Tau gak itu siapa? Ya! Itu suami author 🌝 ganteng kan! ☺🐬❤ dapet salam dari suami aku 🐬❤ semoga kalian sehat selalu. Semoga 2024 besok lebih baik ya ☺❤ semangat menjalani hari. Dan yang utama! Jangan lupa bahagia dan Jaga kesehatan ❤🌝 Inget selalu perkataan Kakakku.
Ya, Kakakku yang imoet ini ☺❤🐇 kata dia. "DON'T SKIP A MEAL!"
Oh iya, Kakaku satunya juga tanya ke kalian. "Apa kalian udah bahagia?" ❤🐯 Deep banget gak sih 🥹🫳
Oh iya Kakakku yang satu ini juga mau ngomong. Kata dia. "Selamat tahun baru, semoga apa yang kalian usahakan terwujud. Pasti bisa! Kudu semangat dan sekuat otot Kakakku yang satu ini ya 🌝 kalau gak kuat sandaran aja ke dia. Nyaman 🌝❤🐕
Lanjut! Yok semangat, nanti dilamar Jisung 🫣 btw dia bilang. " Nuna, mau jadi pendamping hidup Jisung gak?"
Atau. "Kamu mau panggil aku Jisung Oppa dan kita hidup bahagia selamanya?" 😆🐹❤
Terakhir dari Kakakku yang imoet ini yang merupakan tokoh utama dalam cerita ini 😆❤🦊 dikasih wink ☺❤ sama dia selalu bilang. "Lakukanlah segalanya yang terbaik untuk hidupmu."
Happy Reading 🦊❤
"Argh!" Aera mengacak rambutnya. Barusan ada pengunjung yang komplain kalau kopinya terlalu manis. Juga ada pelanggan yang komplain kalau kopinya terlalu banyak creamer.
Hari yang sial karena pegawai yang memiliki anak, suami ataupun istri diizinkan untuk menganbil liburan akhir tahun. Sedangkan yang jomblo menetap. Otak Aera hampir mendidih mendapatkan banyak complain malam ini. Ia segera berjalan menuju tempat barista.
"Huang Renjun! Lo bisa gak sih bikin kopi yang pas! Pengunjung pada komplain coba! Ada yang ke manisan, kebanyakan creamer."
Renjun berdecak kesal. "Gue juga baru pertama kali bikin kopi di cafe anjir! Siapa suruh gue bikin, orang tugas gue bersih-bersih doang! Ya jangan salahin gue!"
"Berisik!" kesal Aera seraya merebut cangkir yang barusan dipegang Renjun. "Ini apa pesenannya?" lanjut gadis itu bertanya. Jujur ia memang bukan pegawai pembuat kopi. Tugasnya adalah perlayan pengunjung, penyiapan fasilitas dan penampung komplain, serta bersih-bersih.
Renjun mengangkat satu alisnya. "Yoon Aera, jangan ngasal! Lo jelas lebih parah dari gue!"
"Udah diem, sekarang lo tugas catet pesenan sama pelayanan pengunjung. Buruan!" Aera segera berkutat membuat kopi pesanan yang semakin menumpuk.
Renjun berdecak kesal. Dari pada ribut dan di lihat banyak pengunjung lebih baik ia segera melakukan pekerjaannya.
Satu jam berlalu, tidak ada yang aneh dan tidak ada komplain lagi. Aera cukup menghela napas lega meski tangannya kram bukan main. Ternyata lelah juga menjadi barista. Belum tuntutan penampilan kopi yang harus sempurna.
"Yoon Aera!" kesal Renjun yang tiba-tiba datang dengan raut emosi.
"Lo naruh garem di kopi pelanggan anjir!"
Aera memejamkan matanya perlahan. "Ya udahlah sini, lo aja yang bikin!"
"Apa!" seru Renjun tak terima.
"Cepetan Njun! Ini makin rame!"
"Argh! Botak lama-lama gue kalau kerja sama lo terus!"
Waktu demi waktu berjalan hingga cafe mereka sudah jam tutup. Keduanya mulai beres-beres. Namun suasana yang harusnya sepi malah terdengar sebaliknya.
"Yoon Aera, lo bisa nata kursi gak sih. Kenapa kebalik gini posisinya?" Renjun si paling simetris sangat tidak suka cara Aera menata kursinya diangkat terbalik.
"Harusnya tu gini!" kesal Renjun menunjukkan cara lain dengan cara di angkat namun sejajar dan rapih.
Berisik, Renjun benar-benar membuat Aera mual malam ini. "Terserah gue! Lo urusin aja kerjaan lo sendiri orang area nya juga udah dibagi!" omel gadis itu lagi.
"Gue kan ngajarin yang bener!"
"Tapi lo ribet anjir! Kita belum bersihin kamar mandi juga!"
