RISTRETTO

By Tiaralma

68.5K 6.1K 466

Bagi sebagian orang, mungkin meneguk Ristretto adalah hal yang patut dihindari lantaran kepekatan jenis kopi... More

RISTRETTO
Ristretto (01)
Ristretto (02)
Ristretto (03)
Ristretto (04)
Ristretto (05)
Ristretto (06)
Ristretto (07)
Ristretto (08)
Ristretto (09)
Ristretto (10)
Ristretto (11)
Ristretto (12)
Ristretto (13)
Ristretto (14)
Ristretto (15)
Ristretto (16)
Ristretto (17)
Ristretto (18)
Ristretto (19)
Ristretto (20)
Ristretto (21)
Ristretto (22)
Ristretto (23)
Ristretto (24)
Ristretto (25)
Ristretto (26)
Ristretto (27)
Ristretto (28)
Ristretto (29)
Ristretto (30)
Ristretto (31)
Ristretto (32)
Ristretto (33)
Ristretto (34)
Ristretto (35)
Ristretto (37)
Ristretto (38)
Ristretto (39)
Ristretto (40)
Ristretto (41)
Ristretto (42)
Ristretto (43)
Ristretto (44)
Ristretto (45)
Ristretto (46)
Ristretto (47)
Ristretto(48)
Ristretto (49)

Ristretto (36)

1.1K 140 8
By Tiaralma

"Alen bersumpah bang, Alen cinta banget sama dia dan Alen gak bisa tanpa dia. Bantu Alen bang, Alen gak akan kuat kalo gini terus." Ucap Darren yang sudah bangkit dari posisinya dan membuat Sean terkejut karena melihat pria itu menatapnya memohon, dengan mata memerah dan air mata yang mengalir.

"Al kamu.."

"Tolong bang," pinta Darren frustasi membuat Sean tertegun di tempatnya.

- ☕️ -

Sean menghembuskan nafasnya pelan. Mengapa situasi yang harus dihadapi seberat ini? Disatu sisi Alicia yang nyawa sedang dalam bahaya, serta disisi lain Darren yang sukses membuatnya iba.

"Abang harus apa?" Desah Sean menatap Darren yang menatapnya penuh harap.

"Bantu Al nyari Alice. Al janji jagain Alice apapun keadaannya, Al janji." Sahut Darren memohon cepat. Setelah 6 bulan, ini adalah kali pertama Sean pasrah seperti ini. Tidak menolak dan mengendik acuh tak tau seperti sebelum-sebelumnya. Dan Darren harus benar-benar memanfaatkannya sebaik mungkin.

"Abang gak bisa," sahut Sean tak bertenaga membuat Darren mendongak menatap pria di hadapannya intens.

"Maksud Abang?"

Sean mendongak menatap Darren yang nampak sangat berantakan. "Maafin Abang tapi Abang gak bisa. Abang udah janji dan kamu tau Abang paling gak suka ingkar janji."

Darren memicing mendengarnya, "Abang tau Alice dimana?"

- ☕️ -

"Alice pasti pulang Al, tapi gak sekarang."

"Ya kapan? Abang gak puas liat Al sehancur ini?"

Sean menggeleng, "Abang gak mau, tapi Abang juga gak bisa. Nyawa Alice taruhannya."

"Maksudnya gimana Al gak ngerti."

"Abang kasih tau tapi gak sekarang, yang jelas jangan pernah temui Alicia untuk saat ini. Tolong jangan." Pinta Sean penuh harap.

"Ya kenapa? Alicia istri Al, Bang. Kenapa Al gak boleh nemuin istri Al sendiri?"

"Kamu akan tau tapi gak sekarang. Abang bisa kasih tau dimana Alicia tapi pastikan kamu gak ketemu sama dia, bisa?" Sahut Sean cepat.

"Apa susahnya Abang ngomong ke Al alasannya?!" Sentak Darren tak tahan. Ini istrinya loh, kenapa susah sekali.

Sean mengacak rambutnya frustasi. "Iya atau gak Al? Kalo iya, Abang ajak kamu lihat Alicia sekarang. Kalo gak, maaf Abang gak bisa ngasih informasi apapun."

