Chapter 3
Jisung bangun tidur dengan perasaan bersalah, melihat Rara telanjang bulat dalam pelukannya. Semalam, ia benar-benar kehilangan kendali sehingga merenggut keperawanan pacarnya itu.
Setetes air mata keluar dari mata Jisung, pria itu terisak sambil mengelus surai rambut Rara yang berada dalam dekapannya.
"Kamu kenapa nangis?" tanya Rara sambil mendongak, menatap Jisung dengan bingung.
Air mata Jisung semakin mengalir deras. Ia mendekap Rara dengan erat, mengucapkan kata maaf di setiap kecupan yang ia berikan di kepala atas wanitanya.
"Kenapa minta maaf?" tanya Rara dengan ekspresi bingung.
Wanita yang sudah tidak perawan itu menaikkan tubuhnya, agar bisa menjangkau wajah Jisung.
"Kamu gak salah Jisung sayang, lagian aku juga yang semalem ngerengek minta kamu jebolin."
"Lebih baik di jebolin sama kamu, dari pada diperkosa orang selain kamu."
"Aku, bahagia udah jadi milik kamu seutuhnya."
Tangan mungil Rara mengusap lembut air mata Jisung. Pria itu benar-benar menangis sampai sesegukan. Bibir cherry Rara mencium lembut bibir Jisung yang masih terkatup rapat karena meredam tangisan.
"Jisuung, lihat aku!" perintah Rara.
Pandangan Jisung terkunci pada kedua manik mata cokelat indah milik wanitanya, Rara tersenyum manis. Senyuman yang selama ini sangat Jisung sukai. Senyuman yang selalu membuat hati Jisung menghangat dan yakin bahwa wanitanya baik - baik saja. Ia sangat mencintai Rara, lebih dari apapun.
"Coba lihat," Rara menunjuk leher, dada, perut dimana banyak sekali tanda yang Jisung buat.
"Aku suka, soalnya kamu yang bikin semua ini. Rasanya, hatiku melayang!" ucap Rara dengan sangat senang.
Jisung menarik napas dalam - dalam. Ia mengelus sayang punggung polos wanitanya yang dua tahun lebih tua darinya. Tidak masalah banyak cibiran orang tentang hubungannya dengan Rara, tapi Jisung akan terus mempertahankannya.
Bagi Jisung, wanita didalam satu selimut yang sama sekarang ini adalah sebuah bukti. Agar Jisung selalu melindungi dan menyayangi sosoknya.
"Jisung cinta Kak Rara," ungkap pria itu kesekian kalinya. Dan Rara tau itu, pria di hadapannya memang sangat mencintainya. Berkali - kali Rara memintanya untuk putus karena cibiran orang, nyatanya Jisung tetap mempertahankannya.
"Jisung..." lirih Rara melirik Jisung malu - malu.
Pria itu memasang wajah polosnya yang bingung. Bisa ia lihat ekspresi Rara yang persis seperti tadi malam. Namun pagi yang indah, serta bare face Rara yang bersinar itu membuatnya berkali-kali lebih cantik dan membuat Jisung semakin terpesona.
"Kenapa sayang?" bisik Jisung dengan suara beratnya. Ia bahkan mengecup bibir cherry Rara kemudian mengelus pipi lembut wanitanya dengan pelan.
"Ayo, morning sex," ajak Rara dengan mata berbinar.
Tak perlu menunggu lama, Jisung perlahan menegakkan tubuhnya kemudian menindih tubuh polos wanitanya yang menggemaskan itu.
Rara mendesis geli ketika kemaluan Jisung menggesek pusarnya. Ia tersenyum menatap pria tampannya penuh cinta.
Perlahan, tangan besar Jisung mengelus pipi Rara turun pada kedua pundak wanita cantik itu. Kemudian menangkup payudaranya yang lembut dan berisi. Meremas nya perlahan. Membuat Rara memejamkan mata.
Bibir pink pucat milik Jisung meraup lembut bibir cherry milik kekasihnya. Menyalurkan rasa cinta melalui ciuman lembut di pagi hari.
Emhhh ahh
Ohhhh shhh ahhhhh mhhh oughhhh
Kim Rara memejamkan mata, mulutnya terbuka dan napasnya terengah-engah. Mulut hangat Jisung benar-benar memanjakan area lehernya kemudian turun perlahan pada selangkanya. Bisa ia rasakan panas dan nikmat bercampur menjadi satu. Ia sangat senang, Jisung banyak meninggalkan jejak pada tubuh polosnya.
