RISTRETTO

By Tiaralma

68.5K 6.1K 466

Bagi sebagian orang, mungkin meneguk Ristretto adalah hal yang patut dihindari lantaran kepekatan jenis kopi... More

RISTRETTO
Ristretto (01)
Ristretto (02)
Ristretto (03)
Ristretto (04)
Ristretto (05)
Ristretto (06)
Ristretto (07)
Ristretto (08)
Ristretto (09)
Ristretto (10)
Ristretto (11)
Ristretto (12)
Ristretto (13)
Ristretto (14)
Ristretto (15)
Ristretto (16)
Ristretto (17)
Ristretto (18)
Ristretto (19)
Ristretto (20)
Ristretto (21)
Ristretto (22)
Ristretto (23)
Ristretto (24)
Ristretto (25)
Ristretto (26)
Ristretto (27)
Ristretto (28)
Ristretto (29)
Ristretto (30)
Ristretto (31)
Ristretto (32)
Ristretto (33)
Ristretto (34)
Ristretto (36)
Ristretto (37)
Ristretto (38)
Ristretto (39)
Ristretto (40)
Ristretto (41)
Ristretto (42)
Ristretto (43)
Ristretto (44)
Ristretto (45)
Ristretto (46)
Ristretto (47)
Ristretto(48)
Ristretto (49)

Ristretto (35)

1.1K 138 8
By Tiaralma

Lisse, Belanda-

"Kau bahkan belum menemukannya tapi sudah menyebutnya cantik saja. Bagaimana jika ternyata ia terluka dan wajahnya terkoyak? Kita belum tau."

Vanila kembali memfokuskan pendengarannya pada suara Sean yang nampak tengah mengambil alih pembicaraan, "benarkah? Oh Tuhan.. malang sekali nasib istri ku."

Vanila membulatkan mata mendengarnya, dengan was-was ia memandang Alicia yang tengah memejamkan matanya dengan tangan terkepal kuat. Oh tidak.. ia tak ingin saudarinya itu mendengar hal yang menyakitkan seperti fikirannya saat ini.

"Kalo begitu aku pun akan ikut merusak wajah ku agar seimbang dengannya. Adil bukan? Lagipula aku mencintai Alice bukan karena parasnya, tapi semua yang dimilikinya dan aku tak mempermasalahkan apapun yang ada pada tubuhnya." Lanjut Darren membuat Vanila menghembuskan nafasnya lega, begitu pula Alicia yang sudah kembali membuka matanya.

"Untuk itu diri mu memasang foto kalian berdua sebagai profil sosial media mu, heh?" Tanya Vanila.

"Tentu saja. Aku bangga memilikinya sebagai istri ku, lagi pula.. setidaknya ini bisa membantu ku mengurangi rindu karena belum menemukannya sampai saat ini." Vanila hanya bisa tersenyum tipis saat mendengar suara Kakaknya yang melemah di akhir.

"Aku juga merindukan mu," dan Vanila hanya bisa membulatkan matanya saat mendengar Alicia mengucapkan hal tersebut disaat sambungan telefon yang masih menyala.

"Lice?"

- ☕️ -

Alicia membekap mulutnya yang lancang bersuara. Oh Tuhan..

"Alice.."

Vanila membulatkan matanya begitu juga Sean. "Alice itu kau?"

Vanila menatap Alicia yang menggeleng dengan air mata semakin deras. Melihat hal itu ia hanya bisa mengangguk dan tersenyum tipis.

"Apa maksud mu Kak? Kau sedang mabuk?"

"Tidak.. tidak Le, tadi aku jelas mendengar suara istri ku. Dia berkata bahwa ia juga merindukan ku."

"Kau bercanda Dude? Tidak ada siapapun dalam percakapan ini selain kita bertiga. Aku bahkan tak mendengar apapun."

"Tidak Bang, tadi jelas sekali itu suara Alice. Le, dimana kau sekarang?"

"Eum.. aku di cafe. Kenapa?"

"Bisa kau katakan dengan siapa kau saat ini?"

Vanila terdiam mendengar pertanyaan Darren.

"Aku sendiri memangnya siapa lagi," sahutnya tanpa mengalihkan pandangan dari Alicia yang juga tengah menatapnya intens.

"Kau yakin?"

Vanila mengangguk lalu menggeleng setelahnya, Darren pasti takkan melihatnya. "Tentu saja. Kenapa?"

"Oke." Sahut Darren singkat yang setelahnya merubah tampilan ponsel milik Vanila menjadi sebuah panggilan video.

Baik Vanila dan Alicia yang melihat nya menjadi panik seketika. "Bagaimana?" Tanya Alicia tanpa suara.

Vanila menggeleng cepat. Ia juga tak mengerti mengapa kakaknya itu tiba-tiba saja merubah panggilan suara menjadi panggilan video.

"Le.. kau tidak mengangkatnya?"

"Hah, apa?" Sahut Vanila bingung.

"Ck, bodoh. Lihat ponsel mu dan lepaskan dari telinga mu. Aku merubah panggilannya menjadi panggilan video."

Vanila akhirnya menerima panggilan video tersebut setelah mendapatkan jalan keluar untuk masalahnya. "Apa?" Tanya nya tajam setelah mendapati wajah sang kakak.

"Kau sedang di kantor Sean?" Sambungnya.

Darren mengangguk, "ubah kamera mu."

