang lansung berlari ke luar rumahnya setelah meminum susunya.

Alysa menunggu Diga yang sejak tadi tapi laki-laki itu tidak kunjung datang padahal biasanya Diga lebih dulu datang sebelum dirinya keluar dari rumah.

Karena takut terlambat Alysa memutuskan untuk berlari ke depan komplek rumahnya untuk menaiki kendaraan umum karena motornya di pakai bundanya untuk pergi ke toko kue, mengendarai mobil juga pasti akan lama. Dinda yang sudah pasti berangkat dengan Leo dan sekarang sudah terduduk manis dikelas.

🌼🌼🌼🌼

Setelah berdesakkan di dalam angkutan umun, akhirnya Alysa tiba di depan gerbang sekolah. Ternyata dugaannya benar, gerbang sekolah kini sudah tertutup rapat yang artinya pagi ini Alysa terlambat.

Alysa meruntuki dirinya sendiri, andai saja saat bunda memanggilnya tadi dirinya lansung segera bangun."Banyak banget sih azab gue hari ini,"

Mata Alysa menanggkap kehadiran Bu Iren yang tidak jauh dari sana, Bu Iren tengah berkacak pinggang dengan tatapan penuh amarah menyambut murid terlambat. Karena malas harus berhadapan dengan Bu Iren Alysa memilih untuk memanjat pagar belakang sekolahnya, meski itu sangat merepotkan akan lebih baik dari pada harus mendengar ceramah Bu Iren, ditambah lagi pasti guru itu akan melamporkan ke orang tuanya dengan bumbu-bumbu berlebihan.

" Emang gak rugi gue pinter manjat, ada gunanya juga," Ucap Alysa yang baru mendarat di taman belakang sekolahnya.

Alysa memperhatikan sekitar untuk memastikan tak ada orang lain di sekitar sana, setelah di rasa aman Alysa terlebih dulu pergi ke toilet untuk menyimpan tasnya agar tidak ada guru yang tau jika Alysa telat. Setelah selesai dengan urusan tas, Alysa berjalan kembali ke kelasnya.

"Alysa," Panggil seseorang, langkah Alysa reflek terhenti. Gadis itu perlahan membalikkan badannya menemukan seseorang yang memanggilnya tadi, ternyata itu pak Amir.

" Eh ada bapak pak," Ucap Alysa yang berusaha biasa saja.

Pak Amir memicingkan mata curiga, melihat Alysa yang berada di luar kelas saat jam pelajaran sudah di mulai."Dari mana kamu?"

Celaka, Alysa menelan salvianya. Jika pak Amir tau dirinya telat, usaha Alysa sejak tadi akan sia-sia. "Dari toilet pak ,ini mau balik ke kelas,"

Alysa menatap pak Amir cemas, sejak tadi guru olahraga itu tampak menimbang-nimbang jawabannya."Yasudah sana balik ke kelas kamu," mendengar jawaban itu Alysa menghela nafas lega.

Sebelum masuk ke kelas Alysa memastikan jika kelasnya tidak ada guru tapi jika ada mungkin dia lebih memilih pergi ke belakang sekolah dari pada harus di omeli tapi kali ini Alysa beruntung karena kelasnya jam kosong.

"Dari mana aja lo al?" Tanya dinda saat Alysa baru duduk di bangkunya.

"Dari pasar, ya dari rumahlah," Ucap Alysa yang masih kepanasan karena lelah memanjat diding belakang sekolahnya tadi.

"Kok telat?" Tanya Dinda.

"Tadi Diga gak jemput gue,mau bareng ayah tapi ayah udah pergi duluan," Jelas Alysa yang di angguki mereka berdua.

Belum genap lima menit menyelesaikan pembicaraan mereka, Alysa teringat jika dirinya belum selesai mengerjakan prnya semalam, dirinya tidak ingin di jemur kembali di lapangan."Gue salin pr lo dong din,"

"Nih," Ucap Dinda sembari memberikan buku prnya kepada Alysa.

Jam istirahat ini Alysa berencana ingin menemui Diga untuk menanyakan kenapa tiba - tiba tidak menjemputnya pagi ini dan pergi begitu saja kemarin.

🌼🌼🌼

Saat jam istirahat Alysa lansung melangkahkan kakinya untuk pergi ke kelas Diga yang berada di lantai dua untuk menanyakan tentang kemarin dan kenapa pagi ini tiba-tiba tidak menjemputnya tanpa mengabari.

Tapi saat Alysa sedang melewati lapangan mendengar suara heboh dari dalam kerumunan , karena penasaran Alysa juga pergi untuk melihat ada apa tapi yang di lihat kini Diga dan nizam dengan muka yang babak belur dan terluka tapi keduanya masih saling mengajar satu sama lain.

