AREGA [End]

By kastarasa

75.5K 6.1K 1.9K

‼️FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA‼️ Happy Reading 🧡 "Gue suka lo...." "....mulai hari ini lo pacar gue," "Hahaha... More

prolog
01| Di hukum
02| Belajar Bareng?
03| Belajar
04| Suara Emas Alysa
05| Timezone
06| Jadian
07| Hujan.
08| Balapan
09|Jadi Kapan Putus?
10| Karena Pantai Itu Tenang
11| Main Basket Bareng
12| Diga Kenapa?
13| Baikan
14| Kembali ke sekolah
15| Telat
16|Makan Bakso
17| Siapa Dia?
18| Zidan lagi?
19| Dihukum pak Amir
21| Rehan Bertengkar
22| Debat calon ketua osis
23| Tragedi Memalukan
24| Hangout
25| Celaka
26| Tawaran Pak Amir
27| Kak Dimas Pembawa Petaka
28| Hari Pertandingan Alysa
29| Adik kelas Centil
30| Rumah Nadila
31| Asep Koma
32| Hadiah kecil
33| Hari Ulang Tahun Diga
34| Devigos
35| Putus?
36| Gavin Bucin Mode On
37| Ketua Basket
38| Balas Dendam
39| Dia sakit apa?
40| Rencana Gavin
41| Tradisi Sekolah
42| Dunia repot
43| Upacara Terakhir.
44| Tuduhan Palsu
45| Serangan Ralax
46|Menguatkan diri
47| Siapa?
48| CCTV
49| Alasan putus
50| Curiga
51| Misteri
52| Hari kelulusan
53| Terungkap
54| Kembali Pulang
55| The end
Extra part: Selamat jalan
Surat Kecil dari Arega
INFO!!!!!
COMING SOON?????

20| Hari pertandingan

830 84 27
By kastarasa

Budayakan vote dan coment setelah membaca

Matahari pagi ini tampak berbeda dari biasanya, suasana embun pagi dan perpaduan sinar matahari yang menunjukkan semangat pagi, tentu saja. Ini adalah hari pertandingan Diga.


Alysa terbangun dari tidurnya dan lansung beranjak dari kasur, bersiap untuk pergi ke pertandingan basket Diga di sekolahnya.

"Makannya pelan-pelan sa," Ucap ayah mengingatkan Alysa yang sedang menyantap makanannya seperti orang kelaparan.

" Buru-buru yah," Jawab Alysa yang sudah menghabiskan makannya.

Bunda menatap putrinya dengan geleng-geleng kepala, jika biasanya Alysa sulit di bangunkan tapi ajaibnya gadis itu bangun sendiri pagi ini. "Kamu ini mau kemana sih Sa? Hari minggu bukannya duduk di rumah,"

" Mau ke acara di sekolah Bun" Jawab Alysa yang masih fokus menghabiskan rotinya.

"Kalo acara aja cepet, giliran di bangunin ke sekolah susahnya minta ampun,"

Tidak meneruskan apa yang dikatakan Bunda. Ayah beralih menanyakan pertanyaannya. "Pulang jam berapa?"

"Sore palingan yah," Jawab Alysa.

"Yaudah aku pergi ya ," Ucap Alysa yang lansung berjalan ke luar.

Belum sempat Alysa beranjak dari kursinya, Kanaya menuruni anak tangga dengan masih mengenakan baju tidur, tampaknya gadis itu baru bangun setelah bergadang semalaman mengerjakan tugas.

Kanaya tampak meneliti pakaian Alysa dari ujung kaki hingga kepala. "Mau kemana lo?"

Alysa melirik Kanaya sekilas. "Sekolah," Jawab Alysa sembari menuju rak sepatu dan mengambil sepatunya.

"Pake baju gitu? Kurang cocok kali,"

Lagi-lagi kakaknya tidak berhenti mengomentari cara Alysa berpakaian, menurut Alysa semua orang punya selera berpakaian masing-masing bukan?