Dan disinilah Darren sekarang. Di dalam mobil yang terparkir sejauh seratus meter dari sebuah toko bunga kecil namun nampak sangat ramai pengunjung berdatangan.

Disana, tepat di dalam toko bunga bertuliskan Licce terdapat sosok wanita yang selama ini ia cari. Wanita yang membawa pergi separuh hidupnya tengah berdiri dengan senyum lebarnya bersama Aleira, adiknya. Namun bukan itu yang menjadi perhatiannya saat ini.

Alicia istrinya ternyata tak sendiri. Meski dengan jarak sejauh ini, Darren dapat melihat dengan jelas ada perubahan pada wanitanya. Alicia yang bertambah berisi dan juga perutnya membuncit. Darren sendiri tak sadar bahwa air matanya mengalir begitu saja dari pelupuk matanya. Istrinya mengandung, dan tanpa dirinya. Oh Tuhan.. karma apakah yang tengah diterimanya.

Darren tau rasanya, Darren pernah berada di posisi itu dan ingin rasanya pria itu berlari kesana memeluk istrinya, mengecup seluruh wajah serta perut membuncitnya. Membisikkan semua kata cinta untuk keduanya namun ia tahu itu tak mungkin.

Dugaannya tepat, Sean dan Aleira terlibat dalam larinya Alicia. Namun yang tak pernah ia duga adalah larinya wanita itu membawa juga kebahagiaannya yang lain. Kebahagiaan yang tak pernah diketahui olehnya sebelumnya.

"Abang gak bohong kan kalo Alice baik-baik aja?"

Darren mengangguk tanpa mengalihkan pandangnya.

Sean menyandarkan tubuhnya mengikuti arah pandang Darren. "Kalo bisa, Abang juga gak mau ngelakuin ini semua apalagi dengan kondisi Alice yang seperti saat ini. Jelas Alicia butuh kamu."

"Kalo gitu kenapa Abang sembunyiin Alice?" Sahut Darren dingin.

Sean menggeleng dengan tangan terkepal kuat. "Abang gak pernah sembunyiin Alice, Abang cuma berusaha menjaga nyawa adik dan keponakan Abang."

Darren menoleh cepat mendengarnya dan mendapati Sean mengangguk, "ada seseorang yang mengincar nyawa istri kamu."

"Tapi kenapa? Alicia gak pernah punya musuh."

"Dan untuk itu Abang menyetujui permintaan istri kamu untuk pergi. Musuh dia emang gak ada, tapi musuh kamu.. kamu gak lupa kalo kamu pengusaha sukses dengan banyak saingan kan?"

Darren terdiam mendengarnya. Ia jelas tau hal itu tapi.. ia tak tau hal itu juga akan berakibat fatal pada nyawa istrinya.

"RG bahkan masih terombang-ambing saat ini," Darren kembali memusatkan perhatiannya pada Sean.

"Jangan bercanda Bang. Daddy sendiri yang megang perusahaan bahkan semua bedebah itu udah kita jebloskan ke penjara, terus siapa lagi?!"

"Untuk itu Abang menyetujui Alicia pergi. Selain untuk menyelamatkan nyawanya, Abang juga sedang berusaha membuatnya dekat kembali dengan ibu kandungnya seperti keinginannya."

"Apa?"

Sean menegakkan tubuhnya memandang penuh minat ke arah toko bunga yang sengaja ia siapkan untuk Alicia, "kamu lihat wanita itu?"

Darren menoleh mengikuti arah tangan Sean yang menunjuk salah seorang wanita, sepertinya berusia tak jauh dari Mommy nya itu tengah tersenyum lembut mengusap perut Alicia.

"Dia Amanda Fernandez, atau Alicia biasa memanggilnya Mandy. Dia ibu kandung istri mu."

Darren menoleh cepat menatap Sean yang tak mengalihkan pandangannya lalu kembali menatap ketiga wanita yang tengah asyik bercengkrama disana.

"Kau bercanda?" Tanya Darren tak percaya dengan apa yang didengarnya. Setaunya sejauh ini Alicia adalah anak panti yang diadopsi oleh orang tuanya karena ditinggalkan kedua orang tuanya yang meninggal dunia akibat kecelakaan.

"Sayang nya tidak. Amanda sudah lama tinggal di Lisse, tepatnya setelah ia melahirkan Alicia dan dipaksa berpisah dengan anaknya."