" Udah gue bilang jangan deketin cewek gue bangsat!!" Ucap Diga yang kembali masih terus saling pukul, teman Diga yang melihatnya pun tak berani untuk memisahkan.

" Emang lo siapanya hah? Cuma pacarnya doang gak usah belagu lo anjing," Ucap Nizam yang membalas pukulan Diga kembali.

"Bacot," Ucap Diga kembali membalas pukulan Nizam.

" Diga , Nizam apa apaan kalian ini ," Ucap Bu Iren yang menerobos dari luar kerumunan saat Alysa hendak memisahkan keduanya.

Suara nyaring bu Iren ternyata belum bisa membuat Diga dan Nizam berhenti hingga Bu Iren harus meminta pak Amir untuk memisahkan mereka sebelum wajah mereka semakin tidak berbentuk.

Pak Amir berhasil memisahkan keduanya, tapi Diga dan Nizam sejak tadi masih melempar tatapan tajam satu sama lain, seolah belum menyelesaikan sesuatu.

"Ikut ke ruangan saya sekarang," Ucap Bu Iren setelah mereka berhasil di pisahkan.

Diga dan Nizam mengikuti Bu Iren dari belakang dengan mata yang masih memancarkan permusuhaan dari keduanya.

Sesampai di ruangan yang bertulisan bimbingan konseling di depannya Bu Iren lansung mengeluarkan ceramah panjang lebarnya tanpa henti. Bu Iren tidak heran melihat Diga seperti itu, tapi masalah ini membawa Nizam yang notabenya siswa yang terkenal baik-baik.

Setelah selesai memberikan cermah panjang lebar, pandangan Bu Iren beralih menatap dua siswa di hadapannya bergantian." Sekarang siapa yang mau menjelaskan masalah kalian apa?" Tanya Bu Iren di akhir tapi keduanya masih sama-sama bungkam.

"Kok malah diam sih," Ucap Bu Iren yang mulai kesal.

Diga rasa dirinya mampu menyelsaikan masalah mereka sendiri, harusnya tadi dirinya tidak menghajar laki-laki di sampingnya itu di lingkungan sekolah."Kita bisa selesain masalah kita sendiri kok buk,"

Bu Iren mengangguk, itu bukan jawaban yang asing untuk seorang Diga."Kalo begitu dengan berat hati saya harus menscorsing kalian dari sekolah selama tiga hari sebagai hukuman, nanti saya kirimkan surat untuk orang tua kalian dan kalian boleh keluar sekarang," Ucap Buk Iren, Diga dan Nizam lansung bangkit dan keluar dari ruang Bk.

Saat mereka hendak keluar ternyata ada Alysa yang menunggu di luar. Nizam hanya memberikan senyum kecil dan lansung melangkah pergi dari sana. Dirinya ingin segera mengobati luka dan ingin menenangkan dirinya.

Sama halnya dengan Diga yang lansung berlalu pergi dengan muka datarnya saat melihat ada Alysa di sana, Alysa yang bingung dengan sikap Diga lansung menyesuaikan langkah kakinya dengan Diga walau sulit, karena Diga seperti tengah mempercepatan langkahnya.

Rahang Diga seolah mengetat, layaknya orang yang masih menahan emosi."Kamu kenapa sih?"

Bukan mendapat jawaban, Diga justru masih setia menutup rapat mulutnya. Alysa lansung saja mencekal tangan Diga dan menghadang jalannya. "Kenapa sih di tanyain diem?"

Tampaknya Alysa belum paham jika Diga sedang dalam mood yang buruk kini. Tatapan Diga menajam."Minggir," Ucap Diga dingin.

"Jawab dulu," Alysa tidak perduli apapun kini, dirinya hanya ingin tau ada apa dengan pria itu hari ini.

"Ngapain di sini? Kenapa gak ngejar cowok kamu?" Tanya Diga dingin.

Alysa mengerngit heran dengan arah pembicaraan Diga." Maksud kamu apa sih ?"

"Gak usah sok pura-pura bodoh al , kamu lagi deket sama nizam kan? Suka sama dia? Ngapain masih di sini?" Tanya Diga bertubi-tubi dengan tatapan menusuk.

Alysa benar-benar tidak mengerti setiap kata yang dikeluarkan Diga sejak tadi. Dekat dengan Nizam? Sejak kapan dirinya dekat dengan Nizam.

"Kamu ngomong apa sih?" Tanya Alysa yang kebingungan. Diga lansung melewati Alysa tanpa berkata apapun lagi.

