AREGA [End]

Por kastarasa

75.3K 6.1K 1.9K

‼️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA‼️ Happy Reading 🧡 "Gue suka lo...." "....mulai hari ini lo pacar gue," "Hahaha... Mais

prolog
02| Belajar Bareng?
03| Belajar
04| Suara Emas Alysa
05| Timezone
06| Jadian
07| Hujan.
08| Balapan
09|Jadi Kapan Putus?
10| Karena Pantai Itu Tenang
11| Main Basket Bareng
12| Diga Kenapa?
13| Baikan
14| Kembali ke sekolah
15| Telat
16|Makan Bakso
17| Siapa Dia?
18| Zidan lagi?
19| Dihukum pak Amir
20| Hari pertandingan
21| Rehan Bertengkar
22| Debat calon ketua osis
23| Tragedi Memalukan
24| Hangout
25| Celaka
26| Tawaran Pak Amir
27| Kak Dimas Pembawa Petaka
28| Hari Pertandingan Alysa
29| Adik kelas Centil
30| Rumah Nadila
31| Asep Koma
32| Hadiah kecil
33| Hari Ulang Tahun Diga
34| Devigos
35| Putus?
36| Gavin Bucin Mode On
37| Ketua Basket
38| Balas Dendam
39| Dia sakit apa?
40| Rencana Gavin
41| Tradisi Sekolah
42| Dunia repot
43| Upacara Terakhir.
44| Tuduhan Palsu
45| Serangan Ralax
46|Menguatkan diri
47| Siapa?
48| CCTV
49| Alasan putus
50| Curiga
51| Misteri
52| Hari kelulusan
53| Terungkap
54| Kembali Pulang
55| The end
Extra part: Selamat jalan
Surat Kecil dari Arega
INFO!!!!!
COMING SOON?????

01| Di hukum

6.2K 519 238
Por kastarasa

Budayakan vote dan comet setelah membaca

Seorang siswa dengan penampilan, kancingnya terbuka memperlihatkan kaus dalamnya, rambut yang dibiarkan berantakan, penampilannya jauh dari kata anak sekolahan seharusnya, Diga yang baru sampai di parkiran bersama motor hitamnya melempar tersenyum tipisnya pada mereka dan bergabung bersama temannya yang lain.

"Tumben gak telat lo? TanyaLeo , sembari bertos ria bersama ala mereka.

Diga punya empat sahabat terdekatnya lebih tepatnya grup inti Devigos berisikian empat orang sahabatnya yang dipimpin dirinya.

Leo Putra pratama, dalam menyusun rencana dan menaklukkan hati wanita dia ahlinya,juga sahabat Diga sejak bangku sekolah dasar.

Seftian Adiwitama yang mungkin lebih akrab disapa Asep ,si oon paling menyebalkan di antara anak Devigos yang lainnya.

Gavino Sanjaya atau Gavin , paling dewasa dalam menghadapi masalah dan selalu menjadi penenang untuk mereka saat dalam masalah.

Rakha Wijaya, lelaki berhati es yang hanya menjawab seperlunya saja ,dan yang terakhir si ketua Devigos.

Arega Diga Dewantara, aneh,menyebalkan, juga sisi iblis semua menyatu dalam dirinya.

Gavin melirik jam tangannya, 5 menit lagi gerbang sekolah akan di tutup dan guru akan masuk ke kelas, jika mereka terus berdiri disini bisa di pastikan guru bk akan mencabik-cabik mereka. "Cabut lah bentar lagi bel nih." Semua mengangguk sembari berjalan meninggalkan parkiran.

Berbeda dengan gadis yang sedang berlari dengan heboh tanpa memperhatikan sekitarnya, karena belum mengerjakan prnya hingga menabrak segerombol laki - laki yang sedang berjalan di koridor.

"Aduhhhhhhhh pantat guee kejedot lantai," Teriak gadis tersebut , dia Alysa.