Shhhhh
Anghhhhhhh ouuhhhh Ji- sunghhhh ohhh
Tubuh Rara melengkung ke atas, kala Jisung mulai mengenyot putingnya yang berwarna pink pucat itu. Kanan dan kiri bergantian, Jisung benar-benar adil pada tubuh cantiknya.
Rara mengeluarkan air mata saat Jisung menggigit puting cantiknya dengan pelan. Bukan karena sakit, tapi karena nikmat yang tidak bisa ia utarakan dengan kata-kata.
"Jisunghhh a- akuuu... " lirih Rara dengan mata terpejam merasakan pusat tubuhnya semakin berkedut. Hingga cairan mengalir dari vaginanya. Wanita itu berhasil mencapai orgasmenya.
Ciuman Jisung yang lembut turun menuju perut gadis itu. Tangan Jisung mengelus pinggul Rara yang bergerak ke kanan dan kiri karena geli.
Wajah Rara memerah, ketika Jisung diam diantara selangkangannya.
"Kamu cantik Kak," ucap Jisung memuji keindahan Kakak kelasnya itu.
Rara menggeleng. "Jangan dilihatin terus," rengeknya.
Aaaahhhhhhh....... Ouughhhhhhh
Aaaahhhhh ahhh shhhh ouhhhhhh
Jisuuunggghhhhh
Rara mendesah hebat. Merasakan bagaimana lidah Jisung berputar di pucuk klirotisnya. Tangan Jisung juga mengelus paha Rara sampai gadis itu kegelian dan terengah-engah.
Vaginanya berkedut hebat. Hingga cairan cinta akhirnya membasahi mulut Jisung lagi. Dengan senang hati, pria Park nya itu menelan habis cairan Rara tanpa sisa. Manis sekali rasanya, seperti air gula.
Tubuh Rara lemas, setelah pelepasan. Jisung menegakkan tubuhnya. Pria itu bersiap memasuki Rara lagi dengan benda bercintanya yang bisa menghasilkan masa depan turun temurun.
"Capek sayang?" tanya Jisung melihat Rara menggigit bibir sambil terengah - engah. Sungguh, seksi sekali.
Rara menggeleng. "Masukin Jisung, masukin!" mohonnya dengan mata yang masih terpejam.
Semalam Rara menangis karena Jisung membuang cairannya diluar. Bukan apa - apa, tapi Jisung takut kekasihnya itu hamil. Apalagi dia masih kelas 10 sementara Rara sebentar lagi kuliah.
"Kalau aku hamil, kamu bisa nikahin aku. Lagian kamukan cowok, kalaupun kamu ngehamilin aku. Kamu tetap bisa sekolah. Sementara aku, bisa kuliah sambil hamil anak kita," ungkap Rara panjang lebar.
Mendengar ucapan Rara, membuat pria itu tertegun. Ia semakin jatuh cinta pada kakak kelasnya itu.
Jisung mulai mendorong pelan bendanya yang panjang dan berurat. Masuk menerobos lubang Rara yang sangat sempit.
Aaakhhhhh ahhh shhhh
Ahhh Jisung ohhhhhh
Shhhhh mhhhh
Ahhhhh Kakk Rarahhh hhhh
Plok
Plok
Plok
Plok
Plok
Plok
Plok
Desahan bersahutan di kamar tamu yang sedari tadi malam terdapat adegan panas itu. Jisung dengan semangat memaju mundurkan bokongnya. Sesekali melirik apakah wanitanya kesakitan. Jika Rara terlihat menahan sakit ia akan memelankan gerakannya. Namun jika Rara memohon padanya untuk cepat maka ia lakukan dengan cepat.
Rara sudah orgasme ke sekian kali. Penyatuan mereka sangat becek dan licin akibat cairan Rara.
"Ahhh, ganti posisi," ucap Jisung sembari mencabut kepemilikannya.
"Kalau nungging capek gak kak?" tanya Jisung hati - hati.
Wanitanya tertawa. Entah mengapa Jisung selalu minta izin dulu sebelum berbuat.
Dengan senang hati bokong mulus seksi milik Rara terpampang di hadapan Jisung. Ia menungging membuat Jisung meneguk ludah.