"Apa?"

"Ku bilang ubah kamera mu menjadi kamera belakang Aleira. Edarkan pada seluruh penjuru cafe." Perintahnya.

"Apa yang ingin kau lakukan?"

"Lakukan Le."

Vanila berdecak namun tetap menurut. Setelah memastikan bahwa layar ponselnya menampilkan hasil gambar dari kamera belakang, Vanila segera mengedarkan ponselnya ke seluruh penjuru cafe tanpa terlewat. Lalu setelahnya ia kembali menghidupkan mode selfie untuk bisa bertatap muka dengan kakaknya.

"Udah kan?" Darren mengangguk dengan wajah lemasnya.

"Mikir apa sih Kak? Ale disini sama Alice?" Sambung Vanila melihat kakaknya yang tak bersemangat.

"Kakak denger suara dia tadi," sahut Darren lemah.

"Kamu kangen Kak, makanya bisa berhalusinasi gitu."

Darren mengangguk pasrah, mungkin benar. Toh ini bukan pertama kalinya. "Iya kali. Yaudah kakak matiin cepet pulang, dah.."

"Yah kak ta—" Vanila mendelik saat panggilannya sudah dimatikan sepihak oleh Darren.

"Bagaimana?" Tanya Alicia yang sudah kembali duduk di posisinya. Vanila hanya mengangguk pelan.

"Syukurlah," sambungnya.

Vanila mengangguk dengan wajah tertekuk, "kenapa sih?" Tanya Alicia.

"Kak Al gila Lice, masa yang punya ponsel Sean tapi aku gak dikasih ngomong sedikitpun sama dia," rajuk Vanila membuat Alicia terkekeh.

"Ku kira."

Vanila mendongak lalu tersenyum tipis, meraih tangan Alicia yang berada di atas meja. "Maafkan aku."

Alicia mengernyit, "kenapa?"

"Ya.. harusnya jika bukan karena Daddy kalian saat ini tengah bahagia menyambut kelahiran bayi pertama kalian," ucapnya memandang ke arah perut Alicia yang membuncit.

Alicia tersenyum tipis lalu menepuk tangan Vanila yang menggenggamnya. "Seperti yang sering aku katakan, ini takdir Tuhan yang pilihkan untuk ku. Ini semua bukan salah Daddy, kau tau aku juga sangat menyanyanginya. Jangan berhentilah menyalahkannya Le. Lagipula kau tau bukan, aku juga membutuhkan ruang sendiri untuk mencari tau identitas ku."

Vanila mengangguk pasrah. Ia tau hal itu, alasan terkuat Alicia meninggalkan rumahnya selain karena janji nya pada Gandha adalah keinginannya untuk mencari tau identitas aslinya setelah apa yang Gandha ucapkan waktu itu.

"Katakan apapun yang kau butuhkan Lice," Alicia mengangguk dengan senyum tulusnya.

"Tentu saja, jika bukan kalian harus dengan siapa lagi aku meminta," godanya membuat kedua saudari itu tertawa.

- ☕️ -
Amsterdam, Belanda-

"Al?" Panggil Sean saat tak mendapati Darren yang hanya bungkam setelah mematikan sambungan telfon dengan adiknya.

"AL!" Pekik Sean yang sukses membuat Darren tergagap.

"Apa sih bang?" Sahut Darren sewot.

"Yah makanya kamu jangan bengong. Abang ngajak ngomong dari tadi." Darren hanya mendengus.

"Pulang sana, istirahat." Sambung Sean.

"Pulang kemana?"

"Ya kamu mau kemana? Ke mansion Daddy apa ke apartement abang?"

Darren mengendikkan bahunya acuh. "Harus banget pulang?"

Sean mengangguk, "muka kamu kusut. Pulang istirahat, nanti kita ketemu setelah pekerjaan abang beres. Vanila juga pulang sore ini."

Bukannya menurut Darren justru menelungkupkan wajahnya diantara liparan kedua tangannya diatas meja.

"Al kangen Alice, tadi itu suara dia," lirihnya yang masih dapat di dengar oleh Sean.

"Al.."

"Alen bersumpah bang, Alen cinta banget sama dia dan Alen gak bisa tanpa dia. Bantu Alen bang, Alen gak akan kuat kalo gini terus." Ucap Darren yang sudah bangkit dari posisinya dan membuat Sean terkejut karena melihat pria itu menatapnya memohon, dengan mata memerah dan air mata yang mengalir.

"Al kamu.."

"Tolong bang," pinta Darren frustasi membuat Sean tertegun di tempatnya.

• ☕️ •

Continue Reading

You'll Also Like

373K 56.7K 30
Mili sangat membenci kondisi ini. Dikejar-kejar oleh Mamanya sendiri yang mau menjodohkannya. Bahkan, titah untuk menikah sebelum usia 24 tahun terus...
321K 23.2K 49
Irish ragu dengan apa yang ia lihat kali ini. Ia tidak minus. Seratus persen ia yakin pandangannya tidak bermasalah. Dia juga tidak punya kemampuan u...
74.8K 16.1K 22
Swipe right. Dua kata yang tidak asing untuk pengguna dating apps. Bermula saat Liora merasa iri dengan teman-temannya yang sudah punya pacar, akhirn...
666K 1.2K 5
Kumpulan Cerita Pendek, penuh gairah yang akan menemani kalian semua. 🔥🔥🔥