Love In Galaxy (End)

By leetdr

13.4K 1.9K 691

Kisah tertulis tentang sebuah hubungan terlarang, kebohongan yang terbongkar, dan juga cinta yang bertepuk se... More

_prolog_
1. ll Horizon
2. ll Star
3. ll Altair
4. ll Aurora
6. ll Perihelion
7. ll Capella
8. ll Lyra
9. ll Vega
10. ll Nebula
11. ll Binary
12. ll Nova
13. ll Bolide
14. ll Cygnus
15. ll Andromeda
16. ll Aldebaran
17. ll Aquilla
18. ll Galaksi
19. ll Deneb
20. ll Libra
21. ll Orion
22.ll Regulus
23. ll Auriga
24. ll Black Hole
25. ll Aphelion
26. ll Centaurus
27. ll Sirius
28. ll Rigel
29. ll Spica
30. ll Red Giant
31. ll Betelgeuse
32. ll Antares
33. ll Algol
34. ll Merkurius
35. ll Venus
36. ll Bumi
37. ll Mars
38. ll Yupiter
39. ll Sa(d)turnus
40. ll Uranus
41. ll Neptunus
42. ll Cassiopeia
43. ll Arcturus
44. ll Capricorn
45. ll Aquarius
46. ll Pisces
47. ll Aries
48. ll Taurus
49. ll Gemini
50. ll Cancer
51. ll Leo
52. ll Virgo
53. ll Libra
54. ll Scorpio
55. ll Sagitarius
_Epilog_
Extra part 1
Extra part 2
NEW STORY

5. ll IMeridian

294 65 3
By leetdr

Ada yang ragu. Tentang apa itu cinta?
Bahkan, selama kamu masih bernapas pun, kamu pasti akan merasakannya.
-Love In Galaxy-

~Now playing: Aishiteru

~Happy reading~

ANGKASA menyengir ketika tidak menyadari kalau Elang ada di ambang pintu sedari tadi.

"Dateng juga lo. Kirain PHP," celetuk Angkasa.

"Eh, lo ngapain nyusul gue? Gak takut kena omelan Bu Selin?" tanyanya.

Elang hanya diam tak menanggapi. Dia mengernyit kepanasan, karena terkena pantulan sinar matahari dari kaca.

"Sini-sini, masuk aja!" perintah Angkasa padanya. Elang pun memasuki ruangan itu.

Elang tersenyum menatap gadis berwajah pucat itu. Bintang juga membalasnya.

"Gimana keadaan lo?"

"Udah baikan," jawab Bintang.

Angkasa menepuk pundak Elang. "Lo khawatir banget sama tuh cewek?" bisiknya sambil cekikikan di samping Elang.

"Iya, kan? Mana ada seorang Elang rela ninggalin sekolah cuma buat mastiin keberadaan gue? Pasti lo ada apa-apa sama tuh cewek. Ngaku, lo!" Angkasa tertawa lebar melihat wajah Elang yang memerah padam. Entahlah, dia marah atau malu.

Mendadak suasana di antara mereka menjadi canggung. Elang menatap Bintang dengan pandangan yang tak bisa ditebak. Sedangkan gadis itu, hanya menatap sekitar agar tidak kontak mata lagi dengan Elang yang selalu membuatnya gugup.

Bintang berdehem. "Luka yang kemarin udah sembuh?" tanyanya pada Elang.

Elang langsung melirik sikunya. "Mendingan. Udah kering juga," jawabnya.

Angkasa mengernyit. "Tunggu-tunggu! Lo kenapa luka? Dan Bintang, juga tau?"

"Kemarin Elang nolongin gue hampir keserempet motor," jelas Bintang. Angkasa mengangguk-ngangguk paham.

"Makanya, jangan teledor jadi orang," ujar Angkasa gemas sambil menyentil dahi Bintang.

Elang melotot dan segera menepis tangan Angkasa. "Jangan kasar sama cewek," tegurnya.

Bintang memandangi dua cowok di sampingnya itu. "Kalian kenapa peduli banget sama gue?"

