Perpindahan Jiwa Gadis Penggo...

By jeongsa14

824K 46.6K 3.7K

Serena memiliki hobi yang aneh, gadis itu senang menghancurkan rumah tangga orang lain. Bagi Serena, menghanc... More

01 - Gadis Penggoda
02 - Duplikat Apollo
03 - Kabar Kecelakaan
04 - Hilang Ingatan
05 - Suamiku, ayo mandi
06 - Kamu Mencintaiku?
07 - Pengangguran
08 - Perubahan Sifat Tuan
09 - Karena Tali Bathrobe
10 - Karena Alergi
11 - Memasak
12 - Diluar Angkasa
13 - Teman Latte
14 - Hari Pertama Kuliah
15 - Prof Rayden
16 - Dosenku Suamiku
17 - Sebuah Rumor
18 - Makna Cemburu
19 - Ungkapan Hati Nara
20 - Tanda Dileher
21 - Tamparan Keras
22 - Bertemu Papa
23 - Identitas Serena
24 - Tentang Pelantikan
25 - Diantar Papa
26 - Menuju Acara Pelantikan
27 - Acara Pelantikan
29 - Anak Haram
30 - Postingan Instagram
31 - Kecurigaan Iviana
32 - Prioritas Diatas Prioritas
33 - Ingatan Yang Kembali (1)
34 - Konferensi Pers Mendadak
35 - Jenna Yang Patah Hati
36 - Pilihan Tepat
37 - Indahnya Damai
38 - Pendekatan
39 - Kasus Penembakan
40 - Serena Ovallius
41 - Acara Reuni
42 - Wanita Pertama
43 - Penyesalan Rayden
44 - Sehari Setelahnya
45 - Malam Pertama
46 - Posisi Terbaik
47 - Skin To Skin
48 - Kebenaran
49 - Kemunduran Rayden
50 - Menyerahkan Jabatan
51 - Sydney McKenna
52 - Ketakutan Serena
53 - Jantung Yang Tak Berdebar
54 - Siapa Dalang itu?
55 - Setelah Dua Bulan
56 - Rencana Pernikahan
57 - Nasib Jenna
58 - Keromantisan
59 - Kembali Ke Kediaman
60 - Hari Kebahagiaan
61 - Pengakuan
62 - Mulai Terkuak
63 - Selalu Siap Menunggu
64 - Terungkap
65 - Tanpa Absen
66 - Rencana Iri Dengki
Tersedia Versi Pdf
Beli 2 Pdf Gratis 1

28 - Bukan Yang Pertama

11.9K 713 60
By jeongsa14

"Kita sambut, Presiden Direktur Arter Group yang baru, Tuan Rayden Schuyler De Arter!"

Serena memasang wajah masam, dia berbisik pada Papanya dengan mengatakan ingin ke toilet. Papa sudah mengajukan diri untuk mengantar, tapi anak gadisnya ini menolak dan berkata bisa sendiri. Papa pun membiarkan saja, hitung-hitung supaya anaknya bisa beradaptasi di sini dan di sini juga pastinya aman, Hadrian tidak perlu khawatir.

Di atas panggung, melihat istrinya berjalan menjauhi acara, Rayden bergegas ingin menyusul dan meninggalkan acara. Wilson Arter ingin marah pada putranya yang seenak jidat pergi, tapi dia harus menjaga imagenya di depan semua tamu penting. Dia pun hanya bisa tersenyum sungkan mengingat tentang putranya yang asal pergi.

Mengikuti langkah istrinya dari belakang, Rayden tak bisa menahan senyumnya. Baru beberapa hari tidak bertemu istrinya, kenapa Rayden serasa tidak bertemu bertahun-tahun dengan istrinya? Apa ini yang sering orang-orang sebut sebagai rindu? Entahlah, Rayden hanya terus mengikuti langkah Serena dan Serena yang mulai merasa ada yang tidak beres, menghentikan sejenak langkahnya.

Gadis itu merasa seperti ada yang mengikutinya, instingnya kuat, dia berancang-ancang ingin menendang seseorang yang mengikutinya dengan sepatu haknya. Tepat saat berbalik badan dan ingin menendang dia yang mengikutinya, langsung dia urungkan. "Hubby?"

Rayden tersenyum, pria itu mendekat ke arah Serena. Dia hanya diam di depan Serena sampai Serena berinisiatif memeluknya lebih dulu dengan erat, "Hubby rindu aku ya?"

Bibir Rayden berkedut menahan senyum, rasanya sudah sangat lama tidak melihat tingkah absurd dari istri kecilnya ini. "Hm,"

"Hm aja? Padahal aku juga merindukan Hubby,"

"Terima kasih,"

Serena mendongak tanpa melepas pelukannya juga Rayden yang membalas pelukan istrinya dan enggan melepaskan, "Terima kasih untuk apa?"

