Love In Galaxy (End)

Af leetdr

13.4K 1.9K 691

Kisah tertulis tentang sebuah hubungan terlarang, kebohongan yang terbongkar, dan juga cinta yang bertepuk se... Mere

_prolog_
1. ll Horizon
2. ll Star
3. ll Altair
4. ll Aurora
5. ll IMeridian
6. ll Perihelion
7. ll Capella
8. ll Lyra
9. ll Vega
10. ll Nebula
11. ll Binary
12. ll Nova
13. ll Bolide
14. ll Cygnus
15. ll Andromeda
16. ll Aldebaran
17. ll Aquilla
18. ll Galaksi
19. ll Deneb
20. ll Libra
21. ll Orion
22.ll Regulus
23. ll Auriga
24. ll Black Hole
25. ll Aphelion
26. ll Centaurus
27. ll Sirius
28. ll Rigel
29. ll Spica
30. ll Red Giant
31. ll Betelgeuse
32. ll Antares
33. ll Algol
35. ll Venus
36. ll Bumi
37. ll Mars
38. ll Yupiter
39. ll Sa(d)turnus
40. ll Uranus
41. ll Neptunus
42. ll Cassiopeia
43. ll Arcturus
44. ll Capricorn
45. ll Aquarius
46. ll Pisces
47. ll Aries
48. ll Taurus
49. ll Gemini
50. ll Cancer
51. ll Leo
52. ll Virgo
53. ll Libra
54. ll Scorpio
55. ll Sagitarius
_Epilog_
Extra part 1
Extra part 2
NEW STORY

34. ll Merkurius

154 23 43
Af leetdr

Sempat biasa sebelum akhirnya rasa ini berubah menjadi suka.
-Love In Galaxy-

~happy reading~

RASI mulai melambatkan laju mobilnya ketika dia sampai di sebuah pelataran. Bintang yang mulai mengantuk pun akhirnya membuka mata. Rasi terkekeh kala melihat wajah sayu gadis itu. Meskipun bercampur kesedihan, Rasi yakin Bintang selalu tegar.

"Gimana? Deket kan, rumah gue sama hotel tempat lo nginep?" tanya Rasi begitu mereka sampai di pelataran rumah megah.

"Oh, jadi di sini rumah Kak Rasi," ujar Bintang nampak memandangi rumah luas itu.

"Jangan lama-lama ya, Kak? Gue mau istirahat sama packing buat besok," kata Bintang.

Rasi mengangkat sebelah alisnya. "Istirahat di rumah gue juga gratis kok," katanya membalas perkataan Bintang. Kemudian, cowok itu keluar dari mobinya dan Bintang mengikutinya dari belakang.

"Kak," panggil Bintang. Menghentikan langkah Rasi.

"Kenapa?"

"Di rumah ada siapa?" tanya gadis itu meringis.

Rasi tertawa jahil. "Tenang aja. Banyak orang kok," jawabnya. Rasi lalu melanjutkan langkahnya. Tetapi, lagi-lagi Bintang memanggilnya.

"Kak."

Rasi menoleh sekilas dengan tatapan malas. "Ck, apalagi?"

"Ntar, anterin gue pulang ya?" pinta Bintang sedikit ragu. Hal itu, membuat Rasi tersenyum tipis.

"Buat apa sih nanya? Kalo lo perginya sama gue, ntar pulangnya juga sama gue. Tenang aja," kata Rasi. Bintang pun mengangguk senang.

Rasi membuka pintu rumahnya dan langsung disambut oleh para maid. Begitupun juga dengan Bintang. Gadis itu berpikir, Rasi benar-benar berasal dari keluarga kaya raya. Bisa dilihat saja, sudah berapa maid yang menyambutnya sampai di ruang keluarga.

"Anak sultan," gumam Bintang sedikit didengar Rasi.

"Lo bilang apa?" Bintang terkesiap ketika Rasi bertanya kepadanya.

Gadis itu menggeleng cepat sembari berkata, "Eh. Bukan apa-apa kok." Bintang tersenyum kaku.

