Happy Reading
Happy New Year
🌝
Aera berjalan di sepanjang jalan setapak. Di kanan kirinya banyak bunga sakura berjatuhan. Kedua tangannya menenteng kresek berukuran cukup besar. Hidungnya menghirup udara segar di pagi hari.
Ia terlalu fokus dengan bunga sakura pink yang jatuh di bawah kakinya. Hingga tidak sadar jika seseorang sudah berada di depannya.
"Lo nunduk-nunduk gitu gak pegel apa kepala?"
"Auws!" terlambat sudah, Aera menubruk dada milik seseorang. Rasanya keras tidak seperti miliknya. Tangannya meletakkan kresek ke bawah kemudian mengelus dahinya pelan seraya meringis.
Geram, itu yang dirasakan Aera. Pagi yang indah terasa suram seketika melihat sosok di hadapannya.
"Yaiks! Seketika pagi gue pun menjadi suram!" teriak Aera sengaja tepat di depan muka Renjun.
Pemuda itu terkekeh. Tangannya menarik pinggang Aera agar lebih dekat dengannya. Jarak wajah mereka hanya satu inchi.
"Auw! Maksud lo apa?"
"Jadi cewek yang sopan dikit," ucap Renjun.
Aera meneguk ludahnya. Ia segera mendorong dada Renjun.
"Ck, udahlah! Gue balik dulu!" Aera meraih kresek yang sempat ia letakkan di jalan kemudian segera melangkah cepat.
"Huang Renjun sialan!" seru Aera dengan nada di tekan setelah ia berhasil menjauh dari jangkauan pria itu. Bisa-bisanya di jalanan Jeju seindah ini ia bertemu dengan Renjun. Harusnya ia bertemu dengan pangeran impiannya. Tapi malah bertemu dengan Huang Renjun sialan.
"Tu cewek lucu juga, mana tadi merah wajahnya." Renjun terkekeh kecil. Ia merasa puas bisa mengerjai gadis kecil yang menyebalkan itu, Yoon Aera. Bisa-bisanya ia menemukan gadis itu di pulau Jeju yang cukup asing.
❃❃❃
"Aera pulang," ucap Aera dengan nada lesu. Tak seperti biasanya.
Bumil cantik yang tengah duduk seraya memotong sayuran menatap sang adik dengan heran. Sebelum berangkat belanja tadi Aera sangat ceria. Pulang-pulang wajahnya seperti habis putus cinta.
Pintu kulkas tertutup dengan cara tidak aesthetic. Aera geram, ia meneguk satu mineral botol yang dingin. Berjalan ke arah Karina dan duduk di kursi seberang sang kakak.
"Kenapa sayang?" tegur Karina.
Napas yang tertarik pertanda Aera tengah menahan emosi jiwa. "Kak, masak pagi Aera yang cerah tiba-tiba suram karena ketemu Renjun sialan di jalan!"
Gelak tawa Karina memenuhi dapur. Lagi-lagi Huang Renjun. Ia jadi penasaran seperti apa sosok cowok tengil yang selalu berhasil membuat adiknya kesal itu.
"Yoon Aera, kamu gak boleh gitu loh. Terlalu benci bisa berakhir jadi terlalu cinta nantinya." Karina menatap sang adik dengan serius.
"Gak bakal lah Kak! Secara cowok kek dia udah bikin aku darah tinggi tiap hari. Bisa - bisa aku mati muda kalau jadi jodohnya ntar. Amit-amit!" Aera menolak mentah-mentah peringatan Karina tadi.
Kakaknya hanya bisa memutar bola matanya dan terkekeh. "Okelah, puas-puasin dulu musuhannya. Biar jadi kenangan indah masa tua kalian nanti."
Aera melotot. "Kak Karina ihh! Masak gak ada opsi lain selain bersama dengan dia. Gak akan mungkin terjadi. Pokoknya udah ke blacklist dari hati ini!" Aera sampai menekan dadanya dengan telunjuk. Langkahnya berdentum kesal keluar dari dapur.