"Terima kasih telah merindukan aku," Rayden menundukkan kepalanya agar bisa bersitatap dengan mata indah istrinya.

"Hubby,"

"Iya?" Satu tangan Rayden terangkat, mengusap begitu lembut pipi istrinya yang mungkin merona tanpa bantuan perona pipi.

"Hubby bohong padaku?"

Kening Rayden berkerut, "Bohong? Aku bohong sama kamu?"

"Hubby bilang pengangguran, tapi kenapa bisa jadi Presiden Direktur?"

"Kapan aku pernah bilang kalau aku ini pengangguran?"

Tunggu dulu, iya juga ya. Kata pengangguran kan inisiatif Serena sendiri karena melihat suaminya yang terus menemaninya 24 jam tanpa pergi bekerja, "Jadi Hubby sebenarnya orang kaya? Tidak pengangguran juga?"

"Iya, kamu senang punya suami yang tidak pengangguran?"

"Senang dong! Aku bisa jadi pengangguran kan? Tidak perlu kerja untuk membantu bayar listrik?"

Rayden terkekeh pelan, "Tidak ada yang memintamu bekerja. Tetaplah di rumah, tunggu aku pulang kerja."

"Ay ay Hubby!"

Serena kembali menurunkan kepalanya dan menyandarkan kepalanya di dada bidang sang suami, dia begitu fokus mendengarkan jantung Rayden yang berdebar dengan normal. "Hubby,"

"Iya?"

"Aku bangga, selamat ya atas pelantikan untuk Hubby hari ini. Aku harap, Hubby bisa menjadi pemimpin perusahaan yang baik dan mengayomi."

Serena, andai kamu tahu jika suamimu menikahimu agar dia bisa mendapatkan dukungan penuh untuk menempati kursi presiden direktur di Arter Group, mungkin kamu akan merasakan apa itu kekecewaan. Karena pada dasarnya, Rayden menikahi Serena Yellen bukan karena cinta tapi karena Ayahnya yang memiliki jabatan kuat dan posisi penting di politik mau pun bisnis.

Cekrek.

Telinga tajam Rayden mendengar suara kamera memotret dari arah samping, dia bergegas mengubah posisi dengan mengurung Serena di antara kedua tangannya juga punggung Serena yang membentur dinding. "Hubby?"

"Sstt, ada seseorang yang mengambil gambar. Biarkan hanya aku, kamu jangan sampai terekspos." Rayden berusaha menyembunyikan wajah Serena, sebab Rayden yakin, bukan hanya satu mata-mata yang tengah memantau tapi ada banyak. "Kamu mau kembali ke acara atau tidak?"

Serena berpikir sebentar, "Tidak."

"Kita ke kamar di hotel ini saja, aku gendong kamu dan sembunyikan wajah kamu di dadaku, mengerti?"

"Mengerti!"

Rayden tersenyum, dia melepas jasnya dan memakaikan pada Serena. Setelah itu, Rayden menggendong Serena ala bridal dengan Serena yang menyembunyikan wajahnya di depan dada bidang Rayden. "Kita jalan ya, jangan perlihatkan wajahmu. Paham?"

"Paham, Hubby."

Rayden mulai berjalan, dia menekan tombol di dalam lift agar cepat terbuka, tak lama menunggu, pintu lift pun terbuka. Rayden masuk dan menekan angka secara acak, para wartawan akan terus mengejarnya sampai mereka bisa menguak siapa wanita di dalam pelukannya. Saat lift terbuka di lantai 10, Rayden keluar dan masuk ke dalam tangga darurat menuju lantai 11.

"Kenapa lewat tangga darurat Hubby?"

"Para wartawan akan terus mengejarku, mereka pasti mencari tahu di lantai sepuluh jadi kita pergi ke lantai sebelas."

"Baiklah, aku tidak mengerti."

Rayden tersenyum tipis, dia terus menaiki tangga sambil menggendong Serena. "Hubby seperti hulk,"

"Kenapa seperti hulk?"

"Karena Hubby strong, Hubby sangat kuat menggendong aku sambil menaiki anak tangga."

"Karena kamu ringan,"

"Bagaimana kalau berat badan aku naik dua kali lipat? Hubby akan tetap gendong aku?"

"Kamu yang gendong aku,"

"Kok gitu?"

"Harus simbiosis mutualisme,"

"Ish!"

Rayden hanya menahan senyum, dia tiba di lantai sebelas dan masuk ke dalam salah satu kamar yang memang di siapkan untuknya istirahat jika merasa lelah. Di dalam, Rayden menurunkan Serena di atas ranjang sedangkan dirinya pergi menutup pintu, tak lupa dia melepas dasi yang terasa mencekik, menggulung lengan sebatas siku, dan terakhir melepas 3 kancing teratas.