"Bukan urusan lo," Setelah mengikat sepatunya Alysa lansung berjalan ke luar rumah.

Setelah berjalan beberapa langkah dari pagar rumahnya, Alysa menemukan Diga yang kini tengah menunggunya dengan menyandarkan tubuhnya di motor.

Langkah Alysa perlahan sampai di samping Diga, bukannya kesal karena menunggu lama. Laki-laki itu justru mengembangkan senyum hangatnya untuk menyambut kehadiran Alysa.

"Tumben lama?"

"Biasa ada sesi tanya jawab dulu," Jawab Alysa yang di angguki Diga karena mengerti jika Alysa keluar pasti ayah atau bundanya akan bertanya panjang lebar tentang mau pergi kemana, untuk apa, dengan siapa, kapan pulangnya.

"Yaudah yuk jalan," Ucap Alysa yang di angguki Diga yang lansung memacu motornya menuju ke sekolah.

Saat tiba di pekarangan sekolah Alysa langsung turun dari motor Diga. Sorot mata Alysa tertuju pada Diga yang kini tampak mengontrol nafasnya, tampak layaknya seseorang yang tengah gugup.

"Nervous, hm?"

Diga menoleh ke Alysa, tersenyum kikuk dan mengangguk. Jujur saja, kini pikiran Diga berfikir entah kemana, disatu sisi dirinya takut jika tidak bisa melakukan yang terbaik, satu sisi Diga juga takut jika hari ini tidak bisa menang.

Alysa berpindah posisi di hadapan Diga. Memegang bahu laki-laki itu, menepuknya dua kali. Menyalurkan semangat yang dimilikinya. "Apapun hasilnya hari ini, kamu pasti bisa, kamu pasti luar biasa,"

Ucapan yakin yang di ucapkan Alysa mampu membuat Diga tersenyum tipis dan yakin. "Makasih,"

Setelah pecakapan singkat keduanya, Alysa berjalan terpisah untuk pergi ke bangku penonton dan Diga pergi untuk mengganti bajunya di ruang ganti.

Alysa lansung bergabung bersama teman-temannya yang sudah menunggunya sejak tadi di sana.

Melihat kehadiran Alysa yang sejak tadi di tunggu, mengundang tatapan tajam Alama. "Lamaa banget sih, di tungguin dari tadi juga,"

"Iyaa maaf-maaf, kaya mau naik angkot aja lo buru-buru," Ucap Alysa yang lansung duduk di samping Alana.

Setelah lumayan lama menunggu akhirnya pertandingan di mulai, dimana Diga memasuki lapangan dengan baju bernomor 16 di sana. Itu tanggal ulang tahun Diga sekaligus tanggal mereka jadian.

Melihat angka 16 yang tertera di nomor punggung Diga, membuat Alysa tersenyum tipis. Katakan jika gadis itu terlalu percaya diri sekarang, tapi tidak bisa dibohongi jika nomor punggung itu berhasil membuat Alysa salah tingkah.

"Mata lo biasa ajaa gila," Ucap Nadila yang memperhatikan Dinda yang sejak tadi dengan tatapan berbinarnya tanpa berkedip melihat ke arah Leo.

"Lo gak liat Leonya gue keren abis?" Ucap Dinda lebay.

Tanpa mengatakan isi kepalanya, semua orang harusnya tau apa yang ingin dikatakan Nadila hanya dari ekspresi gadis itu."Najis,"

Alysa memusatkan perhatiannya pada laki-laki bernomor punggung 16 yang kini sedang mendengarkan pelatihnya dengan wajah fokusnya.

Diga yang mulai memasuki lapangan dengan mendribel bola di tangannya dengan santai dan bertos ria dengan lawannya sebelum pertandingan di mulai.

Saat pertandingan di mulai seperti biasa Diga dengan lincah mengoper bola kesana kemari, merebut bolanya kembali saat berhasil di ambil oleh lawannya dan memasukkannya ke ring dengan tepat sasaran yang membuat seluruh pendukung SMA Nusa Bakti bersorak riang. Diga berhasil mencetak scor dari garis treepoint.

