RISTRETTO

By Tiaralma

68.5K 6.1K 466

Bagi sebagian orang, mungkin meneguk Ristretto adalah hal yang patut dihindari lantaran kepekatan jenis kopi... More

RISTRETTO
Ristretto (01)
Ristretto (02)
Ristretto (03)
Ristretto (04)
Ristretto (05)
Ristretto (06)
Ristretto (07)
Ristretto (08)
Ristretto (09)
Ristretto (10)
Ristretto (12)
Ristretto (13)
Ristretto (14)
Ristretto (15)
Ristretto (16)
Ristretto (17)
Ristretto (18)
Ristretto (19)
Ristretto (20)
Ristretto (21)
Ristretto (22)
Ristretto (23)
Ristretto (24)
Ristretto (25)
Ristretto (26)
Ristretto (27)
Ristretto (28)
Ristretto (29)
Ristretto (30)
Ristretto (31)
Ristretto (32)
Ristretto (33)
Ristretto (34)
Ristretto (35)
Ristretto (36)
Ristretto (37)
Ristretto (38)
Ristretto (39)
Ristretto (40)
Ristretto (41)
Ristretto (42)
Ristretto (43)
Ristretto (44)
Ristretto (45)
Ristretto (46)
Ristretto (47)
Ristretto(48)
Ristretto (49)

Ristretto (11)

1.2K 99 6
By Tiaralma

"Tunggu, Kakak jangan becanda ini gak lucu." Sahut Vanila yang sudah sadarkan diri lebih cepat dari sang kekasih, Sean.

"Yang bilang Kakak becanda siapa Le, Kakak serius." Sahut Darren frustasi. Ya Tuhan, kenapa semua orang yang mengetahui fakta mengenai perasaannya akan senang mengatakan dirinya atau bahkan becanda. Sungguh, sedikit pun tak pernah terbesit di benak Darren mengenai dua hal itu. Perasaannya pada Alicia adalah sebuah ketulusan, dan ia siap bersumpah untuk itu.
Bahkan kedatangannya jauh-jauh ke Belanda menjadi tak ada artinya saat Aleira, adik kandungnya pun menganggap sama perasaannya pada Alicia adalah sebuah lelucon.

"Kak Al gak lucu, Alice itu adik Kakak." Sahut Vanila sewot.

"Ya terus dimana salahnya? Dia adik angkat Kakak bukan adik kandung Kakak. Ini semua tidak menyalahi aturan agama Le. Alice juga bukan adik sepersusuan Kakak. Dimana letak salahnya?" Sahut Darren membuat Vanila memijit pangkal hidungnya pelan. Kepalanya terasa berat mendengar pengakuan dari sang Kakak.

"Jelasin semuanya ke sekarang." Kali ini Sean yang membuka suara dan menatap Darren tajam membuat pria itu mendesah lelah.

"Who is she?" Tanya Darren kecil saat menyadari kehadiran gadis mungil dalam gendongan ibunya.

"Ah Al, dia Aleira adik mu," ucap Naka sembari menundukkan tubuhnya menurunkan Alicia dari gendongannya. Gadis kecil itu nampak enggan menjauh dari Naka. Ia bahkan menggenggam erat celana jeans yang dikenakan ibunya saat ini. Gadis itu hanya sesekali mengintip dibalik rambut coklatnya yang terurai dan wajah yang disembunyikan di balik pelukannya pada kaki Naka.

Darren berkacak pinggang menatap Mommy dan Daddy nya. "No, she's not my Ale."

Gandha diam di tempatnya. Semua orang tau seperti apa kedekatan antara Alen dan Aleira, adiknya. Bagaimana bocah tampan itu selalu melindungi, menjaga dan menyayangi Aleira.

"But, she's your sister now." Sahut Naka.

Darren menggeleng menolak, "NO!"

Gandha menghembuskan nafasnya pelan melihat penolakan Darren. "Al dengarkan Daddy. Mulai hari ini dia adalah adik mu. Jadi kau harus menjaga nya sama seperti kau menjaga Aleira."

Darren menggeleng sembari menatap gadis kecil itu tajam, "Al gak mau Daddy. Nanti Ale marah karena Al jagain orang lain kaya Al jaga Ale."

