AREGA [End]

By kastarasa

75.5K 6.1K 1.9K

‼️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA‼️ Happy Reading 🧡 "Gue suka lo...." "....mulai hari ini lo pacar gue," "Hahaha... More

prolog
01| Di hukum
02| Belajar Bareng?
03| Belajar
04| Suara Emas Alysa
05| Timezone
06| Jadian
07| Hujan.
08| Balapan
09|Jadi Kapan Putus?
10| Karena Pantai Itu Tenang
11| Main Basket Bareng
12| Diga Kenapa?
13| Baikan
14| Kembali ke sekolah
15| Telat
16|Makan Bakso
17| Siapa Dia?
18| Zidan lagi?
19| Dihukum pak Amir
20| Hari pertandingan
21| Rehan Bertengkar
22| Debat calon ketua osis
23| Tragedi Memalukan
24| Hangout
25| Celaka
26| Tawaran Pak Amir
27| Kak Dimas Pembawa Petaka
28| Hari Pertandingan Alysa
29| Adik kelas Centil
30| Rumah Nadila
31| Asep Koma
32| Hadiah kecil
33| Hari Ulang Tahun Diga
34| Devigos
35| Putus?
36| Gavin Bucin Mode On
37| Ketua Basket
38| Balas Dendam
39| Dia sakit apa?
40| Rencana Gavin
41| Tradisi Sekolah
42| Dunia repot
43| Upacara Terakhir.
44| Tuduhan Palsu
45| Serangan Ralax
46|Menguatkan diri
47| Siapa?
48| CCTV
49| Alasan putus
51| Misteri
52| Hari kelulusan
53| Terungkap
54| Kembali Pulang
55| The end
Extra part: Selamat jalan
Surat Kecil dari Arega
INFO!!!!!
COMING SOON?????

50| Curiga

416 21 0
By kastarasa

Budayakan vote dan coment setelah membaca.

Ketiganya menatap dari balik pintu, seorang pria berumur sekitar 30 tahun terbaring tidak sadarkan diri. berbagai alat terhubung ketubuhnya untuk bertahan hiddup.

"Gimana kondisinya sekarang?" Tanya Anton.

"Udah baik, tapi kepalanya aja yang kebentur kemarin," Jawab Diga.

"Gue boleh masuk?,"

Diga mengangguk mengiyakan."Yaa of course,"

Anton berjalan mendekatkan dirinya ke bankar diikuti dengan Diga dan Gavin.
"Keluarganya tau?"

"Gue udah cari informasi tapi gak ada satupun keluarganya yang terdeteksi," Anton mengangguk paham.

"Identitasnya?" Tanya Anton kembali.

Diga menggelengkan kepalanya pelan. "Enggak terdata" Jawab Diga Singkat

Anton lansung menatap terkejut ke arah Diga."Kok bisa?"

"Itu juga buat kita bingung,"

Anton mengangguk paham."Kenapa dia belum sadar?"

"Obat penenang," Jawab Diga singkat.

Anton mengerutkan keningnya memperlihat raut bingung. "Dia bisu sekaligus pecandu, " Tambah Diga yang paham dengan raut bingung milik Anton.

"Gue mau dia dalam keadaan sadar besok," Diga mengangguk paham.

"Buat apaan?" Tanya Gavin bingung.

"Ada yang perlu gue tanyain ke orang ini,"

Gavin semakin menyerngitkan keningnya. "Lo mau nanyain pecandu?" Anton mengangguk menjawab pertanyaan Gavin tadi.

Anton menepuk bahu Diga pelan. "Gue balik dulu," Gavin dan Diga mengangguk mengiyakan.

"Lo juga balik, di depan kan ada yang jaga," Diga kembali mengangguk paham.

Gavin mengecek notifikasi di handphonenya. "Ga, anak-anak ajak kumpul di basecamp," Diga kembali mengangguk dan bangkit dari kursi diikuti Gavin.

Gavin dan Diga masuk dari pintu secara bersamaan, mengundang perhatian dari seluruh mata di sana.

"Dari mana aja lo pada?" Tanya Asep heran.

"Rumah lah," Jawab Diga cuek.

"Kok bisa bareng?" Tanya Asep yang belum merasa puas dengan jawaban Diga.

"Yaa ketemu di depan" Jawab Gavin bohong. Semuanya hanya mengangguk paham.

"Emang kenapa sih?" Tanya Gavin aneh dengan pertanyaan yang di keluarkan Asep. Asep hanya membalas dengan mengendikkan bahunya.

Diga mulai merasakan hawa panas yang membuatnya mulai bercururan keringat. "Kenapa panas banget? Kebanyakan dosa ya lo pada?" Tanyanya dengan mengibaskan tangannya berharap bisa mendinginkan dirinya.

