Happy Reading
Gaiss mbok kalian tu spam komen tho ben aku ki semangat nuliseee 😭 berasa feeling lonely reti ra. Wes nulis akeh ra ono sek komen! Tak tunggu komene!
"Yoon Aera! Kamu mau kemana? Sarapan dulu woy!"
Seorang gadis berseragam SMA dengan rambut panjang yang tergerai nampak tergesa menuruni anak tangga rumahnya. Kakak perempuannya yang sedang makan di ruang tengah berteriak kencang kala melihat sang adik langsung berlari keluar rumah tanpa sarapan ataupun berpamitan.
"Aera udah telat, Kak!" teriak Aera sembari menuruni anak tangga.
Sang kakak menghela napas panjang sejenak sebelum melanjutkan sarapannya.
"Shibbal saekiyya! Kenapa gue lupa nyalain alarm?" omel Aera sembari menengok jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Beberapa menit lagi gerbang sekolah di tutup ia segera berlari sekuat tenaga agar bisa masuk ke sekolahnya meski detik-detik terakhir.
"Dia telat lagi?" gumam seseorang di seberang jarak 100 meter melihat seorang gadis yang tengah grusa-grusu dan terlihat panik.
Upacara hari senin telah di mulai. Semua siswa sudah berbaris rapi sesuai kelasnya. Para petugas upacara juga berbaris sesuai dengan posisinya. Kepala sekolah dan jajaran gurupun sudah berbanjar tegak membentang.
Di sela moment itu seorang gadis berjalan mengendap-endap. Masih menggendong tas nya di punggung sembari menunduk. Ia menghela napas pelan kala sudah bergabung dengan barisan teman-teman sekelasnya.
"Kenapa kamu bisa terlambat?" bisik seseorang dari belakang.
Aera menghela napas pelan. "Aku tadi lupa nyalain alarm."
Seseorang yang berbisik di belakangnya berdehem. "Kalau begitu kamu harus berdiri di belakang aula, sekarang!"
Aera memejamkan matanya, ternyata itu adalah guru kelasnya yang memergoki kecurangannya karena telah mengendap-endap masuk dalam barisan padahal sudah sangat terlambat.
Dengan berat hati, Aera akhirnya berjalan menuju pojok belakang Aula. Ia menghela napas berkali-kali karena kesal. Wajahnya semakin masam melihat seorang pemuda berseragam SMA yang juga tengah berdiri namun terlihat santai dengan kedua earphone yang terpasang di telinganya.
"Sejak kapan siswa berprestasi tukang telat?" sindir pemuda itu tanpa melihat wajah Aera.
Gadis bermarga Yoon itu mengepalkan kedua tangannya sembari membuang muka. "Emang lo gak telat? Sok paling bener aja!" ketus Aera.
Huang Renjun terkekeh. Meski ia memiliki kesabaran setipis tisu namun gadis di sebelahnya ini selalu membuatnya puas ketika terlihat emosi.
"Cih!" ejek Renjun.
"Apa lo! Awas aja, besok gue bakalan ngalahin lo di olimpiade akhir bulan ini!" tegas Aera dengan percaya diri sekaligus emosi menggebu-gebu.
Renjun kembali terkekeh. "Oke, besok kita lihat."
Kriiiiiiing!
Aera segera melangkah dengan kaki dihentak-hentak meninggalkan Renjun yang tersenyum puas karena berhasil membuat Aera emosi. Kedepannya ia akan terus membuat gadis itu emosi sampai gadis itu menyerah mungkin.
"Huang Renjun shibbal!" seru Aera setelah jauh dari jangkauan pemuda menyebalkan itu.
❖
"Njun, lo ngapain telat lagi?" heran Haechan teman sekelas Renjun. Sedangkan pemuda bermarga Huang itu tidak mengidahkan perkataan Haechan. Hanya menaruh tasnya kemudian meneguk air mineral botol dengan kasar.
"Hhahhh!" lega Renjun setelah berhasil menghabiskan satu botol air mineral.
Teman satu geng nya hanya saling berpandangan aneh. Haechan mememblekan bibirnya karena ucapannya tidak di gubris oleh Renjun.
"Lo pasti sengaja telat karena Aera juga telat kan?" celetuk Jeno tiba-tiba.
Renjun melotot. "No way! Ngapain juga gue se gabut itu." Pemuda itu bergidik ngeri.
"Lo pasti tadi barusan ngomong sesuatu yang bikin dia emosi?" Kali ini Chenle yang angkat suara membuat Renjun terkekeh.