Di atas ranjang, Serena melepas jas Rayden yang sempat dia kenakan. Gadis itu juga melepas sepatu haknya yang ternyata melukai mata kakinya, dia mencebik dan Rayden menangkap raut wajahnya. "Ada apa?" Rayden melihat Serena yang mengusap kakinya, dia pun berlutut di depan Serena dengan membawa kaki Serena ke atas pahanya.

Dan dia menemukan luka di mata kaki, mungkin karena sepatu hak yang Serena kenakan. "Aku ambil obat sebentar," Rayden berdiri dan mengambil kotak P3K, dia juga kembali membawa kaki Serena ke atas pahanya dengan mengambil kapas dari dalam P3K.

"Hubby mau apa?"

"Luka kamu harus di obati,"

"Ini hanya lecet, Hubby. Tidak perlu di obati, akan sembuh sendiri."

"Tidak ada luka yang bisa benar-benar sembuh sendiri tanpa di obati,"

"Termasuk luka hati yang di khianati?"

Gerakan tangan Rayden terhenti, dia mendongak, menatap Serena yang juga menatapnya. "Kamu pernah di khianati?"

Serena mengangkat bahunya tanda tak tahu, "Aku lupa tapi aku merasa, aku pernah." Serena menjeda sejenak ucapannya, "Hubby. Tolong jangan khianati aku, aku benci di khianati."

"Bagaimana jika kamu yang mengkhianati aku?"

Serena menggeleng tegas, "Itu tidak mungkin. Hubby yang paling sempurna untukku,"

"Tidak ada manusia yang sempurna dan masa depan tidak ada yang tahu, jalani saja oke?"

Di tempat acara, bersama Brandon, Ares memegang gelas berisi sampanye, pria itu menatap sekitar dengan tatapan dingin seperti biasa. Brandon menyadari ada sesuatu yang Ares cari, "Kau mencari siapa?"

"Serena,"

"Dia tidak ada, tadi aku lihat, pergi bersama Rayden."

Ares menghela napasnya, pria itu menaruh gelas ke atas nampan seorang pelayan yang melintas di depannya. "Brandon, apa Serena akan baik-baik saja di sisi Rayden?"

Brandon menatapnya, "Kau masih memikirkan dia?"

"Tidak bisa aku lupakan,"

"Ares, dia masa lalu Rayden dan Serena masa depan Rayden, mereka jelas berbeda juga memiliki porsinya masing-masing."

"Tapi Brandon, aku merasa, Rayden lebih berat pada masa lalunya bukan masa depannya."

"Masa lalu yang bahkan kita tidak tahu siapa dia? Sudahlah, Ares. Jangan di pikirkan,"

"Jangan di pikirkan? Ini masalah Serena! Masalah yang harus kita pikirkan juga, karena aku tidak akan membiarkan Serena terluka gara-gara Rayden."

"Ares, jangan berlebihan."

"Brandon, sekarang gunakan logika. Rayden menikahi Serena bukan sehari dua hari, sudah berbulan-bulan tapi pria itu tidak pernah menyentuh Serena. Karena Serena ...."

"Jangan asal menduga,"

"Aku akan menghubunginya," Ares benci saat ucapannya tak percayai, dia pun menghubungi nomor Rayden, tak butuh waktu lama, panggilan langsung di terima. Ares juga tidak lupa menekan tombol pengeras suara agar Brandon bisa ikut mendengarnya. "Ray,"

"Ya,"

"Alasanmu tak pernah menyentuh Serena bukan karena kau tidak mencintainya kan? Tapi karena Serena bukan gadis pertama untukmu sedangkan Serena mempersiapkan dirinya hanya untukmu agar dirimu menjadi yang pertama,"

Di seberang sana, Rayden terdiam.

***

Wkwk SUKURIN AING GANTUNG!!!

Gimana? Penasaran ga?😳😝

Bukan yang pertama?? Ini maksudnya, Rayden udah enggak perjaka? Duh, gimana ini?😓

Saingan Serena berat berarti, bukan lagi cinta monyet masa lalu tapi cinta yang benar-benar cinta bahkan mereka pernah gituan. Benar kah? Iya kah? SPAM KOMENT BIAR TAHU!!!

Btw, aku baru aja double up loh. Baik kan aku?😋

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 149K 103
Status: Completed ***** Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak dan bela diri. Th...
1.8M 79.6K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
386K 25.2K 62
Sebuah kalimat pertama yang diucapkan Esme Andreas begitu dia sadar adalah, "Mari bercerai, Jason." Esme Andreas telah kehilangan bayi dalam perutny...
43.9K 4.2K 10
Sonia melakukan segalanya sendirian. Ia tidak ingin merusak kebahagiaan orang lain. Semua yang terjadi sebelum ia meninggalkan Jakarta sudah berakhir...