RISTRETTO

By Tiaralma

68.5K 6.1K 466

Bagi sebagian orang, mungkin meneguk Ristretto adalah hal yang patut dihindari lantaran kepekatan jenis kopi... More

RISTRETTO
Ristretto (01)
Ristretto (02)
Ristretto (03)
Ristretto (04)
Ristretto (05)
Ristretto (06)
Ristretto (07)
Ristretto (08)
Ristretto (09)
Ristretto (10)
Ristretto (11)
Ristretto (12)
Ristretto (13)
Ristretto (14)
Ristretto (15)
Ristretto (16)
Ristretto (17)
Ristretto (18)
Ristretto (19)
Ristretto (20)
Ristretto (21)
Ristretto (22)
Ristretto (23)
Ristretto (24)
Ristretto (25)
Ristretto (26)
Ristretto (27)
Ristretto (28)
Ristretto (29)
Ristretto (30)
Ristretto (31)
Ristretto (32)
Ristretto (33)
Ristretto (34)
Ristretto (35)
Ristretto (36)
Ristretto (37)
Ristretto (38)
Ristretto (39)
Ristretto (40)
Ristretto (41)
Ristretto (42)
Ristretto (43)
Ristretto (44)
Ristretto (45)
Ristretto (46)
Ristretto(48)
Ristretto (49)

Ristretto (47)

1.7K 147 36
By Tiaralma

"Bagaimana keadaan Ayah mu?"

Darren mendongak mendengar suara lembut Naka yang menanyakan suaminya.

"Nanti kita kesana, Al tidak bisa menjelaskan."

"Apa parah?" Kali ini Vanila membuka suara.

Darren menggeleng. "Tidak."

"Lalu?"

"Sudahlah, kita pergi saja nanti. Aku tidak bisa menjelaskan," sahut Darren menutup pertanyaan yang akan terus bergulir di pagi ini.

Vanila mencebik kesal, namun Naka memilih bungkam melanjutkan sarapannya. Berbeda dengan Darren, yang sudah nampak fokus menatap istrinya. Alicia tak berucap sepatah kata pun, ia bahkan hanya menunduk dan makan tanpa suara sedari tadi.

Darren menghembuskan nafasnya kesal, ia tau istrinya itu tengah kesal. Alicia pasti masih tersinggung mengenai ucapannya semalam, wanita itu salah menerima maksud ucapannya. Tapi Demi Tuhan, tak ada sedikitpun maksud Darren menyinggung apalagi sampai menyakiti hati istrinya.

"Sayang," panggil Darren saat melihat Naka dan Vanila sudah beranjak meninggalkan meja makan.

Alicia tak bergeming, ia tetap acuh membereskan piring kotor diatas meja makan.

"Lice," kali ini Darren memutuskan untuk menahan pergelangan tangan istrinya.

"Aku mau ngomong sama kamu, tolong lihat kesini." Namun sayangnya, Alicia bergeming membuat Darren berdecak frustasi.

"Jangan buat semuanya semakin runyam, kamu tau keluarga kita sedang tidak baik-baik saja kan?"

Alicia menoleh cepat mendengar penuturan Darren, "aku? Aku buat semua makin runyam? Oh oke.. maaf."

Darren kembali bungkam membiarkan Alicia berlalu. Oh Tuhan.. kenapa semuanya menjadi rumit.

- ☕️ -

"Kau yakin tak ingin pergi dengan kami?" Tanya Naka untuk kesekian kalinya yang diberi anggukan oleh Alicia.

"Kamu gak mau liat kondisi Daddy?" Alicia tersenyum samar mendengar pertanyaan Vanila.

"Maafkan aku Mom, Le.. tapi rasanya badan ku masih lemas saat ini. Jadi boleh jika aku beristirahat sejenak? Besok aku akan menengok Daddy jika aku sudah merasa lebih baik."