Kepala Karina hanya bisa menggeleng. "Dasar anak puber," gumamnya.
❃
Suasana cafe di malam hari sangat ramai. Aera bekerja dengan lancar tanpa hambatan. Meski disitu juga ada Huang Renjun sialan yang tampak sibuk. Sebisa mungkin gadis itu tidak berinteraksi dengan Renjun. Malam ini beruntung karena pelayan tidak hanya dia saja. Dengan pandainya ia merayu eonnie lain untuk berhadapan dengan Renjun saat ada pesanan, karena sekarang Renjun mampu menjadi baristanya. Pemuda itu sebenarnya pandai memasak, jadi baginya membuat kopi tidak harus belajar lama.
Permintaan pengunjung dan para wisatawan yang kian membludak membuat cafe akhirnya baru bisa tutup pukul 00.00 malam. Tersisa dua orang pegawai yang tengah mengepel ruangan demi ruangan.
"Lo kenapa ikut bersihin juga? Mending pulang aja!" kesal Aera saat Renjun membantunya mengepel ruangan yang luas.
"Dih, sewot! Terserah gue lah!" ketus Renjun balik.
Akhirnya mereka mengepel lantai dengan perasaan kesal. Lanjut membersihkan kamar mandi dengan saling melayangkan emosional masing-masing.
"Lo kalau sering marah-marah gitu, gak takut cepet tua apa?" tanya Renjun disela membersihkan kaca wastafel sampai kinclong.
Aera yang tengah menggosok closet auto mengacungkan sikat wc ke arah Renjun. Pria itu berteriak histeris.
"YOON AERA! ITU JOROK!"
Pekerjaan selesai tepat pukul 01.00 dini hari. Ternyata butuh waktu satu jam untuk membersihkan semuanya sampai bersih. Mungkin jika tadi hanya Aera yang membersihkannya perlu waktu 2 jam.
Setelah Aera mengunci pintu cafe, gadis itu melenggang pergi. Renjun mendengus kesal, benar-benar kesal dan darah tinggi berhadapan dengan gadis iblis itu. Sebaliknya Aera juga sangat kesal. Ia berharap cepat sampai rumah agar bisa segera merebahkan dirinya.
Dikarenakan sepeda motornya sedang dalam service di suatu bengkel. Maka Aera berjalan kaki untuk sampai dirumah. Suasana malam yang mencekam cukup membuat ia meneguk ludah. Aera celingukan ke kanan dan kiri. Hanya mendapati angin berhembus dan suara binatang malam seperti kucing garong, jangkrik dan katak.
Aera berhenti sejenak saat memandang jalanan panjang yang di samping kanan kirinya terdapat hutan lepas. Rasanya benar-benar merinding seketika. Ia mengepalkan tangan.
"Yoon Aera, lo pasti bisa!"
Sekuat tenaga Aera berlari menyusuri jalanan seram itu. Ia tidak peduli, terus lurus tanpa tengok kanan ataupun kiri. Sedikit mengumpat karena mendengar suara burung hantu yang mengagetkan.
"Shibbal, jantung gue hampir copot!" umpatnya ngos-ngosan. Jalanan menuju rumahnya benar-benar seperti di film-film psikopat area hutan. You know, wrong turn? Kalau pernah nonton pasti tau gimana jalanannya.
Aera melanjutkan langkahnya yang kini gontai karena berlari cukup kencang. Helaan napas lega berhembus kala ia sudah menginjakan kaki di pekarangan rumahnya.
"Gimana, lo terima tawaran gue kan?" Seseorang menyeringai seraya mengeluarkan sebuah amplop tebal berisi 1 juta won.
"Baik, bos." Dua orang pria berpenampilan mengerikan tersenyum seraya menerima amplop yang menggiurkan tersebut.
To be continue!