Berbeda dengan Alysa yang kini terduduk di lantai, justru seseorang yang di tabraknya masih kokoh berdiri. "Makanya jalan tuh mata di depan jangan lo sembunyiin di dengkul lo,"

Alysa memejamkan matanya untuk manahan emosi yang sebentar lagi akan meledak. Tapi gagal, setiap melihat tampang songong laki-laki di hadapannya kini, Alysa selalu kehilangan kendali. "Heh tukang cabe, lo tu bisa gak sih sehari ajaa gak gangguin hidup gue," Teriak Alysa sambil berusaha untuk bangun.

Gadis itu menabrakannya yang tengah berjalan, tapi kini memakinya. Itu sangat menyebalkan dimata Diga. "Yang ada noh lo yang lari-lari kayak monyet kesurupan,"

Mendengar apa yang dikatakan Diga, Alysa tampak menganga. "Kok lo malah ngatain gue monyet?" Ucap Alysa tak terima setelah berhasil bangun dari lantai.

"Apa lagi cobak kalo bukan monyet yang lari-lari gak jelas kaya lo,"

" Ya salah lo lah , jalan tu jangan di borong sama lo semua jadi kan gue nabrak,"

Tidak ada yang berani memisangkan mereka, keduanya tampak macan yang sedang kelaparan kini. Yang bisa dilakukan hanya memperhatikan hingga perdebatan itu selesai.

" Emang lo gak punya mata?" Tanya Diga.

Bukan menjawab, Alysa kembali menantang Diga. Mengacakkan pinggangnya, maju selangkah lebih dekat."Urusan lo gitu kalo gue punya mata atau gak?"

"Ya iyalah, gara- gara lo udah nabrak kita,"

Itu memang benar, salah Alysa karena tidak melihat kesekitar saat berlari, tapi mengalah dengan dia adalah hal mustahil di hidup Alysa."Kan gue udah bilang lo sama temen-temen lo ngeborong jalan,"

" Ya emang lo gak punya mulut buat bilang permisi gitu?"

"Kan gue buru-buru jadi gak sempet buat bilang permisi,"

" Emang lo jalan pake mulut gitu?"

"Bodo amat , bisa gila gue kalo ngomong sama lo." Alysa yang sudah frustasi memilih pergi meninggalkan Diga dan teman- temannya yang geleng-geleng kepala terhadap keduanya.

Semua yang menyaksikan serempak menghela nafas lega, akhirnya perdebatan itu selesai. Memang ini bukan pemandangan biasa bagi Sma Nusa Bakti karena semenjak kelas 10 dulu tak ada hari untuk mereka berdamai.

" Lo tuh yang gilaa," Teriak Diga saat Alysa sudah berlari lumayan jauh darinya.

( kelas 11 IPA D)

Alysa memang bukan anak yang pintar terhadap pelajaran , mungkin bukan tidak pintar tapi Alysa Memang cukup malas dalam belajar seperti yang di lakukan sekarang.

Gadis itu masih tertidur nyenyak di bangku belakang tanpa menyadari jika Bu Fatma, guru kesenian dan terkenal paling kiler satu sekolahan sudah berada di depan kelas untuk mengajar, tapi Alysa tetap Alysa , gadis paling santai dengan semua masalah yang ada.

" Jadi anak- anak ada yang tidak kalian pahami mengenai materi tadi?" Tanya Bu Fatma saat selesai menjelaskan dengan panjang lebar do depan.

Kuping mereka semua sudah sangat panas mendengar penjelasan Bu Fatma, jadi akan lebih baik memberikan jawaban yang Bu fatma mau dari pada harus memperpanjang durasi dengan mendengar kembali penjelasan panjang lebar itu. "Sudah bu,"

" Kalau sudah mengerti boleh lansung di catat," Ucap Bu Fatma yang di angguki mereka semua.

Selagi suasana kelas tenang karena pelajaran Bu Fatma dan sebagian kecil dari mereka mencatat tapi sebagian besarnya pura-pura mencatat dan juga tertidur di bangku belakang.

"Pr yang minggu lalu ibu berikan tolong di kumpulkan di depan," Perintah Bu Fatma tiba-tiba saat kelas kembali hening.