"Sauna gratis kita," Jawab Leo enteng.

Gavin membelalakkan matanya mengira apa yang dikatakan Leo benar. "Sumpah?"

"Enggak bego, Acnya rusak," Tunjuk Asep ke arah Ac yang kini hidup tapi tidak mengeluarkan udara dingin.

"Lo apain Acnya sep?" Tanya Gavin menatap ke arah Ac tersebut.

"Gue mandiin, puas lo?" Jawab Asep kesal.

"Panas banget parah," Leo terus mengipas dirinya sejak tadi.

"Gak kuat deh gue," Leo membuka bajunya hingga bertelanjang dada memperlihat otot perutnya yang tampak kotak-kotak.

"Istigfar neng, aurat," Ucap Asep seolah memberi nasehat ala ibu-ibu.

"Makan tu aurat, gue cowo goblok," Ucap Leo yang melemparkan kausnya mengenai muka Asep.

"Ini baju apa kain lap, bau azab kubur anjir baju lo," Asep kembali melemparkan kaus tersebut kembali ke pemiliknya.

Leo mencium baju miliknya, menurutnya apa yang di katakan asep tidak benar. "Wangi deh perasaan, idung lo aja noh yang kedeketan sama mulut,"

Asep yang tidak terima dengan hinaan yang dikatakan Leo kembali mengeluarkan umpatannya. "Bangsat,"

Diga menajamkan penglihatannya, melihat gambar tato di leher Leo yang tampak asing di matanya. "Sejak kapan lo punya tato yo?

Leo melirik sekilas ke arah Diga."Udah lama, kenapa?" Jawab Leo cuek.

"Seinget gue lo gak punya tato deh,"

"Terus kalo gue buat tato gue harus lapor lo?"

"Yaa enggak sih,"

Asep yang sejak tadi sudah jengah dengan ruangan yang panas di tambah sahabatnya yang sejak tadi terus mengoceh tanpa henti membuat ruangan semakin panas. "Gak ada yang mau manggil tukang service ni?" Tanya Asep frustasi.

"Tengah malam mana ada yang buka bego," Jawab Leo.

"Ngapain ke di sini kalo panas, mending gue balik," Ucap Gavin.

"Yaelah sauna gratis kali Vin, gak solid lo," Ucap Leo.

"Dosa lo kali kebanyakan sep, bisa sepanas ini cobak," Tuduh Leo.

"Setan ya lo, gue mulu yang kena,"

"Bisa diem gak sih?" Tanya Gavin, jengah dengan kelakuan keduanya.

"Kipas angin kan ada di gudang," Usul Rakha.

"Nah iyaa," Jawab Asep bersemangat.

"Kenapa lo gak bilang dari tadi anjir, ketek gue udh banjir gini baru keluar noh ide lo," Rakha hanya mengendikkan bahunya.

Leo memasang raut wajah jijik dengan apa yang dikatakan Asep tadi."Jorok gilak,"

"Yaudah sana ambil kipas anginnya,"

"Kenapa jadi nyuruh gue, bantuin rak,"

"Ogah,"

"Gue ciumin ketek gue nih," Rakha yang semula duduk sambil bermain handphone lansung berdiri tegap menuju ke gudang.

"Widihh, keren juga mantra lo sep,"

"Lo kira gue dukun apa?"

"Mirip sih," Ucap Leo yang di balas dengan acungan jari tengah dari Asep.

******

Diga berdiri di balkon kamarnya dengan secangkir jus jeruk di tangannya, mengingat tato milik Leo yang cukup memililiki kesamaan dengan dikatakan penjaga cctv jalanan tersebut.

Diga mengeluarkan handphone di balik sakunya, mencari nama Gavin di kontaknya.

"Kenapa Ga?"

"Dimana lo?"

"Di rumah, di atas kasur, kenapa? Mau ikutan lo?"

"Ikutan apaan?"

"Tidurnya maksud gue, lagian lo nelfon jam segini. Gue mau sleepcall tau gak lo?"

"Enggak, gue mau ngomong serius,"

"Apan? Mau nembak gue lo?"

"Dengerin dulu bisa gak?"

"Iyaa-iyaa, apaan?"

"Gue gak mau curiga sebenernya, tapi kayanya gue harus nyuruh orang buat ngikutin Leo deh?"

"Karena tato itu? Tapi itu kan leher Ga, bukan di lengan,"

"Itu udah setahun lalu vin, bisa aja bapak itu salah ingat dan ciri-ciri tatonya persis sama, lo gak curiga vin?"