"Bi, tolong buatin minum buat dia!" Perkataan Rasi membuat Bintang menatapnya penuh tanya.

"Dia bisa bahasa indonesia, Kak?" tanya Bintang pelan. Rasi mengangguk.

"Dia TKW."

"Lo tunggu di sini dulu. Gue mau ganti baju," lanjutnya sembari menaiki tangga meninggalkan Bintang.

Setelah Rasi tidak nampak di hadapannya, Bintang celingukan memandangi tiap sudut rumah Rasi. Merasa bosan menunggu Rasi yang belum juga kembali, gadis itu beranjak dari duduknya.

Dia memandangi deretan foto-foto keluarga Rasi. Matanya tertuju langsung pada seorang pria paruh baya yang nampak berwibawa. Bintang yakin itu ayah Rasi. Kemudian, dia melihat pada sebuah foto kecil yang di sana nampak gambar seorang anak laki-laki tertawa. Bintang yakin itu foto Rasi di masa kecil. Seketika, dia terkekeh pelan memandangi foto-foto masa kecil Rasi yang lain.

Setelahnya, Bintang menatap pada sebuah foto keluarga yang lengkap. Ada seorang wanita dan pria serta Rasi yang berada di tengah mereka. Dengan berani, Bintang mengambilnya untuk dipandang lebih dekat. Mata gadis itu terhenti ketika gambar seorang wanita di sana sangat tidak asing dengannya. Dilihat dari caranya tersenyum, Bintang seperti mengenali wajah wanita paruh baya itu. Tapi siapa? Bintang susah mengingatnya.

"Gue tau, gue lucu pas kecil." Seketika, Bintang terperanjat mendengar suara bariton Rasi. Gadis itu tersenyum kikuk memandang Rasi yang menatapnya datar.

"Eh, maaf lancang. Tadi ... hm, pengen lihat aja," kata Bintang tidak enak. Gadis itu berjalan mendekat ke arah Rasi.

"Biasa aja!" Rasi berusaha menghapus kecanggungan Bintang padanya.

"Eh, Kak. Itu yang perempuan di foto sana, nyokap?" tanya Bintang setelahnya.

"Nah, itu nyokap gue yang dari Indonesia. Mama tiri gue lebih tepatnya," jawab Rasi.

Bintang mengangguk paham. Gadis itu kembali mengekori Rasi yang berjalan menuju sofa depan TV.

"Duduk!" pinta Rasi pada Bintang. Gadis itu pun langsung mendaratkan tubuhnya di samping Rasi.

"Kak, anterin gue pulang!" pinta gadis itu pelan. Rasi menaikkan sebelah alisnya menatap Bintang.

"Ish! Denger gak sih? Udah malem ini," kata Bintang merengek.

Rasi berdecak. "Iya, iya. Tapi tunggu nyokap gue pulang dulu. Biar tau orangnya," kata Rasi.

"Gak usah, Kak. Lain kali aja kalo ada kesempatan. Gak enak malem-malem bertamu ke rumah cowok." Bintang berkata seraya beranjak dari duduknya.

Refleks, Rasi menarik ujung baju Bintang hingga membuat gadis itu terduduk kembali. "Apa sih, tarik-tarik?" decak gadis itu.

"Sini beda kali sama Indonesia. Lebih bebas," kata Rasi. Bintang merotasikan bola mata ketika mendengarnya.

"Pokoknya gue mau pulang. Kalo gak mau nganterin, ya udah gue mau cari taksi," putus Bintang.

"Ck, oke deh. Gue anter," ujar Rasi sembari mengambil kunci mobilnya di atas meja. Bintang tersenyum puas di belakangnya.

Setelah dua orang itu berada di luar rumah, ada sebuah mobil berwarna kuning memasuki pekarangan rumah Rasi. Seorang wanita paruh baya keluar dari mobil itu dengan sangat anggun. Tapi, Bintang belum bisa melihat wajahnya dengan jelas. Hingga ketika dia ingin berjalan mendekat, Rasi menarik tangannya.