Mereka mengambil buku atau kertas hasil kerja mereka di dalam tas, berjalan mengumpulkannya di meja depan.

Bu fatma menghitung jumlah kertas dan buku di depan, ada satu orang yang tidak mengumpulkan. " Ada yang tidak mengumpulkan? Kalau ada silahkan angkat tangan," pandangan Bu Fatma menyisir seisi kelas, tapi tidak ada yanf mengangkat tangan.

Itu sedikit aneh, seingatkan absen hari ini tidak ada yang tidak hadir. Bu fatma kembali mengedarkan pansangannya hingga pandangannya terhenti di bangku belakang, Bu Fatma lansung menuju bangku belakang dengan geleng - geleng kepala.

Guru seni itu kini menatap Alysa dengan tatapan tajamnya. "Alysa bangun sekarang juga !!!" Teriak buk fatma yang hilang kesabaran dengan kelakuan Alysa yang selalu tidur di jam pelajaran kesenian yang membuat Alysa terkejut bukan main.

Alysa yang tertidur terperanjat kaget dengan suara menggelegar milik Bu Fatma"Mampus!!, " Alysa membuka matanya, pemandangan pertama yang dilihatnya adalah muka masam milik gurunya. Kepala Alysa kembali berputar, memikirkan apa kesalahannya, apa karena dirinya tertidur? Masa bodo, yang penting membujuk Bu Fatma lebih penting.

Raut bingung Alysa berganti menjadi tersenyum lebar, memperlihatkan deretan giginya. "Eh ibuk , kenapa buk mukanya asem bener? enyum buk senyum , kata bunda saya senyum itu sadakoh buk," Ujar Alysa sambil menceramahi gurunya tanpa rasa takut atau ragu.

Mata Bu Fatma kian menajam, bukan memberikan apa yang inginkan, Alysa malah memberi ceramah. "Udah udah kamu jangan kaya mama dedeh , mana pr kamu?"

Kepala Alysa mulai berfikir beberapa saat, itu ternyata yang dilupakan sekaligus alasan muka Bu Fatma berubah menjadi masam, dirinya bahkan baru tau jika ada pr kesenian yang harus di kumpulkan. Tidak ada jalan keluar untuknya sekarang, menerima amukan Bu Fatma akan menjadi takdirnya hari ini.

'mampus gue"

Alysa berdehem, tidak ada salahnya mencoba menjelaskan. "Jadi gini buk fatma paling cantik , paling ba-"

"Sekararang juga kamu hormat tiang bendera sampai jam saya selesai!!" Final Bu Fatma menujuk pintu tanda menyuruh Alysa keluar dari kelas karena tau gadis selalu mencari alasan.

Teman Alysa hanya bisa memandang kasihan pada Alysa yang kini berjalan meninggalkan kelas karena membela pun percuma.

" Selain Alysa siapa yang tidak mengerjakan?" Tanya Bu Fatma tapi karena tak ada yang mengkat tangan tanda semua mengerjakan kecuali Alysa.

🌼🌼🌼

Sementara di tempat lain seorang laki - laki , entah sial atau kebetulan hari ini karena terburu buru dia meninggalkan prnya di atas meja belajarnya di rumah.

Bu mila sejak tadi menatap laki-laki di hadapannya tidak percaya. Seorang siswa pintar dan biasanya selalu rajin mengerjakan Pr hari ini mendadak berbeda" Diga, kenapa hari ini kamu tumben tidak mengerjakan pr?"

Diga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, berusaha menjelaskan alasannya. " Bukannya gak buat buk ,pr saya ketinggalan," Diga membetulkan kalimat Bu Mila

" Yaudah sekarang kamu hormat tiang bendera, " perintah Bu Mila kepada Diga.

Dengan tatapan lurus Diga berjalan ke lapangan untuk menjalankan perintah Bu Mila. Hari ini cukup panas, bisa dibayangkan jika dirinya sama saja seperti membakar diri saat melakukan hukamannya.