Elang dan Angkasa saling berpandangan. Tak mengerti mendengar pertanyaan Bintang.

"Lo kenapa tanya kaya' gitu?" tanya Elang.

"Gue gak ngerti aja, apa maksud kalian tiba-tiba sepeduli ini sama gue. Padahal orang yang udah lama kenal sama gue aja, belum tentu kaya' gini ke gue."

"Jadi maksudnya?" tanya Angkasa.

"Bokap sama nyokap gue aja gak pernah peduli sama gue," tutur gadis itu membuat Elang menatapnya iba.

"Eh, lupain! Kok gue jadi curhat ke kalian gini, sih?" kata Bintang terdengar salah tingkah.

Mereka bertiga akhirnya terdiam sibuk dengan pemikiran masing-masing. Sampai terdengar suara decitan pintu yang membuat mereka bertiga menoleh bersamaan.

"Permisi." Seorang perawat masuk ke ruangan dan mengecek selang infus yang dipakai Bintang.

"Gimana sus? Star boleh pulang kan?" tanya Angkasa kepada suster cantik itu.

"Sebentar, saya tanyakan kepada dokter dulu." Jawaban suster membuat Angkasa mengerucutkan bibirnya.

Angkasa masih diam dan memasukkan tangan kanannya di saku celana.

"Halah Sus, bolehin aja lah ya?! Suster kan cantik," ujar Angkasa berhasil membuat suster di depannya bersemu.

Elang berdecak, merasa jengah dengan ulah konyol Angkasa. Di tempat seperti ini pun Angkasa masih sempat membawa sifat fakboinya.

Melihat Bintang yang sepertinya merasa bosan di rumah sakit, Elang  juga ikut menyuruh suster untuk membuat surat rawat jalan.

-Love In Galaxy-

Bintang sudah berada di rumahnya. Setelah perdebatan panjang antara Elang dan Angkasa selesai, akhirnya dia pulang diantar dua laki-laki itu dengan menggunakan satu mobil taksi dan Elang mengikuti di belakangnya sambil mengendarai motor. Kakek dan nenek Bintang merasa terkejut ketika melihat wajah pucat cucunya dan dua pria muda yang mengantarkan Bintang pulang.

"Bintang, yang ini siapa?" tanya Tino sambil menunjuk Elang.

Belum sampai Bintang menjawab, Elang sudah lebih dulu menyalami sang kakek dan memperkenalkan dirinya ramah.

"Saya Elang kek, temen barunya Bintang di sekolah."

Tino mengangguk dan tersenyum senang. Setelahnya, Ratna datang membawa nampan berisi air minum. "Ini diminum dulu ya!"

Angkasa menatap kakek dan nenek Bintang bergantian sebelum dia berucap, "Kek, saya gak ditanya?"

Bintang dan Elang menahan tawa melihat tampang polos Angkasa ketika berkata demikian. Namun, Angkasa selalu peka dengan sikap mereka. Sorot mata tajam Angkasa membuat kedua orang itu diam seketika.

"Oh iya, nama kamu siapa, Nak?" tanya nenek Bintang dengan senyum yang ramah.

Angkasa tersenyum lebar sambil melirik ke arah Elang, "Saya Angkasa, Nek. Angkasa Ratana Ditya, kelas 11 IPA 6, nomor absen 2. Sekolahnya samaan sama Bintang, " jawabnya sukses membuat mereka tertawa.

"Kebiasaan," gumam Elang.

Mereka akhirnya mengobrol ringan di ruang tamu. Angkasa menceritakan semua kejadian yang menimpa Bintang.

Suara dering ponsel, membuat Elang pamit untuk menjauh dan mengangkat siapa penelfonnya.

"Kenapa?"

"GILA! LO DI MANA SIH, LANG? TADI ADA ULANGAN FISIKA DADAKAN. LO TAU SENDIRI, KAN? GIMANA NASIB GUE KALO GAK NYONTEK SAMA LO. MAIN KABUR AJA, LO."

Elang menjauhkan ponselnya dari telinga, mendengar teriakan Dirga yang membuat telinganya sakit.