"Jadi pulang gak nih?" tanya Rasi pada Bintang. Gadis itu pun mengangguk sebagai jawaban.

Rasi mulai memutar balik mobilnya. Setelah Rasi menambah kecepatan mobilnya, Bintang menoleh ke belakang. Matanya menyipit memandangi wanita paruh baya dari kejauhan.

"Lo kenapa sih?" tanya Rasi begitu Bintang menghadap belakang.

"Eh, gak kenapa-napa kok," katanya menjawab Rasi.

Rasi dan Bintang menyusuri jalanan malam di kota Los Angeles. Rasanya lebih menyenangkan daripada waktu sore tadi. Semilir angin yang menerobos melewati kaca jendela mobil, menerpa dua orang itu.

Bintang menyandarkan kepalanya pada kursi. Sepertinya, dia merasa sangat lelah sekarang. Bagaimana dia harus mencari Senja? Bahkan, menapaki kota ini saja dia masih pertama kalinya. Alamat rumah yang diberi pun hanya satu. Dan ternyata, itu bukan tempat di mana Senja berada. Bintang sangat bodoh. Awalnya, dia mengira bahwa surat dan alamat itu benar. Kesenangan yang membuncah sudah meruntuhkan otaknya untuk berpikir sekali lagi. Dia mudah percaya, juga sangat ceroboh.

"Capek?" tanya Rasi membuka suara.

Bintang menoleh sekilas. "Biasa aja," katanya.

"Tidur boleh kok." Bintang hanya menggeleng pelan ketika Rasi menyuruhnya tidur.

"Besok, pulangnya barengan aja ya?" pinta Rasi.

"Iya," jawab Bintang seperlunya.

-Love In Galaxy-

Senin, 11.00 Waktu Indonesia.

Ulangan kimia kelas XI IPA 6 sedang berlangsung. Semua murid di sana tentu menahan suaranya agar tidak menimbulkan keributan. Di antara mereka juga tidak menyangka bahwa guru kimia mereka diganti. Apalagi, guru muda baru ini lebih garang dari Bu Mimi. Mereka tentu merasa berada di dalam kandang singa sekarang.

"Langggg! Belalang," panggil Dirga berbisik.

Elang yang sangat yakin bahwa Dirga memanggilnya, hanya diam saja tanpa merespon. Cowok itu masih fokus menulis deretan rumus di lembar kertas untuk mencari jawaban pada soal ulangannya. Merasa tidak ada panggilan lagi, Elang menghela napas lega.

"Saaaa! Angkasa." Kini, Dirga memanggil pelan pada Angkasa.

Belum sempat Angkasa menoleh padanya, suara teriakan menggema seisi kelas itu. Membuat mereka yang sebagian fokus mengerjakan, terperanjat ketakutan.

"HEI!! ITU YANG DI SEBELAH SANA KENAPA BISIK-BISIK??" Suara manja Bu Angel membuat mereka meringis.

Dirga yang merasa ditunjuk langsung terkesiap membenarkan duduknya. Cowok itu hanya menyengir memamerkan deretan giginya.

"HEI, KAMU DITANYA. KENAPA MALAH SENYAM-SENYUM?" bentak Bu Angel murka. Tapi, Dirga dan ke enam temannya malah menahan tawanya. Menurutnya, guru muda itu sangat menggemaskan ketika marah.

"Bu tau nggak--" Dirga hendak berkata. Namun, Bu Angel lebih dulu memotongnya.

"Ya enggaklah," potong Bu Angel membuat seisi kelas menertawakan Dirga.

"Saya belum selesai ngomong," decak Dirga.

Guru muda itu memandang malas pada Dirga. Sebelum akhirnya beliau berkata, "Udah-udah! Saya gak mau denger gombalan receh dari kamu Dirga."

Sagara, Darma, dan Rains bersamaan menatap Dirga. Ada banyak pertanyaan dalam benaknya. Sedangkan Dirga hanya melongo di tempat. Lantas, cowok itu menatap ketiga orang yang juga sedang menatapnya.