Seorang gadis memanyunkan bibirnya sambil berjalan, ingin rasanya Alysa kabur dari hukumannya, tapi amukan Bu mila lebih mengerikan. Tiba- tiba mata Alysa menyipit karena untuk melihat siapa laki - laki yang juga sedang hormat tiang bendera , dan ternyata dia Diga, entah hal baik atau Malapetaka jika keduanya di pertemukan kembali kini.

Langkah Alysa tiba di samping Alysa, melakukan hal yang sama dengan Diga, hormat pada bendera merah putih. "Ngapain lo?"

Diga memutar bola matanya malas, harus Alysa bisa melihat apa yang tengah di lakukannya. Itu jelas basa-basi yang aneh. "Mata lo gak berfungsi?"

Tentu saja jawaban Diga pasti akan menantang, Alysa hanya berniat menyapa."Basa basi inii gue ceritanya "

Diga tidak menjawab, pria itu hanya menatap lurus ke arah bendera. Tapi ada satu hal yang membuat Alysa penasaran, tentang alasan pria itu dihukum, Alysa belum mendengar jika Diga membuat kekacauan pagi ini."Di hukum karena apa lo?"

"Pr gue ketinggalan" Jawab Diga seadanya.

"Alaah sok bilang ketinggalan, udah gak usah gengsi kalo emang gak ngerjain ngaku ajaa sama gue,"

" Gue gak males kaya lo," jawaban Diga kelewat tajam, tapi itu tidak berpengaruh apapun untuk Alysa.

Alysa tidak tahan mendengar nada sombong yang di ucapkan Diga. Membuatnya melemparkan kata sindiran yang jelas tertuju pada laki-laki di sampingnya." Iyaa deh iyaa lo yang paling rajin satu sekolahan,"

Setelah itu tidak ada lagi percakapan dari keduanya. Waktu berjalan seakan lebih lambat dari biasa. Matahari yang kian membuat merea kepanasan.

Beberapa menit berlalu membuat Alysa mulai kehilangan fokusnya , kepala berdenyut , pipinya yang sudah memerah hingga dahinya bercucuran keringat, Alysa sudah tidak kuat lagi, badannya terhuyung kebelakang dan kehilangan keseimbangan, ambruk di lapangan .

Mendengar suara Alysa yang ambruk, Diga reflek menoleh ke sampingnya. Gadis yang sejak tadi mengoceh tanpa henti kini tergeletak tidak berdaya. "Lah kenapa nih bocah?"

Mata Diga memandang kesekitarnya, tidak ada seorang pun disana kecuali mereka. Diga menunduk, menatap Alysa bingung. "Gue tinggalin ajaa kali ya? Tapi entar jadi sate kalo gue tinggalin di bawah matahati panas gini,"

Diga bingung harus berbuat apa karena hanya dirinya dan Alysa lah yang hanya berada di sini. Tidak ada satu orang pun yang bisa dimintai tolong.

Hingga tanpa banyak berkata Diga menggendong Alysa dengan tergopoh- gopoh, menuju uks. Niatnya hanya mengantarkan Alysa dan meninggalkan gadis itu disana.

Sesampainya di uks Diga menatap tajam Alysa yang terlentang lemah, sangat merepotkan. " Ngerepotin ajaa sih ni bocah,"

Petugas pmr yang melihatpun di buat kaget karena untuk pertama kalinya melihat lansung Arega Diga Dewantara di hadapannya kini.

Petugas pmr itu juga sama menyebalkannya, sejak tadi menatap ke arahnya. "Lo mau planga plongo doang di situ?"

Petugas pmr yang kembali tersadar kini, tugasnya adalah melihat kondisi pasien lansung berjalan menuju bangkar tempat Alysa.

"Tadi pagi kak Alysa sarapan gak kak?"

Lagi-lagi sangat menyebalkan, bagaimana Diga tau kondisi Alysa. Setiap bertemu mereka hanya berdebat. "Lo kira gue bokapnya?"

Tatapan tajam Diga membuat petugas itu menunduk takut, kembali memastikan dugaannya. "Karena tadi pagi gak sarapan deh kak , makanya kak Alysa bisa pingsan gini" Ucap petugas pmr yang notabenya adik kelas mereka.