"Nggak sayang, dia adalah orang yang dipilih Ale buat menemani kita selama Ale pergi. Jadi Kakak juga harus melakukan hal yang sama seperti ke Ale dulu. Mulai hari ini dia adalah adik Kakak, Alicia Aleira."

Namun Darren tetaplah Darren yang keras kepala. "Al gak mau, Ale Kakak cuma satu gak bisa di ganti lagi."

Itu adalah suara final dari Darren. Tidak, sampai saat Darren yang belum mengalihkan tatapannya pada Alicia dibuat tertegun melihat mata coklat jernih yang mampu menghipnotisnya. "Al mau jagain dia, tapi ada syaratnya?"

"Apa?" Sahut Naka cepat. Dia akan melakukan apapun asal gadis kecil ini bisa jadi putrinya.

"Alicia yang jadi istri Al waktu Al besar nanti kaya Mommy." Dan pernyataan bocah tampan 10 tahun itu sukses membuat Gandha dan Naka terdiam di tempatnya.

"Seriosly? Cuma karena itu kakak jadi cinta sama Alice kaya sekarang?" Vanila memekik kencang mendengar cerita sang Kakak. Hell, pria itu selama ini selalu dibanggakan kedua orangnya sebagai sosok yang cerdas. Tapi lihatlah, dia bahkan tampak sangat bodoh dengan segala ceritanya ini.

"Sayang," tegur Sean agar Vanila memelankan suaranya membuat gadis cantik itu mencebik kesal.

"Al.. aku harus memastikan sesuatu sebelum menentukan keputusan ku akan bersikap bagaimana," Vanila menoleh cepat dan memandang Sean tajam. Apa-apaan kekasihnya ini?

"Kamu beneran cinta sama Alice atau—— sekedar obsesi?" Sambung Sean mengabaikan tatapan mematikan Vanila.

"Alen serius." Sahut Darren mantap.

"Kamu tau kalo semua ini berawal dari permintaan konyol mu waktu kecil?" Darren mengangguk seperti anak kecil mendengar pertanyaan Sean. Toh memang pria itu sudah seperti abangnya sendiri meski sempat terjadi ketegangan diantara mereka saat Sean memutuskan untuk mencampakkan Vanila dulu, namun semua nya lekas membaik seiring kegigihan Sean untuk mendapatkan maaf dari dirinya agar bisa mendapatkan Vanila kembali jadi untuk apa menutupinya.

"Kakak sadar gak, kalian udah mau tunangan sama pasangan masing-masing minggu depan." Sahut Vanila frustasi. Sean bahkan harus mengusap bahu kekasihnya agar gadis itu tetap tenang dan tidak meluapkan emosinya secara salah.

Darren tertunduk meremas rambutnya kasar. Dia menyadari. Bahkan setiap hal yang terjadi dia sangat menyadari dan mengingatnya jelas. Tapi mau apa dikata, sekuat apapun ia mengatakan persetujuan untuk pertunangannya–— hatinya tetap berlabuh pada satu nama, Alicia. Darren bahkan langsung terbang ke Amsterdam kemarin saat mendapati dadanya yang terasa sesak saat melihat Alicia tengah asyik tertawa dengan Zidan, calon tunangannya saat fitting baju yang akan mereka nanti. Ya, secengeng itu dirinya jika menyangkut Alicia. Pikirannya saat itu hanya satu, dirinya butuh waktu menenangkan diri sekaligus mencari solusi untuk semuanya. Dan nama Aleira di Amsterdam lah yang pertama kali melintas di kepalanya. Jadilah ia terbang secara mendadak ke Amsterdam dan menemui Vanila tepat setelah dirinya mendarat di bandara tadi. Ia bahkan tak peduli lantaran membuang uangnya secara percuma hanya untuk menemui sepasang kekasih di hadapannya ini dan akan kembali ke Indonesia lusa bersamaan dengan keberangkatan mereka.

"Kakak sadar, dan Kakak nyesel nerima Carissa. Hari itu Kakak emosi karena Mommy bilang kalo Alicia menerima perjodohan antara dia dan Zidan. Kakak gak terima. Kakak bahkan rela keluar dari rumah saat Alice bilang dia gak mau lihat Kakak dan berpikir kalo itu semua akan membuat perasaannya berubah. Apalagi Alice sempet dateng ke apartemen Kakak malamnya. Kakak kira dia mau buka hati buat Kakak." Jelas Darren.