Permainan terus berlanjut hingga di detik-detik terakhir ternyata skor keduanya seri, Diga yang melihat ke papan skor pun tanpa berfikir panjang lansung merebut bola yang di bawa lawannya dan mengoper ke arah Leo dan di detik terakhir Leo berhasil mencetak skornya.

Mata Dinda mengerjap kagum, Leo yang sejak tadi mengoper dan mencetak gol tidak pernah lepas dari matanya. "Gila keren banget,"

Nadila yang berada di samping Dinda reflek menoleh ke arah pandang Dinda, penasaran apa yang membuat gadis itu begitu takjup, ternyata itu Leo yang kini tengah memutar-mutar jerseynya ke atas bak helikopter. Itu jauh dari kata keren."Temen lo?" Tanya Nadila sembari memberi kode yang dibalas gelengan Neysya.

Merasa pembicaraan itu jatuh padanya, Dinda mengerucutkan bibirnya kesal, bukannya kesenangan orang itu bisa berbeda? "Sms deh lo berdua,"

Neysya menyerngit, tidak mengerti maksud Dinda. "Sms apaan?gak ada pulsa gue,"

"Susah melihat orang senang," Jawab Dinda yang lansung berlari ke arah lapangan menemui Leo.

Lagi-lagi Nadila hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Dinda yang tengah di mabuk asmara. "Sarap,"

Ekspresi Dinda tadi kini berbanding terbalik dengan Alysa. Bukannya memberi selamat pada Diga gadis itu hanya duduk tenang di sana. "Lo gak nyamperin Diga Al?"

"Males banget gue," Jawab Alysa saat melihat Diga yang sedang di kerubuni banyak perempuan yang menawarkannya minuman.

"Gue garuk juga nih satu-satu," Ucap Alysa yang menatap ke arah Diga dengan mata elangnya.

"Ga, noh," Ucap Gavin sembari menunjuk Alysa yang kini dengan wajah tak bersahabatnya.

Diga reflek menoleh, Alysa yang kini tengah menatap ke arahnya. Itu situasi yang buruk. "Mampus gue,"

"Semoga selamat ga," Ucap Asep yang mengepalkan tangannya ke atas seolah semangat perjuangan.

Tidak menunggu lebih lama lagi, Diga lansung memotong geromolan orang yang mengelilinginya, tapi lagi-lagi langkahnya tertahan.

"Eh ga, selamat ya," Ucap Maudy saat mereka hendak berjalan ke arah bangku penonton.

"Eh iya thank you dy," Jawab Diga dengan senyum tipisnya.

"Yaudah gue duluan deh ya," Ucap Diga yang lansung kembali berjalan ke arah bangku penonton.

Diga lansung melangkahkan kakinya menuju seorang gadis yang kini menatapnya tajam dari arah bangku penonton.

"Udah?" Tanya Alysa saat Diga duduk tepat di sebelahnya.

"Hah?" Tanya Diga kembali.

"Udah beres sama dayang-dayang kamu?" Tanya Alysa.

Diga terkekeh mendengar pertanyaan tajam dari Alysa. "Hehe gak ada yang aku terima juga kok al,"

"Nih," Ucap Alysa yang menyodorkan air meneral yang sejak tadi di pegangnya.

Diga lansung mengambil dan meneguk air yang Alysa bawa hingga habis.

"Haus banget?" Tanya Alysa heran.

"Engga juga sih, soalnya airnya dari orang spesial ajaa," Ucap Diga.

Diga memang paling ahli membuatnya tersenyum hanya dengan kata-kata sederhana itu. "Nyenye, yaudah yuk pulang,"

"Yuk," Ajak Diga yang lansung berdiri dari duduknya.

"Mau lansung pulang?" Tanya Diga yang di balas anggukan Alysa dan lansung memakai helm yang di berikan Diga padanya.