Naka tersenyum lembut dan mengangguk, "beristirahatlah. Seharusnya ibu hamil yang baru kembali dari rumah sakit seperti mu benar-benar membutuhkan istirahat yang cukup."

Alicia tersenyum tipis sebagai jawaban.

"Ya sudah, kami pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik Kak, segera hubungi kami jika terjadi sesuatu." Lagi-lagi Alicia hanya mengangguk patuh mendengar penuturan Aleira, ia hanya melambaikan tangan saat ibu dan adiknya itu berlalu meninggalkannya seorang diri di apartemen.

"Kau yakin tidak ikut? Maafkan aku Lice, tapi ku rasa kau salah faham. Sayang, ak—"

"Pergilah, semua menunggu mu diluar." Sahut Alicia tanpa memandang Darren yang sudah berdiri di hadapannya.

Darren menghembuskan nafas beratnya, ia mendongak dan memutuskan untuk mengecup kening istrinya lama. "I Love You. Hubungi aku secepat yang kau bisa jika membutuhkan sesuatu."

Alicia bergeming, ia tetap bungkam sampai suara pintu apartemen miliknya tertutup berhasil menyentak kesadarannya.

Ia tidak egois kan?

- ☕️ -

Perasaan gelisah terus berpayung di dalam hati Darren sejak kemarin, ia tak mengetahui apapun mengenai apa yang ingin Sean buktikan dan perlihatkan padanya hari ini.

Ia hanya berdoa itu adalah hal yang baik bagi semuanya.

"Kita sudah sampai?" Tanya Naka yang diangguki oleh Darren.

Baru saja Naka akan melepas seatbelt nya namun sebuah tangan kekar berhasil menahan pergerakan tangannya. "Mom.."

Naka mengernyitkan keningnya, memilih bungkam dan menunggu putranya melanjutkan ucapannya. "Maafkan Al.. tapi apapun yang terjadi didalam nanti, tolong tetap kuatkan dirimu."

"Ada yang kau sembunyikan dari Mommy Al?"

Darren menggeleng, "tidak.. tak ada satupun yang Al sembunyikan dari Mom, Al sendiri bahkan tak tau apa yang akan terjadi di dalam nanti."

"Apa maksudmu? Kau sudah melihat Daddy mu kemarin kan?" Darren mengangguk.

"Lantas?"

Darren mendesah pelan, "percayalah Mom, aku bahkan tak tau apa yang terjadi nanti atau kemarin."

"Mommy tidak mengerti maksudmu Al, sebenarnya ada a—"

Suara ketukan pada sisi jendela mobil milik Darren membuat keduanya menoleh. Ah.. Vanila yang melakukannya.

Darren menurunkan kaca jendela dan menatap bingung pada gadis yang memilih pergi ke rumah sakit dengan kekasihnya itu.

"Kalian tidak mau turun? Ini sudah lima menit kalian di dalam."

Darren mengangguk, "kami akan segera turun."

Vanila mengangguk dan memundurkan tubuhnya beberapa langkah memberi jarak agar tak terantuk pintu saat sang kakak membukanya nanti.

"Dimana Sean?" Tanya Naka setelah keluar dari mobil dan menghampiri putrinya.

"Sudah di dalam, aku menyuruhnya masuk dulu tadi." Naka mengangguk dan berjalan bersisian dengan Vanila memasuki rumah sakit, tidak lupa dengan Darren yang setia berjalan di belakang keduanya.

Kedua sisi tangan milik Darren yang berada dibalik kantong celananya terus mengepal kuat tanpa orang lain tau. Ia gelisah.. sangat. Namun bungkam adalah pilihan tepat agar kedua wanita yang berjalan didepannya ini tidak panik, dan lagi.. ada seorang wanita lain dalam hidupnya yang harus terus ia lindungi.

"Nantika.."

Darren mendongak saat suara Max sukses menyapa gendang telinganya, ia bahkan tak sadar bahwa mereka sudah sampai di depan ruang rawat sialan itu.