"Ta— tapi bagaimana bisa?"

"Saat masih berusia enam belas tahun, Amanda dijual oleh pamannya pada salah seorang mucikari di Indonesia untuk membayar semua utangnya. Amanda yang saat itu ditinggal mati oleh kedua orang tuanya diberikan kepada sang paman sebagai keluarga satu-satunya yang masih tersisa dari pihak sang ibu. Namun naasnya ia harus dijual dan akhirnya bekerja sebagai seorang wanita malam yang menjajakan diri di pinggir jalan saat berusia enam belas tahun. Dan yah.. kecelakaan itu terjadi. Amanda jatuh cinta pada salah seorang pelanggannya yang juga salah seorang pengusaha Indonesia, karena cintanya mereka berhubungan tanpa menggunakan pengaman. Amanda hamil dan meminta pertanggungjawaban pria itu. Jawabannya tentu saja kau tau, pria itu menolak karena pekerjaan Amanda sebagai wanita malam bukanlah jaminan jika itu adalah bayinya. Sampai akhirnya saat Alicia lahir, Amanda dibius dan tak sadarkan diri lalu dibuang oleh begitu saja. Amanda bahkan tak sempat melihat rupa putrinya. Yang ia tau saat ia tersadar adalah, ia sudah tidak berada di Indonesia."

Darren membeku ditempatnya. Ia tak tau harus bersikap apa, ini semua terlalu mendadak dan membuat pria itu sulit mencerna keadaannya.

"Daddy ku tak sengaja menemukan Amanda lima tahun lalu. Karena wanita itu menyelamatkan Mama dan membantunya saat kecopetan di Amsterdam. Jadilah sejak saat itu Amanda tinggal dan bekerja pada butik Mama. Namun ternyata takdir berkata lain. Hari dimana kalian melakukan fitting untuk pertunangan kalian, Daddy mu mengatakan pada Alicia setelah mengatainya seorang jalang bahwa ibunya dulu juga seorang pelacur. Alicia menangis dan menelfon ku, ia meminta ku menyiapkan semua kepergiannya karena Uncle Arga hanya memberinya waktu tiga hari untuk bersama mu sampai malam pertunangan itu. Aku menyiapkan semuanya, termasuk menyelidiki keluarga kandungnya. Dan yah.. takdir ternyata selincah itu memberi celah. Ibu kandungnya ada di dekat ku dan Vanila bahkan sangat mengenalnya. Maka setelah mendapatkan apa yang aku butuhkan, aku mengatur semua ini untuknya."

Darren semakin lekat memperhatikan Alicia yang nampak bergelung manja dalam dekapan wanita yang ia ketahui bernama Amanda itu. Jika saja ada yang jeli memperhatikan, maka orang lain pasti akan menemukan kesamaan senyum dan mata pada kedua wanita itu.

"Apa Alice mengetahuinya?"

"Belum. Tidak satupun diantara mereka mengetahuinya. Bahkan aku bersumpah Vanila sekalipun tak mengetahuinya. Sejauh ini hanya kau, aku dan Daddy ku yang mengetahuinya."

Darren menoleh, "kenapa? Bukannya kau membuat mereka tinggal bersama sejauh ini?"

Sean mengangguk, "memang. Tapi seperti yang ku katakan, nyawa Alicia tengah terancam."

Darren mengernyit tak mengerti. "Ku rasa kau memahami nya jika aku memberikan ini.."

"I— ni?" Ucap Darren terbata setelah membuka dan melihat isi map cokelat yang diberikan oleh Sean.

"Itu paman Amanda, ku rasa kau mengenalnya. Dan pria itulah yang mengincar nyawa istri mu."

• ☕️ •

Continue Reading

You'll Also Like

112K 5.8K 49
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...
86.3K 7K 53
Naksir bapak kos sendiri boleh gak sih? boleh dong ya, kan lumayan kalau aku dijadikan istri plus dapet satu set usaha kosan dia
1M 50.2K 37
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...
1.4M 110K 55
Meta memutuskan pulang kampung untuk menemani orang tua ketika mendengar bahwa sang adik harus merantau karena kuliahnya, namun seperti dugaannya, ke...