Vanila hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ini rumit, sangat rumit. Mau bagaimana pun Alicia adalah adik Darren sekaligus saudaranya. Dia juga putri seorang Muhammad Argandha Putra, ayahnya dan–— Nantika Senja Pradipta, ibunya. Semua orang tau itu. Dan apapun yang akan diputuskan Darren kelak, Vanila yakin ini tidak akan menguntungkan untuk semuanya.

"Mommy sama Daddy tau soal ini?" Darren menggeleng mendengar pertanyaan Vanila. Disaat seperti inilah, ia merasa bahwa Vanila pantas menjadi Kakaknya ketimbang menjadi Adiknya.

"Kakak belum berani Le." Sahut Darren pelan.

"Kalo kamu gak berani, terus buat apa kamu dateng kesini dan nemuin kita? Kamuberharap kita bantu? Come on men, kau tau kita berdua gak akan segampang itu buat bantu. Saat kamu sendiri aja gak berani memperjuangkan Alice secara terang-terangan dan memilih kabur dengan menerima perjodohan dari Uncle Arga, buat apa kamu cari kita dan berharap kita bantu kamu?Percuma Al, gak bisa.
Sebagai seorang pria kamu jauh harus tau kalo kamu punya tanggung jawab untuk memperjuangakan apa yang kamu mau, supaya saat kamu dapet itu semua kamu ga akan mudah melepaskannya begitu saja. Sekarang.. kalo kamu aja gak berani ngomong ke Uncle and Aunty loe mau kita ngapain? Kita yang ngomong? Ngaco." Ucapan Sean barusan layaknya sebuah tamparan bagi Darren. Sean benar, selama ini Darren lebih senang memendam semuanya seorang diri dan enggan menyampaikan pada Gandha dan Naka selaku orang tuanya. Andai saja ia berani jujur sejak awal, ia yakin perjodohan ini pasti tidak akan terjadi.

"Alen tau apa yang harus Alen lakuin, aku pulang dulu. Makasih semuanya," pekik Darren bangkit dari posisinya dengan kasar membuat sejoli di hadapannya terkejut, bahkan Darren sempat mencium puncak kepala Aleira sebelum melangkah meninggalkan adik dan calon adik iparnya itu.

"Kakak mau kemana?" Teriak Vanila yang sudah berdiri di tempatnya melihat Darren melangkah keluar dan kini terhenti 8 meter darinya.

"INDONESIA MERJUANGIN HATI KAKAK!" Dan Vanila tersentak di tempatnya melihat tinggah gila Kakaknya.

Ia bahkan terduduk dengan tatapan kosongnya mendapati sikap aneh Darren.

"Sayang?" Panggil Sean lembut dengan mengusap helai rambut Vanila yang terurai.

"Kakak aku udah gila," lirih Vanila yang justru membuat Sean terkekeh. Kali ini pria yang menyandang status sebagai kekasih Vanila itu menyetujui ucapan gadisnya. Darren memang nampak bodoh dengan menghamburkan uang untuk kembali ke Indonesia setelah dirinya mendarat dan mengobrol disini kurang lebih 2 jam lamanya.

Sean bergidik, cinta memang semenyeramkan itu sampai mampu merampas kewarasan seseorang. Batinnya.

• ☕️ •

Continue Reading

You'll Also Like

83K 3.7K 46
Niat hati kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan duda anak 1 yang sialnya masih tampan itu, Herna malah harus terjebak menikahi pria k...
1M 48.9K 37
"Jalang sepertimu tidak pantas menjadi istriku, apalagi sampai melahirkan keturunanku!" Bella hanya menganggap angin lalu ucapan suaminya, ia sudah...
1.7M 151K 40
Hidup Gama seperti sebuah quote "Cintaku habis di kamu, sisanya aku hanya melanjutkan hidup." Setelah perpisahan dengan Jenia hampir sepuluh tahun y...
360K 20.8K 26
Story Kedua Neo Ka🐰 Duda Series Pertama By: Neo Ka Gayatri Mandanu itu ingin hidup simpel, tidak ingin terlalu dikekang oleh siapapun bahkan kadang...