Suara derap langkah lari bersahutan membuat pembicaraan mereka berhenti sejenak.
"Jglek!" pintu kelas terbuka dengan sangat tidak aesthetic.
"Woyy! Lo semua harus tau apa yang terjadi di mading sekolah. Njun, cepetan! Lo yang paling harus tahu!"
Jaemin dan Jisung tampak ngos-ngosan sembari heboh sesekali menyematkan tawa aneh membuat Renjun mengerutkan kening.
"Buruan Bang Ren! Sebelum tulisan sama gambarnya di hapus."
Renjun tanpa pikir panjang langsung berlari. Entah apa yang sedang terjadi tapi ia memiliki firasat tidak enak.
Sesampainya di koridor mading sekolah banyak siswa yang berkumpul sembari tertawa. Kedatangan Renjun membuat semuanya terdiam. Mereka hanya mampu berbisik-bisik. Renjun semakin mendekat ke arah mading. Ia terdiam melihat sebuah kertas berukuran besar dengan gambar rubah jelek serta tulisan yang membuatnya emosi.
"HUANG RENJUN SI RUBAH JELEK. GUE BAKAL NGALAHIN LO OLIMPIADE BESOK! CAMKAN ITU! DARI GUE YOON AERA YANG CANTIK TIADA TARA!"
(GAMBAR RUBAH JELEK)
Suara gelak tawa menyusul desiran emosi Renjun. Haechan, Jeno, Jaemin, Jisung, dan Chenle tertawa besar dan tengil tepat di belakang Renjun. Di sela itu semua siswa yang berkumpul di sekitaran mereka pun ikut tertawa.
"ANJIR! BISA DIEM GAK LO SEMUA!" teriak Renjun membuat semua auto terdiam. Tuan muda dengan kesabaran setipis tisu sudah mengeluarkan kemurkaannya. Dengan langkah cepat Renjun meluncur mencari satu nama yang benar-benar hendak ia musnahkan sekarang karena mempermalukannya di khalayak umum.
"YOON AERA SHIBBAL!" seru Renjun di sela perjalanannya mencari gadis itu.
Dua orang gadis tengah tertawa di atap sekolah. Terlebih Aera karena ia berhasil mempermalukan Renjun di depan banyak siswa.
"Lo beneran segila itu deh musuhan ama dia!" seru Yora sahabat sejatinya sejak kelas 1 SMA.
Aera meneguk air mineral botolnya dengan puas dan kasar.
"Gue gak peduli, dia juga ngeselin banget. Seenggaknya dia nyerah setelah ini. Gue harap dia menyerah dan mengakui kalau gue lebih hebat bikin dia se emosi itu."
Baru saja Yora hendak melantunkan pembicaraan seketika dirinya terdiam membuat Aera menatap heran. Tangan Yora otomatis menunjuk sosok dengan jarak 10 meter yang tengah menatap tajam Aera sembari mengepalkan tangan.
"Gimana Ra, gawat nih! Dia semarah itu, serem banget sumpah." Yora mendadak pucat pasi.
"Kalau lo takut mendingan pergi deh, gue mau gelut ama dia habis ini. Gue gak peduli gender gue. Pokoknya gue mau berantem sama dia." Aera sudah menggebu-gebu emosinya.
Yora akhirnya berlari meninggalkan dua sejoli yang tak pernah akur sejak kelas 1 SMA.
Dengan berani Aera mendekati Renjun yang sedari tadi memasang wajah yang garang namun tampak tidak mengerikan sama sekali di mata Aera.
"Puas lo!" tekan Renjun dengan nada suara dingin.
Aera mengangguk. "Gue harap lo nyerah habis ini."
"Cih!" decih Renjun menatap Aera remeh.
Aera mengepalkan tangannya dengan kuat. Rasanya ia ingin menghabisi Renjun sekarang juga.
"Huang Renjun! Ayo kita berantem sekarang!" gertak Aera dengan suara cempreng nya yang menggelegar.
Renjun menatap tidak percaya. Pemuda itu tertawa. Gadis kecil di hadapannya tengah menantang dirinya. Bahkan jika ia membungkam Aera sekarang juga gadis itu tidak akan bisa bergerak sedikit pun.
"Lo nantangin gue?"
Aera mengangguk. "Ayo kita berantem. Gue bener-bener udah muak sama lo!"
"Ayo, siapa takut!" tantang Renjun.
To be continue
Kepiye gaisss? Seru gak? Lanjut gak? Nek gak ada yang komen gak lanjut aja lah 😪
SPAM KOMEN!