Selesai membersihkan area pelanggan. Kini keduanya memasuki area wastafel dan toilet.
"Njun tolong ambilin karbolnya di gudang!" seru Aera.
"Gue takut!" seru Renjun.
Aera berdecak kesal. "Lo cowok njrit! Gak usah banyak alesan."
Dengan hati dongkol setengah mati, Renjun berjalan menuju gudang yang berisi alat kebersihan. Ia meneguk ludahnya dua kali. Serius, Renjun tidak bohong jika dirinya takut.
Plethak!
"Huaaaaaa! Yoon Aera!" teriak Renjun.
Pemuda itu berlari sampai depan pintu toilet kemudian ngos-ngosan seperti orang habis lari maraton.
"Bencong!" ejek Aera.
✥✥✥
"Aera pulang." Gadis itu berucap tak seceria biasanya. Raut mukanya nampak stress juga rambutnya yang agak acak-acakan karena sudah berapa kali ia mengacak rambutnya sepanjang bekerja tadi.
Ekspresi tidak enak gadis itu ditangkap langsung oleh sang kakak. "Are you okay?" tanya Karina.
Empunya melenggang ke arah dapur, mengambil air mineral dingin yang cukup mendinginkan hati dan otaknya yang sedari tadi tegang.
"Gak biasanya kamu kayak gini habis pulang kerja?" Karina menata buah yang dibelikan Aera ke dalam kulkas. Sesekali melihat ekspresi Aera yang dulu sering ia lihat saat pulang sekolah.
"Kakak tau? Iblis sekolah yang dulu sering bikin aku badmood. Masak dia tiba-tiba kerja di cafe!" Aera menggerutu.
Gelak tawa Karina menggema di dapur. Perut buncitnya sampai bergerak karena goncangan tawa. "Maksud kamu, Huang Renjun yang sering kamu ceritain itu?" tanya Karina seraya menutup mulut.
"Argh! Bisa botak aku lama-lama kalau kerja sama dia!" jerit Aera frustasi. Gadis itu segera berlari ke kamar mandi dan mensucikan dirinya dari segala emosi setipis tisu.
❃❃❃
"Woy, Cil! Lo kenapa dah wajah ditekuk gitu. Baru juga kerja dua hari!" seru seorang pemuda yang merupakan kakak sepupu Renjun.
Huang dengan emosi setipis tisu meraih botol mineral dingin dari dalam kulkas kemudian meneguk kasar.
"Gege masih inget gak? Cewek tengil yang sering ngajak gue berantem di Seoul dulu?"
Winwin mengangkat satu alisnya. "Yoon Aera yang cantik itu bukan sih?"
Demi apapun Renjun menyemburkan minuman nya tepat di muka Winwin.
"Anjir lo Njun! Muka gue basah!" seru Winwin seraya berdiri dari posisi wenaknya di sofa.
Sedang adik sepupunya itu tertawa keras. Barusan Winwin mengucapkan kata 'cantik' untuk gadis iblis itu? Renjun benar-benar mual.
"Gege, mungkin kalau lo nikah sama dia. Gue jamin kalian gagal malam pertama!" seru Renjun.
"Syuttt, jaga mulut lo Huang Renjun! Kalau lo yang nikah ama dia nanti baru tau rasa. Pasti lo ngajakin ngewe tiap hari!" Winwin tertawa lebar seraya melanjutkan makan malamnya, yaitu ramen ichiraku kesukaan naruto.
"Bangsat lo Ge!" Renjun melempar botolnya ke arah Winwin. Untungnya botol tersebut sudah kosong jadi tidak pengaruh apapun pada Winwin. Pria itu dengan tenang kembali menikmati ramennya.
Keduanya kini terdiam, melakukan kegiatan masing-masing. Winwin dengan ramennya dan Renjun yang tengah membuat makan malam untuk dirinya.
"Njun," panggil Winwin.
"Hmmm..."
"Lo yakin bakal kabur dan gak ketahuan ayah lo?"
Renjun menghela napas pelan. "Gue udah gak mau lagi berurusan sama ayah. Dan juga, gue udah gak mau hidup ketergantungan sama dia."
"Pada akhirnya gue cuma bakal di kendaliin dia kan? Jadi gue berlepas diri dari sekarang. Gue pengen bebas dan nyari kesuksesan gue sendiri."
Winwin menghela napas pelan. "Oke, gue dukung lo. Kalau mau apa-apa jangan segan bilang ya?"
Bisa dilihat, mata Renjun berkaca-kaca. "Makasih ya, Ge!"
To be continue!
Spam komen dong 😭❤ gue up 4 kali lho hari ini.
Pertama jam 2 pagi tadi. Dan sisanya malem ini 😭❤
Jari gue cukup kriting ❤😭🫂