"Leo teman kita Ga,"

"Gue tau dia temen kita, harapan gue pun pelaku ini semua semoga bukan dari kita, gue cuma mau nyeyakinin aja kalo Leo gak terlibat secara lo tau gimana dia ke ralax, itu yang buat gue makin curiga,"

"Oke gue setuju,"

"Besok ketemu di rumah sakit,"

"Okey,"

****

Diga berjalan santai menyusuri koridor rumah sakit menuju sebuah kaar yang beberapa hari ini sering di kunjunginya, tidak lupa Diga juga membalas sapaan dari beberapa perawat atau dokter yang mengenalnya. Diga membuka pintu ruangan tersebut, menemukan Anton dan Gavin yang sudah tiba lebih dulu.

Anton menyodorkan beberapa kertas dengan pulpen di atasnya. "Gue cuma mau kenalan sama lo. Nama gue anton," Tidak ada balasan, pria yang berkisar 30 tahunan itu hanya diam menutup rapat mulutnya, menggaruk pergelangan tangannya seperti orang resah.

Merasa tidak ada pergerakan, Anton berinisiatif membuatkan kopi untuk mencairkan suasana. "Lo suka ngopi?" Anton berjalan membuat dua cangkir di pojok ruangan.

Anton menyodorkan secangkir kopi tapi kembali tidak mendapat respon, Anton hanya menarik nafas pelan, meletakkan kopi tersebut di nakas.

"Ngapain lo malam kemarin di jalan itu? Apa yang lo cari?" Orang tersebut hanya menggeleng mendengar pertanyaan anton, perhatian ketiganya tertuju ke orang tersebut.

"Apa yang lo cari?" Tanya Anton kembali. Orang tersebut kembali menggeleng-geleng.

Anton mencoba menggunakan bahasa isyarat dengan tangannya. "Apa yang lo cari malam itu? Ada sesuatu yang lo cari?" Kembali tidak ada pergerakan. Anton hanya menghembuskan nafas pasrah, perfikir cara apa lagi yang akan di cobanya.

Diga menatap tajam ke arah orang tersebut, sejak tadi rasa sabarnya perlahan terkikis. Bukan ini yang dirinya mau, dirinya ingin jawaban dari pertanyaan yang dicarinya selama sathun ini, dirinya ingin jalan keluar atas kematian Aldi.

Diga bangkit dari kursi, berjalan menuju bankar menarik kerah orang tersebut. "Kenapa lo ke sana anjing?!"

Gavin lansung menarik Diga ke pojok ruangan. "Emosi lo gak akan ngebuat dia ngejawab pertanyaan lo anjing," Bisik Gavin.

Anton mendudukkan dirinya kembali, menggelengkan kepalanya, berusaha memikirkan cara lain untuk membuat orang tersebut menjawab pertanyaannya.

"Kayanya emang gak ada informasi yang bisa di gali dari dia deh," Ucap Anton pasrah.

"Kecuali kalo gue bawa dia ke kantor polisi, mungkin ada jalan di sana,"

"Enggak. Gue udah bilang kan, gue gak mau masalah ini jadi besar sebelum pelakunya ketemu," Jawab Diga cepat, dirinya tidak ingin masalah tersebut masuk ke kantor polisi,

"Gue gak bisa berbuat banyak, tapi gue coba bantu,"

Diga hanya menganggukan kepalanya dengan menunduk ke bawah. Kecewa, Diga kecewa karena mendapat jalan buntu dari hasil pencariannya. "Lakuin apa pun, kita percaya kok sama lo,"

"Pasti ada jalan kok Ga,"

"Semoga Vin,"

Mata Anton terus menatap pria tersebut lekat, mata Anton tanpa sengaja tertuju pada sesuatu.

"Gue butuh dokter bedah sekarang," Ucapan Anton membuat Gavin dan Diga menatap bingung kearahnya.

JANGAN LUPAA COMENT,VOTE AND FOLLOW.

See you next part 🌻

Continue Reading

You'll Also Like

138K 9.8K 48
Ini tentang Galang Alvaz Ganendra, si ketua geng ZAXANO yang paling berpengaruh di SMA Bhakti Dharma. Yang secara tidak sengaja di pertemukan dengan...
ARSEN ✔ By Msa

Teen Fiction

38.4K 1.4K 39
"Arsen Mahardika " seorang bad boy yang irit bicara sekaligus pemimpin geng yang terkenal kejam oleh semua orang.. Bertemu dengan gadis bernama "Mey...
609K 21.4K 50
Judul awal MY POSSESIVE BOYFRIEND 'Arkey' #1-Senior(22/06/19) #2-Senior(28/07/19) #1-Keysha(4/09/20) Aku tau cerita ini udah tamat tapi jangan lupa...
12.6K 1.1K 41
|BELUM REVISI| Hidup Feli berubah setelah bertemu dengan El yang mengklaim bahwa dirinya adalah milik El. Banyak rintangan yang harus di lewati Feli...