"Max, kau disini?"

"Tentu saja, sepertinya hanya Naura dan Alicia yang tak ada." Ungkap Max saat tak menangkap sosok istri Darren diantara mereka.

Naka mengangguk, "kondisinya masih lemas. Kau tau ia butuh banyak istirahat."

"Ah.. aku mengerti."

"Dimana Sean?" Tanya Vanila mendahului Darren yang hendak menanyakan hal yang sama.

"Aku disini sayang."

Vanila menoleh mendengar suara Sean yang muncul di belakangnya. Namun bukan itu yang mencuri perhatiannya. "Philips?"

Pria jangkung yang datang bersama Sean itu tersenyum tipis, "Hai Miss Crovpelt soon to be."

Vanila mendengkus mendengar godaan yang sama dari pria itu setiap kali mereka bertemu. Vanila mengenal Philips sebagai salah satu sahabat sekaligus orang kepercayaan Sean yang sela—– tunggu..

Mata Vanila membulat seketika saat menyadari satu hal. Jika Sean bertemu Philips artinya ada sesuatu yang salah dan kekasihnya itu membutuhkan seseorang yang handal untuk menyelidikinya. Dan Philips adalah orang itu, dia memiliki kepercayaan penuh dari Sean untuk setiap masalah rumit yang perlu penyelidikan khusus. Lalu untuk apa pria Jerman itu ada disini?

"Sean, ada apa? Kenapa Philips juga bahkan ada di Indonesia?"

Sean menatap Vanila lembut, "tenanglah. Sebaiknya kita pergi dari sini, ada yang harus aku sampaikan pada kalian."

Vanila mengkerutkan keningnya dalam, ia tak suka mendengar penuturan kekasihnya itu. Terkesan penuh pertanyaan dan.. kewaspadaan.

Begitu juga pula Darren, perasaan nya semakin kacau melihat Sean yang datang dengan segala teka-tekinya.

"Tunggu.. bukannya kalian datang untuk mengetahui kondisi Daddy?" Tanya Naka yang masih bingung dengan situasi di hadapannya.

Sean mendekat, meraih kedua tangan wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya itu dengan lembut dan menggenggamnya erat.

"Kau benar Mom, kita berkumpul untuk menemui dan melihat kondisi Daddy. Tapi pria yang terbaring di dalam sana—–" ujar Sean menatap ke dalam ruang ICU sebelum kembali menatap Naka penuh keyakinan.

"–—dia bukan Daddy."

• ☕️ •

Uh.. akhirnya naik lagi wkwk.
Ada yang kangen keluarga ini?
Atau ada yang kangen authornya? Haha😂

Jangan lupa follow instagram author labil ini yaa @tiaralma biar kalian tau alasan2 kenapa aku hiatus sebegitu lamanya. Bisa tanya2 atau mau nerror2 nagih chapter juga sangat aku ijinkan, apalagi kalo mau sharing.. beuh ayok wkwk.

Ku buka lapak buat kasih bintang, comment, mau hujat author juga gapapa kok sadar diri akutu😂, tapi jangan lupa kritik saran kalian yaa^^

Love you,
tiaralma💋

Continue Reading

You'll Also Like

377K 21.9K 27
Story Kedua Neo Ka🐰 Duda Series Pertama By: Neo Ka Gayatri Mandanu itu ingin hidup simpel, tidak ingin terlalu dikekang oleh siapapun bahkan kadang...
509K 35.2K 44
Lyla tidak berminat menikah. Namun, siapa sangka ia harus terjebak dalam pernikahan dengan sahabatnya sendiri? "You're a jerk, Hanan." "And you're tr...
475K 44.2K 105
Gadis Sekarwangi, tidak pernah menyangka jika rumahtangga yang ia bangun bersama suaminya, Pradipta harus berakhir ditengah jalan karena sang suami k...
1M 50.2K 37
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...