"Kok tau, kalo gue mau gombalin dia?" tanya Dirga pelan.

Sagara, Darma, dan Rains bersamaan mengedikkan bahu.

"Baik anak-anak, 5 menit lagi kertas akan saya ambil." Bu Angel berjalan melenggak-lenggok menuju arah Dirga.

Menyadari hal itu, Dirga menggigiti bibir dalamnya. Meskipun guru muda itu bisa dibilang lucu, tapi tetap saja Dirga malas jika harus mendapat hukuman.

"Dirga," panggil Bu Angel lembut. Sontak, Dirga dibuat senyum-senyum oleh panggilan itu.

"Ga ... Dirga. Jangan kesemsem elah! Nyeremin sihirnya," bisik Sagara di dekat Dirga.

"Sagara! Kenapa kamu?" ujar Bu Angel membentak. Sagara pun dengan santainya tersenyum jahil sembari membenarkan duduknya.

Bu Angel kembali menatap Dirga. "Kamu sudah selesai?" Dirga pun masih tersenyum menatap guru itu.

"Belum Bu," jawabnya tersenyum.

1 detik...

3 detik...

5 detik...

"KENAPA GAK CEPET DISELESAIIN?"

Dirga langsung terpelonjak mendengar bentakan keras Bu Angel hingga cowok itu terjengkang dari tempat duduknya. Seisi kelas langsung dibuat tertawa-tawa oleh adegan itu.

Angkasa dan Elang yang semula tidak menghiraukan langsung menatap Dirga dan Bu Angel bersamaan.

"Buset! Serem juga mamah muda," celetuk Angkasa mirip menggumam.

Dengan susah payah, Dirga merambat untuk kembali duduk di kursinya. "Iya, iya Bu. Ini baru mau nyelesaiin," katanya menjawab Bu Angel.

"Pantas saja Bu Mimi gak betah ngajar di sini," Bu Angel meletakkan tangannya di pinggang. "Orang muridnya aja bandel gini," lanjutnya menggerutu.

"Terus, kenapa Ibu mau ngajar kelas kita-kita?" tanya Dirga santai.

"HEI! Kalau dibilangin itu jangan jawab mulu. Dasar anak-anak gak berguna," seru Bu Angel merasa kesal.

"Lahhh! Malah durhaka dong Bu, kalau mengabaikan perkataan orang tua," ujar Dirga menanggapi. Benar-benar mental baja tuh anak!

Bu Angel mencak-mencak tak jelas di depan Dirga. "Heii, kamu pikir saya sudah tua gitu? Jaga bicara kamu,Dirgaa!"

Mendengar itu, Rains yang semula melancarkan aksi mencoteknya kini memandangi Bu Angel dari ujung kaki sampai kepala. "Masih kenceng sih. Pantesan marahnya juga kenceng," gumamnya kesal.

"Ck. Kapan sih, bel istirahat keduanya." Elang dan Samudra sudah sama-sama jengah oleh sikap guru muda baru itu.

"Sabar, tungguin aja Bu Angel capek," ujar Samudra menepuk pundak Elang.

Bel istirahat kedua pun akhirnya berbunyi. Semua murid di dalam kelas itu menghela napas lega. Akhirnya, suara manja menyebalkan milik Bu Angel berakhir juga. Mereka langsung menyerahkan kertas ulangan pada El Gevano - ketua kelas XI IPA 6. Setelah ketua kelas mengumpulkan semua tumpukan kertas itu pada Bu Angel, Dirga melebarkan matanya.

"Eh, El gue belum nih," katanya.

"Biarin saja El! Punya Dirga gak saya terima," ketus Bu Angel mendengar kata Dirga. Bu Angel langsung keluar dari kelas itu sambil mengipas wajahnya dengan kipas bulu-bulu merah muda. Alamakk!

"AKU SUKA BODY GOYANG MAMA MUDA....." teriak Dirga bernyanyi begitu Bu Angel sampai di ambang pintu.