"Yaudah gue beliin sarapan dulu deh"  Diga berlalu meninggalkan uks dan menuju ke kantin untuk membeli sarapan untuk Alysa.

Kondisi kantin memang cukup sepi karena semua pasti berada dalam kelas, tanpa lama lama Diga lansung memesan bubur di stan bubur milik mbak Sri.

"Mbak , saya beli bubur sama teh angetnya ya satu di bungkus ya," Mbak Sri mengangguk sebagai jawaban.

Karena bosan menunggu bubur selesai Diga memainkan handphonenya karena bosan menunggu. Diga kembali memikirkan kenapa dirinya disini, entah setan apa yang merasukinya hingga membawa Alysa ke uks dan sekarang membelikan bubur.

Diga menggelengkan kepalanya, itu sangat aneh. Ada apa dengan dirinya hari ini. Tidak biasanya rasa perduli dalam dirinya berfungsi.

Tidak berselang lama, bubur pesanan Diga sudah selesai. "Sudah dek," Diga mendongak ke arah lawan bicaranya.

"Ini bubur sama teh angetnya , semuanya 20rb, " Ucap Mbak Sri memberi pesanan yang Diga minta tadi.

Diga bangkit dari kursi, berjalan kembali ke stan bubur. "Oh iya mbak ini nih uangnya kembaliannya ambil aja, " Ucap Diga meninggalkan mbak sri yang geleng geleng kepala dengan kelakuan Diga, karena uang yang ia berikan memang pas jadi darimana kembaliannya.

Saat kaki Diga memasuki uks ternyata Alysa sudah sadar dari pingsannya tadi. Wajah gadis itu kini tampak pucat, kepalanya masih sedikit pusing.

Melihat kehadiran Diga, Alysa menoleh kearah laki-laki itu."Lo yang bawa gue kesini?"

Bola mata Diga berputar, jika bukan dirinya lalu siapa lagi." Menurut lo?"

"Jadi gue pingsan? Gue beneran pingsan?" Diga menyerngit, bukannya menanyakan alasannya pingsan, gadis itu justru memancarkan raut takjub.

"Ini pertama kali gue pingsan,"

Tangan Diga terulur menyodorkan bungkusan yang berisikan teh hangat dan bubur untuknya. "Makan, hidup lo nyusahin

Alysa mengintip isi kresek itu, ternyata bubur dan tes hangat. Gadis itu kembali menatap Diga. Raut kesal Diga selalu mengundang Alysa untuk menyulut emosi pria itu."Selain jual cabe lo juga jual bubur?"

"Iya gue jual semuanya, mau ginjal lo juga ikut gue jual ? "

Diga sudah tidak tahan lagi dengan gadis itu lansung berjalan meninggalkan uks.
"Dasar emosian,"

jangan lupa vote, coment dan follow yaa temen-temen biar semangat buat update setiap hari

Maaf kalo tata penulisannya masih banyak yang salah.

Continuar a ler

Também vai Gostar

138K 9.8K 48
Ini tentang Galang Alvaz Ganendra, si ketua geng ZAXANO yang paling berpengaruh di SMA Bhakti Dharma. Yang secara tidak sengaja di pertemukan dengan...
84.1K 3.5K 46
⚠️CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA SEDIKIT KASAR⚠️ ⚠️DAN MENGANDUNG KEKERASAN⚠️ ⚠️TIDAK UNTUK DI TIRU⚠️ ------------------------------ Antarka Cevino...
448K 12.8K 76
"Mulai sekarang Lo pacar gue" ucap Alister kepada Alena "Hah?! Emang lo siapa kenal aja enggak!" tanya Alena tidak terima "Kenalin gue Alister Galen...
VIRO ALDIXERY Por icyvil_

Ficção Adolescente

885 291 18
[ SEBELUM BACA FOLLOW DULU GUYS ] Viro Aldixery adalah seorang anak laki-laki dari seorang pengusaha yang kaya raya. dia memiliki saudara perempuan y...