Dengan pelan kedua tangan Jisung memegang bokong lembut milik Rara. Dielus nya dengan pelan sampai wanitanya mendesis tak tahan.
"Ji- sunghh, coba tampar pantat aku 3 kali!" perintah Rara.
Jisung menggeleng, meneguk ludahnya. Bokong sintal Rara yang putih membuatnya tak bisa berpikir jernih.
"Nanti kakak kesakitan," ucapnya pelan.
"Ahhh, cepetan tampaarrr. Aku malah pengen, sampe merah pokoknya! Please Jisung."
PLAK
PLAK
PLAK
Bokong Rara bergetar hebat, wanita itu tertawa senang.
Jisung menuruti kemauan Rara, menampar bokong seksi itu sampai 3 kali. Bisa ia lihat kulit putihnya memerah, dan itu membuat libido Jisung semakin meningkat.
Ahhhhh shhhhhh
Ouhhhhh
Jisuuunghhhhhh ahhhh ini enaaakhhh
Ahhhh ahhh jisuunggghhhh
Ahhh kak raraaa shhhhhh
Oughhhh ahhh jisungghhh cepetinnhh
Ahhh punya jisunghhh kejepit kakkhhh
PLOK PLOK PLOK
CLOP CLOP
PLOK PLOK
CLOP CLOP
Arghhhh
Kak Raaaaa..... Ahhhhh Ji- Jisung mauuuh keluarrr shhhhh
Keluarin didalem pleaseeeeehhh
Crotttt crooottttt
Ahhhhh angetthhhhh
Cairan Jisung keluar sangat banyak. Bahkan sampai tumpah ke atas sprei kasur. Karena lubang Rara tak mampu menampungnya. Keduanya ambruk saling memeluk satu sama lain.
Jisung mencium kening Rara cukup lama. Menyalurkan cintanya yang sangat dalam itu. Wanita dengan perasaan bahagia itu tersenyum.
"Makasih Jisung, aku cinta sama kamu," ungkap Rara lagi.
Jisung mengangguk, senyuman lembutnya tercetak diwajah polos nan tampan miliknya.
"Jisung juga, cinta banget sama Kim Rara. Kak Rara, punya Jisung selamanya ya!" ungkap Jisung sekaligus ketegasan di akhir kalimatnya.
Jiwa liar Rara muncul lagi. Ia bangkit dari posisi tidurnya kemudian menyuruh Jisung duduk. Wanita itu duduk di pangkuan Jisung.
Tanpa basa basi memasukkan kemaluan Jisung yang kembali tegak ke dalam lubangnya.
Angghhhsttttt ahhhhh
Jisung kaget bukan main, namun ia membiarkan wanitanya itu melakukan hal sepuasnya.
Dengan semangat wanita itu menaik turunkan tubuhnya sembari memeluk erat leher Jisung.
Payudara indahnya bergoyang keatas dan kebawah, membuat Jisung tak tahan dan akhirnya melahap salah satunya.
Kedua tangan Jisung membantu Rara naik turun menggenjot penyatuan mereka.
Rara mendongakkan kepalanya ke atas. Mulutnya meracau tidak jelas, matanya terpejam nikmat. Sangat cantik di mata Jisung.
Ahhhhh ahhhh ahh oughhhh shhhh ahh
Mhhhh kak raaaa, ini dalemmhh banget kakkk
Oughhhh shhhh ahhh ii.. Iyaa ini dalemmhh sayaaang ohhh bantuinnn aku biarrr dalem lagiiihhhhh
Shhh oughhhhh punya Jisung di makan kak Rara shhhh oghhh
Plok
Plok
Plok
Plok
Aargghhhhhhhhhh
Crott crotttt crottttt
Tubuh Rara terkulai lemas. Ia tidak tahu mengapa bercinta dengan Jisung bisa senikmat ini. Keduanya ambruk kembali dan saling berpelukan.
"Kak Ra, mau mandi gak? Jisung ngerasa lengket gitu."
Gelak tawa Rara mengudara di kamar dengan nuansa panas tersebut. Ia mengangguk. Merentangkan kedua tangannya. Dan dengan senang hati, Jisung menggendongnya masuk kedalam kamar mandi.
Mereka mandi dengan penuh suka cita.
"I love you Kim Rara," bisik Jisung sensual sembari menjilat telinga Rara.
🐹 My Boyfriend Plain 🐹
The End
Jangan lupa vote komennya yaa!
Terimakasih