"Kalo aku emang milih Nizam aku gak bakal di sini buat nanyain kamu " Ucap Alysa yang membuat Diga terhenti. Entah apa yang di maksud pria itu soal Nizam, tapi apa yang dikatakan Alysa benar adanya.

Alysa lansung berbalik dan meneruskan langkahnya menuju ke kelas untuk menemui teman-temannya dengan raut tidak bersahabat. Bukan memberi penjelasan tapi Diga malah membuat suasana hatinya buruk.

Sejak menyusuri koridor Alysa tidak habisnya memikirkan apa maksud Diga sejak tadi."Apaan sih tu orang, gue yang sakit jiwa apaa dia ya? Salah gue apa gitu?"

" Kenapa al?" Tanya Dinda yang melihat Alysa seperti kebingungan.

" Gue denger Diga berantem? Sama siapa? Soal apa? " Tanya Alana bertubi-tubi.

"Sama nizam tapi gue gak tau soal apa soalnya pas gue samperin truss gue tanyain dia bilang gue lagi deket sama nizam,"

Dinda menyerngit heran."Kok gitu?"

"Yaa gue juga gak tau , tapi dari kemarin Diga tiba-tiba udah ngilang pas gue habis beli minum, truss handphone gue ketemu di tengah lapangan dengan keadaan retak truss tadi pagi dia gak jemput gue pas gue samperin dia berantem truss marah, aneh gak sih?" Jelas Alysa panjang lebar.

Nadila reflek menoleh ke arah Alysa, ada satu kata kunci yang membuatnya seketika tersadar ada yang aneh."Bentar deh bentar, coba siniin handphone lo?"

Alysa lansung merogoh sakunya dan menyodorkan ke Nadila. Semuanya reflek menyimak apa yang dilakukan Nadila dengan mengotak atik isi ponsel Alysa hingga berhenti di satu kontak yang mengatasnamakan Nizam."Nih penyebabnya,"

Dahi Alysa menyerngit, menurutnya isi chat itu tidak ada yang salah. "Truss salahnya dimana? "

Alana ikut mengangguk setuju, menurutnya juga tidak ada yang salah dari itu. "Iya salahnya emang dimana?"

Dinda memijit tulang hidungnya lelah. Harusnya kedua sahabatnya itu bisa mengerti isi chat itu layaknya orang yang tengah mencoba mendekati. "Di otak lo berdua, ya salah lah al , pasti Diga kesel sama lo,"

"Tapi kan itu chatnya juga masih wajar," Alysa masih mencoba membela dirinya.

Nadila mengedikkan bahunya."Ya mungkin Diga sensitif kalo lo deket sama cowok,"

"Trus gue harus gimana dong?"

"Lo biarin dulu deh dia tenang setelah itu baru lo minta maaf," Ucap Dinda yang diangguki mereka semua.

🌼🌼🌼🌼

Dengan ekspresi yang masih seperti tadi, Diga lansung masuk ke dalam kelasnya untuk mengambil tasnya. Jujur saja dirinya kini tengah di tumpuki perasaan kesal. Kesal karena tidak bisa menuntaskan kekesalannya pada Nizam, kesal karena masalahnya dengan Alysa semakin rumit kini. Semuanya bercampur menjadi satu.

Leo sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Diga saat memasuki kelas, hingga saat laki-laki itu mengambil tasnya dan hendak berjalan ke luar kelas."Lah lah mau kemana lo? "

Tanpa berbalik dan menghentikan langkahnya, Diga menjawab tanpa minat."Balik,"

"Lah kok bisa?"

"Gue di scors," Jawab Diga kelewat santai untuk seseorang yang tengah mendapat hukuman.

Asep yang memainkan ponselnya lansung mendongak dengan raut bersemangat. "Gue ikut,"

Saat tiba di depan gerbang satpam lansung mencegat mereka yang saat itu hendak keluar dari gerbang, padahal jam masih menunjukkan waktu jam pelajaran berlansung. Hal itu tentu menimbulkan kecurigaan

"Mau kemana kalian?"

Diga menaikkan kaca helmnya agar suaranya tedengar."Saya di scors pak,"

Satpam itu menaikkan kedua alisnya, ragu dengan pernyataan Diga. "Yang bener kamu?"

"Kalo gak percaya tanya aja sama Bu Iren pak," satpam itu kembali menimbang jawaban Diga sebelum memgambil kertas dan bolpen.

"Gini aja. Sebutin nama kalian biar saya tanyain ke Bu Iren nanti," Diga mengangguk mengiyakan, sedangkan empat lainnya melempar tatapan seolah berkata' mampus' dari sorot mata mereka.

"Ayo nama kamu siapa?" Tanya Pak satpam menanyakan motor terdepan, yaitu motor Diga.