"Yaudah yuk," Ucap Diga yang lansung menjalankan motornya saat Alysa sudah duduk dengan benar.

Sesampai di kamarnya Alysa lansung menidurkan dirinya tapi tiba-tiba Alysa terbesit untuk kembali membuka akun Maudy, kakak kelasnya tersebut.

Alysa melihat satu persatu postingan di akun Maudy, kemudian kembali membuka sorotan yang bertulisan 'work' dan seketika tangan Alysa terhenti saat melihat wajah Diga yang tersenyum manis di sana, dan ternyata hari dimana Diga membolos latihannya yang pak Amir ketahui Diga menjaganya sakit selama dua hari.

Alysa tak mau berfikir macam-macam dengan foto tersebut, karena menurutnya, Diga mungkin berusaha memperbaiki citranya di mata papanya juga rekan-rekan kantornya dan tertulis di sana dengan sorotan berjudul 'work' yang sudah jelas mereka hanya sebatas urusan pekerjaan.

🌼🌼🌼🌼

Di lain tempat Diga kini tengah berkumpul bersama teman-temannya yang lain untuk menghabiskan waktu merayakan kemenangan mereka.

"Gila laper banget gue," Ucap Asep yang kini mengelus perutnya.

"Berapa bulan neng?" Tanya Gavin yang tiba-tiba bergaya bak wanita.

"Baru tiga bulan," Ucap Asep kembali mengelus perutnya yang mengikuti alur Gavin.

"Bapaknya siapa neng?" Tanya Gavin kembali.

"Nih," Jawab Asep sambil menunjuk ke arah Rakha yang kini membulat kan matanya.

"Najis gila," Ucap Diga yang lansung melempar kulit kacang yang di makannya tepat di dahi Asep.

"Gila ya, punya temen otaknya setengah," Ucap Leo.

"Kurang asem lo," Ucap Asep yang lansung mencomot makanan di hadapannya yang membuat semua yang ada di sana hanya geleng-geleng kepala.

Saat sedang asik berbincang dengan yang lainnya handphone milik Diga berbunyi.

Papa ia calling.....📞

"Ke kantor sekarang," Ucap papa Diga di seberang sana.

"Hm," Jawab Diga singkat dan lansung memutuskan sambungan telfonnya.

"Gue cabut duluan ya," Ucap Diga yang lansung menyambar kunci motor dan jaketnya untuk menuju kantor.

"Yo, gue nitip bawa pulang tas gue ya," Ucap Diga yang di acungi jempol oleh Leo.

Sesampainya di kantor, Diga lansung berjalan menuju ke ruangan papanya di lantai paling atas gedung tersebut.

Suka baca quotes? boleh lansung cek ada Instagram: kastarasa_

JANGAN LUPAA COMENT,VOTE AND FOLLOW.

See you next part 🌻

Next gak nih?

Continue Reading

You'll Also Like

3.6K 1.1K 32
"Rangga!" sapa seseorang dari arah belakang "Hm" "Gak ada niatan gitu buat gandeng tangan aku?" Pinta Gadis Rangga aditya Cowok cool, pintar, dan...
485K 14.6K 50
[SLOW UPDATE] "Aduh ...., kalau jalan itu lihat-lihat dong!!, punya mata kok nggak di pakek, jual aja sana!!" Rena Alexsa Thomas cewek can...
DEVAN By Cikaa

Teen Fiction

18K 1.1K 26
[ HARAP FOLLOW SEBELUM BACA ] Ini tentang Devan Melviano Adithama Laki-laki tampan bak dewa Yunani yang berhati iblis, yang bertemu dengan seorang ga...
ZAFRAEL By Aulia

Teen Fiction

8.1K 895 34
Memilih seorang primadona untuk dijadikan sebagai kekasihnya adalah masalah besar bagi seorang Naviel Aegle. Takdir memang ada di tangan Tuhan, namu...