"Berisik, lo."

"YA ALLAH, TEGA BENER LO, LANG! PADAHAL KALO AJA LO SAMA ANGKASA ADA, PASTI NILAI GUE SELAMAT. LO TAU SENDIRI, KAN? GIMANA GALAKNYA MISS NANA."

"EMANG LO SAMA ANGKASA DI MANA SIH, LANG?"

Elang berdehem. "Gue sama Angkasa tadi ke rumah sak--" ucapan Elang terpotong.

"INALLILAHI!! SIAPA YANG SAKIT, LANG? ATAU JANGAN-JANGAN ANGKASA. GIMANA KEADAANNYA, LANG?"

"Kurangin volume suara lo, anjing!"

"Iya, maaf!" Terdengar suara helaan napas dari seberang sana.

"Tadi pas Angkasa mau berangkat sekolah, dia ketemu sama Bintang. Tuh cewek lagi pingsan."

"Wah, bau-bau cinta segitiga nih kaya'nya."

Elang membeku mendengar perkataan Dirga.

"Lo tau apa soal gue?" tanya Elang penasaran.

"Gak tau sih, Lang. Cuma nebak aja. Lagian lo kenapa juga nyusul si Angkasa yang nolongin Bintang kalo lo sendiri gak ada khawatir sama tuh cewek?"

Elang terdiam. Benar juga tebakan Dirga. Dia memang khawatir dengan gadis itu. Tapi, apa yang Dirga katakan tadi? Cinta segitiga? Elang jadi berpikir apa Angkasa juga tertarik sama Bintang.

Setelah mendapat balasan bye-bye Elang, cowok itu kembali bergabung bersama keluarga Bintang.

"Bintang, gue mau pulang dulu," pamit Elang yang membuat Bintang menatap ke arahnya.

Bintang tersenyum tipis. Mengapa aura Elang membuat gejolak aneh itu muncul kembali? Hanya Elang yang membuatnya seperti ini.

"Iya. Hati-hati di jalan," balasnya.

Elang menyalimi tangan Ratna dan Tino, lantas dia menjabat tangan Bintang layaknya seorang sahabat.

"Heh, gue ditinggal gitu?" Suara cempreng Angkasa membuat Elang menatapnya.

"Kalo mau pulang kenapa gak berdiri?" Elang mendengus.

Angkasa berdecak lalu ikut menyalimi Ratna dan Tino. Elang sendiri sudah melangkah santai keluar.

"Angkasa pamit, Kek. Angkasa pamit, Nek."

Angkasa kembali menatap Bintang dengan mengumbar senyuman yang sedikit dia tahan. Lantas dia mengulurkan tangannya pada Bintang, seperti apa yang tadi Elang juga lakukan pada gadis itu.

"Gue pulang dulu. Cepet sembuh, cantik! Biar bisa ketemu di sekolahan lagi," ujar Angkasa sembari mengacak rambut Bintang.

Bintang mengernyit bingung dengan perlakuan Angkasa. Setelah melambaikan tangannya, Angkasa benar-benar keluar dari rumah Bintang. Bintang tersenyum tipis melihat tubuh tinggi itu berjalan sedikit melompat-lompat layaknya anak kecil.

Vote+ comment
Salam hangat
EL

See you next chapter
3-5-20

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 121K 53
[PART MASIH LENGKAP] "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan den...
34.1K 2.3K 49
"Adara, ayo move on!" Bukan sebuah ajakan, namun itu perintah. Adara Tsabita, siswi kelas 12 Bahasa 1 yang merupakan ketua jurnalistik yang sebentar...
1.9M 150K 44
Ini tentang Irene, gadis yang selalu dicampakkan oleh kekasihnya. Tidak ada perhatian atau perlakuan manis sedikitpun yang Irene dapatkan. Hanya luka...
2.3M 91.4K 62
Hati-hati dengan yang buat nyaman. Jangan-jangan itu hanya jebakan atau mungkin cuma sebatas permainan dan lebih parahnya lagi sebagai pelampiasan ya...