"Arega Diga Dirgantara,"

Setelah mencatat nama Diga, pak Satpam beralih ke motor lainnya."Kamu?"

"Encup saputra pak," Jawaban Asep yang entah ide darimana memalsukan namanya.

"Lanjut, kamu?"

Melihat aksi Asep berjalan dengan lancar, Leo juga mengikutinya. "Juprianda entisna pak,"

Asep menatap Leo tajam, bisa-bisanya laki-laki itu menunggunakan nama orang tuanya sekarang. Leo hanya membalas dengan cengirannya.

Pak satpam beralih menanyakan yang lainnya hingga nama mereka berlima yang tentu saja hanya nama Diga yang benar tercatat dengan jelas di sana.

🌼🌼🌼🌼

Setelah menyelesaikan aksi cabut mereka,Diga dan yang lainnya memutuskan untuk pergi ke tongkrongan mereka yang biasanya, namun kali ini bukan warung Mpok yeyen tempat tujuan mereka, namun rumah kediaman keluarga Leo yang kini mereka jadiakan tempat perkumpulan mereka karena sudah tidak terpakai.

Gavin sejak tadi menatap Diga dengan penuh tanda tanya. Aksi Diga tadi tentu membuahkan tanda tanya bagi semua orang."Lo ada masalah sama nizam ga? "
Diga mendongakkan kepalanya, menatap ke arah lawan bicara yang kini tampak menunggu jawabannya. "Enggak,"

Leo memutar bola matanya malas, dirinya sudah mengenal Diga lumayan lama, begitulah jawaban jika laki-laki itu tengah merasakan marah atau kesal."Enggak apa? Enggak salah lagi?"

Diga memutuskan tidak menjawab pertanyaan mereka, dirinya lansung bangkit dan mengambil kunci motornya untuk pulang ke rumahnya. Yang di butuhkannya saat ini hanya istirahat.

🌼🌼🌼🌼

Alysa kini tengah mendudukkan dirinya di atas kasur sembari memegang ponsel dengan kontak Diga disana, Alysa sedang meyakinkan dirinya untuk menjelaskan kesalahpahamannya dengan Diga tapi Alysa ragu karena Diga bahkan tidak mengubrisnya tadi di sekolag.

Setelah lama berfikir Alysa membulatkan tekadnya untuk menelfon Diga dan menjelaskan semuanya malam ini juga. Perihal laki-laki itu tidak mendengarkannya masa bodoh, yang penting Alysa sudah berusaha.

Setelah menunggu lama ternyata yang terdengar hanya suara operator di ujung sana. Alysa berusaha untuk menelfon Diga kembali dan akhirnya tersambung

" H-halo," Ucap Alysa dengan gugup.

" Apaan?" Jawab Diga dingin.

" Soal tadi-"

" Ngapain nelfon? " Tanya Diga.

" A-ku ma-u jelasin soal-"

" Penting banget ya harus ngebahas nizam?" Tanya Diga kembali.

" Gak gitu maksud aku,"

" Trus apa al? Udaalah males," Ucap Diga yang lansung mematikan sambungan telfonnya.

" Apaan sih , mau ngomong potong, dikit ngomong di potong,pala dia kali yang gue potong, udaalah mending gue tidur, " Ucap Alysa kesal.

Setelah menelfon Diga yang membuatnya emosi Alysa memutuskan untuk turun dan makan malam.

Jangan lupa vote, coment dan follow yaa temen-temen biar semangat buat update setiap hari

Maaf kalo tata penulisannya masih banyak yang salah.

Suka baca quotes? Denger podcast boleh lansung cek ada Instagram: kastarasa_

See you next part 🌻

Continue Reading

You'll Also Like

448K 12.8K 76
"Mulai sekarang Lo pacar gue" ucap Alister kepada Alena "Hah?! Emang lo siapa kenal aja enggak!" tanya Alena tidak terima "Kenalin gue Alister Galen...
138K 9.8K 48
Ini tentang Galang Alvaz Ganendra, si ketua geng ZAXANO yang paling berpengaruh di SMA Bhakti Dharma. Yang secara tidak sengaja di pertemukan dengan...
84.1K 3.5K 46
⚠️CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA SEDIKIT KASAR⚠️ ⚠️DAN MENGANDUNG KEKERASAN⚠️ ⚠️TIDAK UNTUK DI TIRU⚠️ ------------------------------ Antarka Cevino...
1.6K 248 14
[FOLLOW AKUN AUTHOR SEBELUM BACA!!] Ini merupakan sebuah kisah tentang Alaskar yang memiliki kedudukan sebagai ketua geng motor yang paling terkenal...