Dear my sweet readers 💞🦊
Support me with vote and spam comment 🦊💞
I always waiting about your reaction
Happy Reading
Brak!
Seorang gadis berjalan cepat dengan napas memburu kesal. Begitu ia sampai tujuan tangannya langsung menyebar barang-barang yang ia peluk sepanjang jalannya.
Sekumpulan pemuda yang tengah berkumpul di ruangan kaget. Yang pertama karena kehadiran gadis itu dan yang kedua karena sang gadis membuang barang yang mereka yakini tidak akan di tolak oleh sang penerima.
"Maksud kalian apa?"
Semuanya membeku tiba-tiba. Lain halnya dengan Haechan yang tiba-tiba mengguling dari atas meja.
"Emang apa urusan lo?" sewot Renjun.
Lee Yora, sahabat terbaik Aera itu dengan berani mendorong Renjun sampai pemuda bermarga Huang mundur ke belakang. Ia benar-benar marah dan kesal sebab pemuda tengil di sekolahan terus menerus berbuat usil pada Aera. Dan akar permasalahannya terletak pada Renjun.
"Gue emang ikut campur! Tapi setidaknya gue lakuin ini juga demi sahabat gue."
Renjun terkekeh, menatap Yora cukup remeh. Tapi gadis itu sudah tidak ada takutnya sekarang. Ia benar-benar tidak tahan dengan sikap Renjun dan gengnya.
"Jadi ini yang dinamakan sahabat?" decih Renjun.
"Huang Renjun, gue peringati sekali lagi ya. Stop lakuin hal aneh-aneh ke sahabat gue! Apalagi dating dan ciuman gila yang temen-temen lo ini sebutin kemarin."
Mulut Haechan melebar seketika. Bagaimana bisa gadis itu tau soal rencana mereka.
Sedangkan Chenle, Jisung, Jeno dan Jaemin hanya diam menatap keributan itu dengan tampang polos.
"Gimana lo bisa tau soal rencana ini?" tanya Haechan dengan heran.
Yora terkekeh. "Yang jelas, gue bukan orang yang sepolos Aera. Jadi gue berusaha lindungin sahabat gue."
"Inget, kalau kalian aneh-aneh. Terutama lo, Huang Renjun. Bakalan tau sendiri akibatnya!"
Yora berjalan keluar ruangan dengan langkah berdentum emosi.
Sedangkan ke enam pemuda tampan di dalam ruangan memunculkan reaksinya masing-masing.
Haechan masih setia menatap punggung sempit Yora dari kejauhan sana.
"Woah! Dia keren, ckckck!" Kedua tangannya bertepuk tangan banyak kali.
"Gak salah gue nge crush sin dia sejak kelas satu SMA."
Haechan melebarkan matanya tiba-tiba. Ia benar-benar keceplosan. Sumpah ia keceplosan sampai tantrum sendiri. Membawa dirinya memeluk tembok. Sedangkan ke lima temannya saling pandang dengan komuk masing-masing.
"WAH BURUAN CONFESS!" seru mereka kepada Haechan kecuali Renjun yang masih terbawa emosi karena Yora tadi.
Teman-teman lainnya malah berseru girang menyoraki Haechan.
"Confess!"
"Confess!"
"Confess!"
Renjun emosi, kepala rasanya ingin meledak.
"Lo semua bisa diem gak!" kesalnya membuat semua terdiam sambil masih cengengesan.
❖❖❖
Sesuai rencana, sore hari ini sepasang sahabat tampak sedang duduk di sebuah taman pinggir sungai. Kedua kakinya sama-sama selonjoran. Sesekali menoleh ke kanan dan kiri, menyapu seisi pandang sekitar. Terkekeh melihat hal lucu yang tampak random melintas tiba-tiba. Seperti seorang bocah kecil yang menangis akibat latihan sepeda, sepasang kakek dan nenek yang mengumbar keromantisan, dan lainnya.
"Jangan lupa, diminum obatnya." Yora memperingatkan saat Aera dengan asal melahap makanan yang kadar asinnya tinggi. Sebelum wajah Aera membengkak terlebih dahulu Yora memperingati.
Aera terkekeh. "Hehe, hampir aja gue lupa."
Mereka kembali sibuk dengan makanan dan minuman yang mereka beli di foodcourt sebelum bersantai di taman ini.
"Yoon Aera," panggil Yora.
Aera meraih botol minumnya dan meneguk dua pil alergi sekaligus.
"Kenapa?" Dahinya mengerut karena rasa pahit dari obat itu sangat terasa.
"Lo capek gak sih?" tanya Yora lagi.
"Capek kenapa? Gue gak lari maraton tuh."
"Bukan itu," ucap Yora.
Aera berdecak kesal. "Apa sih Yor? Yang jelas!"
Yora terkekeh geli. "Lo gak capek apa musuhan terus sama Huang Renjun?"
"Terus mau lo kita damai gitu? Gak mungkin! Lagian dianya jadi cowok belagu amat."
Yora tidak tahan untuk tidak menceritakan sesuatu pada Aera. Ia takut jika ia menutupi nanti pada akhirnya Aera akan terjebak kebohongan Renjun lagi.
"Ra, mereka lakuin ToD kemarin malem di tempat balapan kakak gue."
Aera mengerutkan kening. "Maksud lo?"
✥✥✥
"Kak Mark mau kemana?" tanya Yora setengah berteriak. Sang kakak baru saja hendak menyelah motor ninja nya.
Mark terkekeh, membalikkan badan sedikit untuk melihat adiknya.
"Ke tempat biasa, kontrol yang keluar masuk. Kamu mau ikut?"
Yora mengangguk, dengan semangat ia berlari menaiki motor tinggi kakaknya. Tanpa disuruh memeluk erat pinggang Mark dari belakang.
Motor besar Mark melenggang, membelah jalanan sepi di malam hari. Pria bermarga Lee itu memiliki sebuah kawasan rute balap yang terkenal di Seoul. Setiap malam rute nya di sewa oleh para pemuda kaya raya dan orang-orang kelas atas yang hobi berbalap ria atau sekedar untuk perkumpulan para geng kelas atas.
Yora berjalan terlebih dahulu memasuki kawasan. Sedangkan Mark memarkirkan motornya. Tak lupa menyapa satpam yang bekerja disitu.
"Eh, tuan Mark. Selamat malam."
"Malam juga Pak, bagaimana keadaan hari ini?" Mark menunduk sopan dengan satpam yang berjaga di depan. Tuan muda Marklee memang sangat sopan meski dengan pegawainya sendiri.
Sementara itu Yora sudah menginjakkan kakinya di kawasan rute balap. Terlihat sangat sepi. Hanya saja ia mendengar tawa menggema pemuda yang tengah berkumpul. Dari kejauhan Yora mengerutkan kening, seperti tidak asing.
"Bosen gue" ucap seseorang dari perkumpulan geng yang bisa Yora lihat dari jarak ia berdiri sekarang.
"Main ToD yok!" Seru suara yang amat familiar di telinga Yora.
Dan semua percakapan bisa terdengar jelas di kuping Yora. Tangan gadis itu mengepal kuat.
To be continue!
Hari ini kalau rame bakal triple update 😋💞
Update pertama tadi malem
Kedua pagi ini barusan
Dan ketiga ntar sore kalau rame yaa wkwkwkwk.
Kalau gak rame ya gak jadi update saya 😋💞
Byebye!
Mwah!