Bu Angel lantas menoleh dan menatap Dirga garang. "Eh, ampun Bu. Dirga khilaf hehe...." cengir Dirga. Dalam hatinya, Dirga sudah memaki-maki guru muda centil itu.

"MAMA MUDAA...." sahut Sagara berteriak. Melanjutkan nyanyian Dirga begitu Bu Angel sudah tidak terlihat.

"DADADADADADADA...." nyanyi Dirga dan Sagara bersamaan.

"Ck! Sarap lo pada," decak Samudra melihat kelakuan dua cowok itu.

Darma tertawa-tawa di tempat duduknya. "Biasa, Sam. Sarap semua emang," katanya.

"Gak kasian apa, sama yang lagi kangen?" tanya Rains begitu setelah dia memandang wajah murung Elang.

"Udah gue bilang kan? Kangen ya telfon. Direbut cowok LA tau rasa," ujar Dirga mencak-mencak di depan mereka.

"Gak," ujar Elang menanggapi.

Rains memandang malas pada Elang. "Ck, gengsian banget sih lo."

"Tau tuh. Padahal cuma pura-pura juga," timpal Darma kesal.

"BAHAGIAKAN DIA ... AKU TAK APA. BIAR AKU YANG PURA-PURA...." Dirga langsung bernyanyi mendengar kata 'pura-pura'.

"LUPA!!" sahut Sagara keras.

"Gaesss! Istirahat kedua gak usah ke kantin!" kata Dirga kemudian. Ke enam cowok di sekitarnya langsung menatap penuh tanya padanya.

"Emangnya mau apa?" tanya Darma.

Dirga dan Sagara saling bersitatap. Membuat yang lain menatapnya bergidik.

"TIK TOK GAES!!!" seru Dirga. Cowok itu mengangkat ponselnya yang sudah menampilkan aplikasi tik tok menyala.

Ke enam cowok itu langsung bergoyang di depan kamera kecuali Samudra. Mereka tidak mempedulikan tatapan aneh cewek-cewek sekelas yang ada di sana.

"AKU SUKA BODY GOYANG MAMA MUDA...."

"MAMA MUDAAA...."

"DADADADADADADA...."

Mereka berteriak keras menyanyikan lagu tik-tok yang lagi viral-viralnya. Samudra memutar bola mata melihat tingkah teman-temannya.

"Dosa apa gue? Punya temen kek gini semua," gumam Samudra menopang dagu dengan sebelah tangannya.

Vote+comment
Salam hangat
EL
See you next chapter
27-5-20
Hampir kena writer block:"(

Fortsรฆt med at lรฆse

You'll Also Like

74.8K 25.3K 35
Embun Adriana Rafa dan Erland Orlando Arsenio. Dua orang yang terjebak dalam hubungan persahabatan dan cinta๐Ÿ’• - selamat datang di cerita pertama ara...
2.3M 91.4K 62
Hati-hati dengan yang buat nyaman. Jangan-jangan itu hanya jebakan atau mungkin cuma sebatas permainan dan lebih parahnya lagi sebagai pelampiasan ya...
140K 6.3K 60
๐’๐ž๐›๐š๐ ๐ข๐š๐ง ๐ฉ๐š๐ซ๐ญ ๐๐ข๐ฉ๐ซ๐ข๐ฏ๐š๐ญ, ๐Ÿ๐จ๐ฅ๐ฅ๐จ๐ฐ ๐๐ฎ๐ฅ๐ฎ ๐ฌ๐ž๐›๐ž๐ฅ๐ฎ๐ฆ ๐ฆ๐ž๐ฆ๐›๐š๐œ๐š. Bila mencintai lelaki yang sampai sekarang belum bis...
842K 69.6K 49
"Nah kalo misalnya kita lagi jalan, dan kita ketemu tai, lo mau bagi dua gak sama gue?" tanya Geri "Pertanyaan bodoh macam apa itu Ger?" "Udah jawab...